Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saya coblos Jokowi, saya coblos Prabowo

Saya coblos Jokowi, saya coblos Prabowo Iwan Fals. ©2015 merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Iwan Fals berbicara banyak saat merdeka.com mewawancarainya pada tanggal 18 Oktober lalu. Mulai dari idenya dalam membuat karya hingga pandangannya soal kerukunan umat beragama di Indonesia saat ini. Tak luput dia juga menegaskan jika sebagai musisi punya penggemar hampir ada di seluruh Indonesia, Iwan Fals tidak memihak siapa pun.

Bukan tanpa sebab. Saban pemilihan umum, Iwan Fals selalu disambangi oleh calon-calon Presiden. Namun Iwan memang dikenal sebagai musisi idealis. Secara tegas dia menjawab jika dirinya netral.

"Kalau saya netral. Bagaimana saya mempertahankan. Saya jawab itu," ujar Iwan Fals saat berbincang dengan merdeka.com di kediamannya, Desa Leuwinanggung, Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat. Bahkan pemilik nama lengkap Virgiawan Listanto ini pada saat Pemilihan Presiden tahun lalu mencoblos dua-duanya.

"Saya coblos Jokowi, saya coblos Prabowo," ujarnya.

Dia pun memberikan pandangannya soal kerukunan umat beragama di Indonesia. Menurut Iwan Fals, kunci kerukunan beragama itu adalah pendidikan. "Jadi pendidikan. Buku kan pintu jendela dunia," kata Iwan Fals.

Berikut petikan wawancara Iwan Fals kepada Arbi Sumandoyo, Mardani dan Juru Foto Dwi Narwoko beberapa waktu lalu.

Banyak orang berjasa di negeri ini tetapi tidak dihargai, bagaimana pandangan Anda ?

Makanya Indonesia kualat, susah maju-maju ya. Susah untuk menerima orang lain. Untuk mengakui keberhasilan orang lain. Menerima keputusan orang lain. Jika itu yang jadi persoalan ya. Mudah-mudahan sih enggak. Tetapi saya percaya tokoh-tokoh itu enggak berharap itu juga. Kerja saja, kenapa juga berharap-harap dihargai juga tidak ingin. Tetapi memang kitanya yang harus tahu diri.

Termasuk banyak pahlawan dihilangkan di dalam buku sejarah ?

Ini saja kita kesulitan untuk keluar dari jerat masa lalu, dari PKI dengan bukan PKI. Masih mutar di situ saja. Orang lain sudah mau diserang sama alien, masih itu saja. Kaya enggak ada kerjaan saja. Saya masih menghormati asongan itu, pedagang asongan. Mereka masih rajin. Bahkan pelacur pun lebih berarti buat keluarganya. Hidup dari hari ke hari, dari pada orang yang nguprek-nguprek masa lalu yang enggak ada kerjaan saja. Kurang gerak. Nanti malah kolesterol. Iyakan. Biarkan saja.

Mungkin memang perih sekali. Ibu saya juga susah melupakan masa lalu. Kalau cerita masa lalu semangat banget itu, dulu ibu mu ini nananana, dulu om mu itu nanananana. Berapa nyawa ilang. Bapak mu itu di Taman Makam Pahlawan. wes... cerita-cerita iya, tetapi ini beda zaman sekarang. Terpenjara pada masa lalu, sementara malah yang ada dendam iya. Masak mana ada orang yang enggak salah sih. Kasih tahu saya. Mana ada? Sama-sama lemah manusia ini. Kena asap saja bingung. Jari kita sakit semua badan pada meriang, jadi enggak tahu ya.

Dulu pernah ada yang ngomong, yang paling penting dalam negara itu bahwa kita punya standar kebahagiaan. Ada ukuran-ukuran kebahagiaan sebuah negara itu ukuran maju apa enggak. Enggak tahu ya itu mengukurnya dari mana, mungkin ahli orang psikologi.

Mungkin perlu banyak tanya sama psikolog itu. Bagaimana sih supaya negara ini bahagia? Kalau bahagia sudah selesai dong. Sudah enggak ada yang miskin. Kaya akan materi. Kalau kaya akan rohani kan lain. Bahkan ada presiden mana itu cuma pakai VW Kodok itu. Amerika Latin atau mana begitu. Ahmadinejad tidur di karpet doang. Jokowi begitu-begitu saja, hitam sama putih doang, belah pinggir juga. Tidak perlu ke salon lagi yang berapa begitu. Ini joke juga.

Prabowo saja cuma naik kuda doang. Mau apalagi coba. Sama istilah kasarnya, jangan belagu gantikan tukang masak saja enggak bisa. Manusia kan bergantung sama orang lain kan?. Jadi bagaimana manajemen benar-benar. Memang selalu ada orang yang tidak suka dengan harmoni. Mungkin itu fungsi setan. Hehehehehehe.

Anda dinilai idealis, bagaimana mempertahankan konsistensi itu ?

Ya jawab saja pertanyaan itu. Kamu berpihak? enggak. Aku netral. Dulu Jokowi dateng ke sini, terus lawannya juga datang, saya terima. Tetapi Dianya enggak punya waktu. Tiba-tiba dianya tidak bisa datang, saya netral. Bahkan pemilu kemarin saya coblos dua-duanya. Saya coblos Jokowi, saya coblos Prabowo. Tetapi kan warga saya tahu, kalau saya ikut pemilu. Masuk TPS. Kalau enggak kan enggak enak. Pas diumumkan cuma satu yang netral, cuman aku. Hehehehehe.

Bukan enggak, saya bingung pilih Jokowi atau Prabowo. Tetapi memang dua-duanya tidak masuk kriteria saya. Saya tidak ngefans. Tetapi sekarang presidennya Jokowi ya sudah sportif dong. Saya sih netral. Tetapi kan masih banyak orang-orang yang enggak sportif. Ya sudah terima saja. Nanti berapa tahun lagi bertarung lagi. Kalau lihat di media sosial kan, pada bully-bully, serem-serem. Tidak sopan. Aduh, baik yang sana maupun yang sini kan berantem.

Kalau saya netral. Bagaimana saya mempertahankan. Saya jawab itu.

Bagaimana Anda membangun hubungan dengan masyarakat di lingkungan anda termasuk juga pesan kepada keluarga ?

Oh ya jalani saja hidup sewajarnya. Kalau ada hajatan saya dateng kalau sempat. Kalau ada yang meninggal saya datang, lalu ada rapat warga saya datang. Itu tadi pemilu mencoblos bareng-bareng, terus perayaan Agustusan. Dulu masih banyak waktu masih sempat bermain catur atau saya ada kelas karate di sini belajar bareng-bareng.

Lalu tentang Yos, Cikal sama Raya itu ya enggak detail-detail banget. Jalani saja sudah. Intinya enggak merugikan orang lain dan loe jangan merugikan gue. Di tengah perjalanan itu ada berantem-berantem ya saya mensyukuri saja. Ini kan proses untuk menjadi satu keluarga yang utuh.

Saya tidak takut dikritik sama anak, 'wah bapak mah cuma ngomong doang'. Itu enggak harus marah. Saya juga enggak takut mengkritik anak juga. Kemarin baru saya kasih tahu anak saya, kebetulan dia sudah mulai puber, mulai bisa diajak ngomong. Eh Ya (Raya Rambu Rabbani). 'Kamu tuh jadi orang harus kuatkan fisik kamu, kuatkan hati, dengan agama dan kesenian, fisik dengan olah raga, otakmu dengan sekolah. Tentu tanya dong, kenapa? Saya jelaskan sama dia. Kapal induk di Cina sudah di laut selatan. Kapal induk amerika sudah ada di Darwin. Kalau ‎suatu saat Cina dan Amerika perang di indonesia, kamu sudah siap fisik dan otakmu. Terus itu ke planet 27 ribu ditemukan. Terus alien mau menyerang ke sini. Kalau sudah kuat otakmu, fisik-mu dan hatimu sudah kuat, aku sudah lega sebagai orang tua, sudah selesai tanggung jawab saya. Dan saya enggak kesalahan. Ngerti gak? Ngerti. Bisanya protes melulu, tumben kemarin enggak.

Sebenarnya dia senang menonton. Kemarin kita menonton film apa tentang planet-planet. Terus dia berpikir kalau kita diserang gimana ya pa? Makanya kita harus latihan fisik kita. Otak kita juga, makanya sekolah yang bener enggak boleh bolos-bolos. Agama dan kesenian juga memperkuat. Ya sudah. Itu pesan saya. Kebetulan ibunya dengar juga kan, saya pikir sekalian. Biar kita sama-sama memperkuat batin kita, fisik kita, ‎ otak kita. Sudah begitu ditambah lagi kan ada program bela negara kan. Wah pemerintah sudah siap-siap bela negara. Kebetulan satu rumah senang olah raga, makanya enggak kaget kita.

Bagaimana pandangan Anda soal kerukunan umat beragama di Indonesia saat ini ?

Kalau kita lihat kemarin di media ya kan ada Tolikara, Aceh singkil, terus Ahmadiyah yang ramai, gereja di Bogor, Bekasi. Kalau soal Islam, enggak usah agama satu ke agama lain. Islam saya dengar ada 72 aliran di dunia. Terus yahudi ada 70 atau berapa. Kristen ada 70 berapa gitu. Tentu masalahkan setiap aliran itu. Apalagi Islam ke Kristen, Kristen ke Budha, Budha ke Hindu, Hindu ke Yahudi. Yahudi ke konghucu sudah pasti bersinggungan.

Pikiran bahwa aku yang terbaik, ya maaf itu menyesatkan. Lalu bagaimana kita mengaku. Kalau kamu bilang terbaik, lalu aku bagaimana? Enggak mau dong. Terbaiklah. Apa mau di terus-teruskan, dimainkan sama orang yang punya kepentingan dari kerusuhan itu. Padahal gusti Allah santai saja. Allah punya semua orang. Lantas kita, 'brengsek loe mainin semua orang' enggak bisa begitu dong. Hak yang diciptakan dengan hak yang Menciptakan, kan beda. Itu rahasia.

Akan lain ceritanya kalau kita mengalami. Tiba-tiba rumah kita di bakar, anak kita istri apa bisa ketawa kaya begini. Sudahlah kita sama-sama tahu soal ini, enggak usah dikipas-kipas lagi. Enggak mau dong orang Hindu dibilang kalah sama orang Islam. Orang Islam enggak mau dibilang kalah. Enggak mau, gila. Dari pada begitu mending kita mati, sahid kok. Ambil yang bisa ke temunya saja, misalnya hormat sama orang tua setuju semuanya. Hormat sama orang lain, setuju semuanya. Kita setia pada ajaran kita, kan setuju. Itu saja. Bukan lantas kita setia pada ajaran kita terus menjelekkan ajaran lain, 'ah loe lain'. Itu anggap saja kesalahan redaksi.

Tetapi bahwa kita menjalankan lima waktu, secara fisik, rohani saya bisa nangis kok. Tuhan tolong dong. Gue nangis sama loe, diketawain gue. Loe kira enggak punya persoalan. Gue nangis sama gusti Allah, kan boleh dong. Itukan bagus.

Bagaimana caranya ya? Biar yang salah redaksi tadi enggak dibesar-besarkan. Kalau enggak di besar-besarkan, anak kecil enggak akan ngerti apa-apa kok. Anak kecil enggak usah disebut begitu, bapaknya disebut saja bisa gigit-gigitan. Saya zaman dulu dibilang bapak saya, bisa berantem. Apalagi soal kaya begitu. Tetapi kan berjalan umur kan, nanti ada kesadaran. Tetapi memang agama kan banyak, di Amerika saja ada tujuh ratus.

Pernah ada satu masa, ada diskusi disatu daerah saya ikut di situ. Daerahnya enggak usah saya sebutkan, apakah ini perlu ditulis apa enggak, terserah. Waktu dulukan ada empat agama, pokoknya Islam, Kristen, Hindu, Budha. Dah. Masuk satu daerah, daerah itu primitif, pemda atau apalah. Pokoknya kalau enggak masuk agama itu dimatiin. Saya mendengarnya serem.Ngeri kan. Tetapi itu cerita benar. Jadi akhirnya dia takut pakai agama aslinya. Misalnya kalimantan, kejawen, sunda wiwitan atau batak parmalim akhirnya takut. Masuklah dipilih salah satu. Seram banget ya. Bagaimana nih. Akhirnya enggak berani. Pada saat orang kepepet agama yang dipilih salah satunya enggak ada artinya. Akhirnya mereka kembali lagi pada kepercayaannya. Masih sama pohon, akhirnya dia akan balik lagi ke pohon. 'pohon saya mau kerja ke kota' tetapi KTP Islam atau Kristen.

Harusnya yang mayoritas melindungi yang minoritas ?

Nah begitu maunya. NU bagus tuh sama Muhammadiyah. Dia budaya-budaya tumbuh. Itu rahasia Allah Hidayah soal keimanan kan. Jadi bisa saja Kiai jadi setan, ustaz jadi enggak bener, bisa saja. Tiba-tiba penjahat jadi kiai. Kalau disuruh pilih kiai jadi penjahat atau penjahat jadi kiai, ya penjahat jadi kiai.

Tetapi itu pun menurut Islam kan. Tetapi itu belum tentu baik untuk Konghucu. Kalau diteruskan kan berantem. Inikan soal keyakinan. Ada benarnya juga Gusdur menghilangkan kolom agama di KTP, kalau enggak salah. Pokoknya kaya begitu-begitu lah. Karena kan pribadi banget itu. Tetapi kan setiap agamakan punya politik untuk mengembangkan siar, bagaimana Islam sebesar-besarnya, kemudian Kristen sebesar-sebesarnya. Itu kan hak untuk berdakwah.

Tetapi kalau ada orang enggak, jangan dipaksa. Begitu pemaksaan terjadi, di sanalah persoalan. Nah bagaimana pemerintah bisa memperkecil ini.

Ahok bagus juga kemarin dia, agama gue emang Protestan tetapi setelah gue jadi gubernur agama saya konstitusi. Enggak ada yang jual. Kitab gue konstitusi. Tetapi gondok juga mendengarnya orang yg memperjuangkan islam, kristen. Karena urusan hati tadi, soal toleransi itu soal kedewasaan. Pertanyaannya berartikan, jawabannya pendidikan. Pendidikan yang benar sehingga masyarakatnya bener. Pendidikan agama yang bener juga, sehingga bisa mengakui agama lain. Yang susah kan itu. Nah Bagaimana pendidikan bener, ya tergantung Anies Baswedan.

Kalau ditanya ke saya, jawaban saya yang terakhir, yang paling klimaks, ya presiden saja bingung soal toleransi, soal asap, bagaimana mengatasi korupsi, apalagi cuma saya yang begini. Ini Joke (bercanda).

Jadi pendidikan. Buku kan pintu jendela dunia, pendidikan manusia ya. Percuma sumber daya bagus cuma, Saya setuju pemikiran pak Anies, harus digarap manusianya tentu alamnya akan dijaga. Singapura punya alam apa sih? Enggak ada, tetapi orangnya. Di sana bisa dagang, perang. Makanya pendidikan. Mungkin dana APBN berapa persen itu harus dinaikan lagi. Kalau perlu dinaikan lagi 50 persen. Nanti ikut semua tuh. Kalau orang berpendidikan, orang yang punya harga diri, kan dari situ kan. Mau dikasih orang kan tidak mau.

Saya pernah ke Jepang dulu, diangkat barang-barang koper sama si petugas airport. Waktu mau kasih tips, dia enggak mau. Arigato. Saya sudah punya gaji. Kalau amerika mah mau.

Ini cerita Gusdur sama clinton naik pesawat terbang, naik pesawat sampe New York itu patung apa? Liberty. Ini liberty. loh kok tahu. Kok saya lihat di atas New York ada itu. Terus terbang ke Perancis, oh di sini ada eifel. Kok tahu. Saya lihat. Gusdur kesal, terus dia keluarkan tangannya, ini di mana nih? Tanah Abang. Kaget dong. Lah ini jam tangan saya ilang. Hehehehehehe sedih banget mendengarnya. Hehehehehehe

Ya pendidikan, pendidikan itu penting. Harus ada komitmen untuk meningkatkan bersama dana pendidikan. Paling berapa tahun sih sekolah, untuk 12 tahun. Ya sudah invest 17 tahun. Terus belajar terus.

Artinya negara ini akan maju ?

Paling enggak dia tahu bener, tahu salah, baik buruk. Sudah deh dan dengan sendirinya bisa membela. Tambahkan saja itu dana pendidikan, 50 persen tuh separuh. Baru dah. Uang mah gampang nanti ikut kok, pintar cari. Percuma kan profesor tetapi maling, tidak ada gunanya. Bisa jadi judul tuh, pendidikan dinaikan 50 persen.

(mdk/arb)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ahok Sebut Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, TKN: Biar Masyarakat yang Menilai
Ahok Sebut Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, TKN: Biar Masyarakat yang Menilai

Kubu Prabowo Gibran saat ini tengah mempersiapkan diri untuk pencoblosan 14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Prabowo Takut Mau Joget: Saya Sudah Dikasih Nilai Rendah Banget Loh
Prabowo Takut Mau Joget: Saya Sudah Dikasih Nilai Rendah Banget Loh

Prabowo merasa tidak sedih diberikan nilai rendah 11 dari 100 oleh capres nomor urut 1 Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya
VIDEO:  KERAS! Jokowi Geram Disebut Lurah Ungkap Saya Presiden Indonesia!
VIDEO: KERAS! Jokowi Geram Disebut Lurah Ungkap Saya Presiden Indonesia!

Presiden Jokowi gregetan disebut dengan julukan Lurah oleh banyak politisi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Respons Kejutan Jokowi Blak-blakan Soal Putusan MK, Gibran Bisa Jadi Cawapres
VIDEO: Respons Kejutan Jokowi Blak-blakan Soal Putusan MK, Gibran Bisa Jadi Cawapres

Jokowi menolak menanggapi soal putusan MK mengenai persyaratan baru capres dan cawapres.

Baca Selengkapnya
Prabowo Jawab Nyinyiran Cuma Jual Jokowi di Kampanye: Aku Timnya, Masa Jualan Orang Lain
Prabowo Jawab Nyinyiran Cuma Jual Jokowi di Kampanye: Aku Timnya, Masa Jualan Orang Lain

"Prabowo bisanya jualan Pak Jokowi saja. Loh aku timnya Jokowi kenapa engga?" kata Prabowo

Baca Selengkapnya
Prabowo Puji Jokowi: Kita Tidak Pernah dalam Hati Saling Benci dan Mengejek
Prabowo Puji Jokowi: Kita Tidak Pernah dalam Hati Saling Benci dan Mengejek

Kendati berseberangan pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo mengaku tak pernah menaruh rasa dendam kepada Jokowi.

Baca Selengkapnya
Ganjar: Saya Tebak Pak Jokowi Pasti Pilih Nomor 2
Ganjar: Saya Tebak Pak Jokowi Pasti Pilih Nomor 2

Ganjar menilai Presiden Jokowi akan memilih pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumingraka.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Bantah Intervensi Menteri di Kabinet Prabowo
VIDEO: Jokowi Bantah Intervensi Menteri di Kabinet Prabowo "Tanya Pak Muzani Saja"

Presiden Jokowi meminta hal tersebut ditanyakan langsung pada Ketua MPR Ahmad Muzani.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Capres Prabowo Singgung Rival: Saya Dulu Lawan Jokowi, Tapi Kita Tidak Pernah Saling Menyakiti
VIDEO: Capres Prabowo Singgung Rival: Saya Dulu Lawan Jokowi, Tapi Kita Tidak Pernah Saling Menyakiti

Namun selama menjadi rival, Prabowo mengatakan keduanya tidak pernah saling menyakiti.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Saya dan Pak Jokowi Tidak Pernah Saling Menyakiti
Prabowo: Saya dan Pak Jokowi Tidak Pernah Saling Menyakiti

"Antara saya dan Pak Jokowi tidak pernah saling menyakiti, Pak Jokowi adalah patriot," kata Prabowo.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Prabowo Bersyukur Presiden Jokowi Tak Diperpanjang: Gue Bisa Enggak Jadi Capres Lagi!
VIDEO: Prabowo Bersyukur Presiden Jokowi Tak Diperpanjang: Gue Bisa Enggak Jadi Capres Lagi!

Prabowo menegaskan bahwa saat ini berada di tim Jokowi, jadi tak masalah jika menjual nama Jokowi.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: Banyak Pemilih Partai Tidak Dukung Capres-Cawapres yang Diusung
Survei Indikator: Banyak Pemilih Partai Tidak Dukung Capres-Cawapres yang Diusung

Sedangkan kalau dilihat dari basis pemilih 2019, pendukung Prabowo-Sandi tidak sepenuhnya mendukung Prabowo di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya