Pemuka adat melek teknologi
Merdeka.com - Umurnya baru 28 tahun. Namun Abah Ugi sudah menjadi pemuka adat Kasepuhan Ciptagelar sejak enam tahun lalu. Dia menggantikan ayahnya, Abah Anom (Encup Sucipta), meninggal pada 2007.
Abah Ugi mengaku membawahi 568 kampung tersebar di tiga kabupaten, yakni Bogor dan Sukabumi di Jawa Barat serta Lebak di Provinsi Banten. Sebelum menetap di Ciptagelar, leluhurnya berpindah-pindah tempat sesuai wangsit.
Mereka pernah menetap di Ciptarasa. Abah Ugi mengungkapkan ayahnya telah memperoleh wangsit untuk pindah ke Ciptagelar pada 1998. Setelah yakin, baru tiga tahun kemudian Abah Anom bersama keturunan dan pengikutnya menjalankan pesan itu. Pilihannya cuma dua, pindah atau mati dan yang diwajibkan pindah itu cuma delapan keluarga," kata Abah ugi kepada merdeka.com, Ahad pekan lalu. Tapi di luar itu terserah. "Mau pindah boleh, tidak mau juga tidak apa-apa."
-
Siapa yang menemukan sinyal radio? Mengutip dari indy100, Rabu, (08/11), sinyal radio ini merupakan salah satu sinyal besar yang ditangkap oleh teleskop radio SKA Pathfinder Australia.
-
Siapa yang mengusulkan berdirinya stasiun televisi di Indonesia? Tokoh yang tidak bisa dilepaskan dari kehadiran TVRI adalah Maladi, seorang mantan penyiar RRI.
-
Apa peran Radio Rimba Raya? Radio Rimba Raya atau disingkat dengan RRR, merupakan sebuah stasiun radio darurat yang berdiri di dataran tinggi Gayo, tepatnya di Kampung Rimba Raya, Kecamatan Pintu Rime, Kabupaten Bener meriah.RRR ini berada di bawah kendali Tentara Republik Indonesia (TRI) Divisi X/Aceh yang dipimpin oleh Kolonel Husein Yusuf.
-
Siapa yang pertama kali meluncurkan televisi di Indonesia? Indonesia meluncurkan stasiun televisi pertamanya, TVRI, pada tahun 1962.
-
Bagaimana peran media massa di Tegal-Brebes saat perjuangan kemerdekaan? Pada masa perjuangan kemerdekaan, banyak media pers di kawasan ini yang berperan dalam membakar semangat kemerdekaan.
-
Bagaimana cara Stasiun Luar Angkasa menyiarkan langsung? ISS secara langsung menyiarkan tayangan langsungnya, termasuk gambar dari dalam dan luar stasiun.
Ada yang berubah sejak mereka pindah. Menurut Abah Ugi, semasa bermukim di Ciptarasa, warga baru mengenal teknologi sebatas radio pemancar AM. Tapi di Ciptagelar, bukan sekadar sudah ada pemancar FM, mereka telah memiliki stasiun radio diberi nama Ciptagelar Radio.
Bahkan, mereka sudah mendirikan stasiun televisi bernama Ciga TV. Meski begitu, Abah Ugi menegaskan warganya tetap memegang tradisi. "Sejak 1980-an ke bawah, memang tidak ada listrik, teknologi baru masuk paling baterai lalu radio nyalanya tiga bulan sekali," ujar Abah Ugi. Namun ketika ayahnya memimpin, dia mencari tahu bagaimana mendapatkan teknologi baru tanpa mengganggu kehidupan adat.
Abah Ugi menjelaskan pada 1988 ayahnya membuat turbin air dengan kayu blebek buat membangkitkan listrik. Tenaga dihasilkan sekitar tiga ribu watt dan mampu menerangi 50 rumah. Ayahnya membuat itu secara otodidak.
Pada 1990-an, ayahnya membangun ulang pembangkit listrik tenaga air menggunakan dua kincir untuk menerangi dua desa, Sinaresmi dan Sirnagalih. Namun turbin hanya mampu bertahan dua tahun lantaran pemakaian warga melebihi kapasitas. mereka kemudian mendapat bantuan dari Jepang buat membangun turbin mampu menghasilkan 80 ribu watt listrik. Karena sudah lama dan ada yang rusak daya keluar kini hanya setengahnya. Sekarang Desa Sirnagalih sudah masuk listrik dari PLN.
Meski cuma tamatan SMA, Abah Ugi mengaku sudah tertarik soal teknologi sejak SD. Bahkan istri abah, Emak Alit, mengatakan abah sudah bisa merangkai radio sejak SMP kelas tiga dan bikin petasan sedari SD.
Abah Ugi pun memiliki idola selain ayahnya dalam hal teknologi. "Pokoknya yang membangun kemajuan bagi seluruh dunia abah suka, seperti Thomas Alfa Edison dan Graham Bell." (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perkembangan teknologi sejarah di Indonesia dari masa ke masa ini menarik untuk disimak.
Baca SelengkapnyaTransformasi media konvensional ke digital jadi tantangan bagi dunia televisi.
Baca SelengkapnyaPola setiap generasi dalam mengonsumsi jenis siaran favorit berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaKabarnya, tanah di Kampung Cisungsang merupakan titipan dari Raja Sunda yang bersahaja bernama Pangeran Walasungsang.
Baca SelengkapnyaMembangun infrastruktur penyiaran di daerah ini butuh ekstra perjuangan.
Baca SelengkapnyaGrup SCM/EMTEK Kembali mendistribusikan STB terkait dengan penghentian siaran televisi analog atau Analog Switch Off (ASO).
Baca SelengkapnyaHal ini juga membuat media konvensional memiliki redaksi menjadi terdesak, sebab semua orang dapat melaporkan dan mendapatkan informasi melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaBanyak perusahaan yang masih mengandalkan TV sebagai media iklan.
Baca SelengkapnyaDalam riset kali ini KPID menggandeng 4 Universitas untuk membedah berbagai persoalan penting yang ada di Jawa Barat.
Baca Selengkapnya