Salah kaprah menafsir arti khilafah
Merdeka.com - Terimakasih wahai Panglima Pembela Pancasila Muldoko…
Dengan militer di bawah pimpinanmu, terbuka sudah rapuhnya militer kalian.
Dengan aksi pamer kekuatan kalian kemarin, terkuak sudah lemahnya pasukan elit kalian yang selalu kalian bangga-banggakan.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Siapa yang diingetin Ustadz Das'ad? Ustadz Das'ad Latif mengingatkan bahwa praktik suap, terutama dalam Pilkada, dapat memengaruhi keputusan hidup kita dan merusak hati. Uang haram dari suap dapat menjauhkan kita dari khusyuk dalam beribadah dan menghalangi doa agar tidak terkabul.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
-
Siapa yang dianiaya? Yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah, kenapa Devianus Kagoya dianiaya oleh atau tindak kekerasan dilakukan kepada dirinya adalah bahwa Devianus Kogoya itu tertangkap pasca patroli aparat keamanan TNI - Polri.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang sering menjadi target sindiran? Kata-kata sindiran buat pacar yang sering chat sama orang lain.
Wahai Pembela Pancasila TNI…
Dalam segala segi kalian gagal total.
Kalian adalah pendusta hina, bagaimana tidak..!?? UUD kafir yang kalian sembah, namun kalian telah memakannya. Ataukah adik kalian POLRI sudah merengek kpd kalian akan ketidak sanggupannya menghadapi sekelompok Kaum Muslimin yang bersenjata..?? Ya… Mujahidin Indonesia Timur (MIT) adalah bagian dari kaum Muslimin.
Begitu petikan surat ditujukan terhadap Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Moeldoko. Surat berjudul 'Surat Dari Bumi Ribath Kepada TNI Pembela Pancasila", itu diunggah dalam situs Khilafah Dawla Islamiyyah. Tak ada keterangan siapa pengunggah surat tersebut. Namun nama situs itu menegaskan jika pengunggah merupakan anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Santoso.
Jika sebelumnya ada video TNI ditantang oleh ISIS, kini korps tentara kembali ditantang oleh Daulah Islamiyah. Dalam surat tersebut MTI mengatakan tidak takut dengan pasukan dan senjata. "Dan terakhir, mujahidin tidak silau dengan senjata dan tentara kalian, dan setelah ini, pasti kalian mendapat balasan yang tidak kalian harapkan akibat dari perbuatan buruk yang kalian lakukan," begitu kalimat terakhir surat yang diunggah 2 April lalu.
Akhir bulan lalu, Jenderal Moeldoko memberikan keterangan usai menerima kunjungan Duta Besar Amerika Robert O Blake. Dalam keterangannya dia menegaskan jika ISIS tidak boleh berkembang di Indonesia. Sabtu pekan lalu Detasemen Khusus Anti Teror 88 Mabes Polri juga menembak mati Daeng Koro, buronan licin teroris Kelompok Santoso. Daeng Koro alias Sabar Subagio tewas saat baku tembak di Pegunungan Sakina Jaya, Sulawesi Tengah.
"ISIS tidak boleh berkembang, tidak boleh tumbuh di satu wilayah pun di Indonesia, ini sudah menjadi suatu keputusan. Untuk itu TNI akan menggelar latihan dalam jumlah yang relatif besar di Poso, karena saya mewaspadai Poso, saya tidak ingin Poso menjadi tempat yang nyaman bagi tumbuhnya ISIS setelah mereka kembali dari Suriah dan Irak," ujar Moeldoko.
Sejatinya bahaya keberadaan teroris di Indonesia acap kali keluar dari mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Ansyaad Mbai. Kepada merdeka.com, Ansyaad mengatakan jika munculnya dukungan ISIS di Indonesia memang sudah dipantau sejak Januari tahun lalu. Dukungan itu makin kentara ketika bendera ISIS berkibar di pusat Kota Jakarta. Rupanya menurut Ansyaad, munculnya dukungan itu menandakan eksistensi gerakan radikal di Indonesia memang tidak pernah mati.
Dia menjelaskan gerakan radikal sebagai benih teroris di Indonesia ada sejak Indonesia merdeka. "Mereka eksis di Indonesia karena di sana (Suriah) juga eksis," katanya saat dihubungi lewat telepon kemarin.
Dia menegaskan jika jaringan teroris di Indonesia menjadikan siapa saja sebagai musuh jika aksi mereka dihalangi. Terakhir, sejak 2013 teror terhadap Kepolisian makin menjadi. "Mereka akan menjadikan siapa saja musuh tak terkecuali ulama sekali pun," ujar Ansyaad.
Tujuan para teroris di Indonesia sejatinya ialah mendirikan negara Islam yang sesuai syariat Islam. Benih itu muncul ketika pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia. "Mereka ingin mendirikan negara Islam," katanya.
Mantan Wakil Kepala Badan Intelejen Negara, Asad Said Ali mengatakan jika benih-benih teroris di Indonesia memang masih ada. Mereka bakal muncul ketika gerakan radikal di daerah konflik mencuat. Menurutnya aksi teror bakal terjadi kapan saja. "Mereka hanya menunggu momentum baru dan sekarang yang lagi hangat ISIS," katanya saat ditemui di kantornya, bilangan Tebet, Jakarta Selatan.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak tersebut bahkan membuat manuver dan berusaha mengambil alih NU.
Baca SelengkapnyaMantan Menko Polhukam Mahfud MD menyinggung rusaknya pemerintahan, karena ulama yang rusak.
Baca SelengkapnyaIslamophobia juga bisa disebabkan oleh propaganda media yang bertujuan membuat kerusakan.
Baca SelengkapnyaSalah satu praktik yang masih ditemui saat ini adalah terorisme yang berbasis ideologi agama dan kekerasan.
Baca SelengkapnyaGus Yahya menyebut, hanya dengan mengaku kader NU, seseorang bisa menjadi cawapres.
Baca Selengkapnya