SBY dan Demokrat: tanpa ideologi tanpa visi
Merdeka.com - Ideologi adalah ruh yang mengarahkan partai politik bergerak ke depan. Ideologi adalah pedoman partai politik untuk merespons tuntutan masyarakat. Ideologi adalah posisi, sikap dan tindakan partai politik atas berbagai persoalan.
Jika memang demikian, bagaimana ideologi partai-partai politik kita? Jika ideologi satu partai hampir sama dengan partai yang lain, mengapa mereka tidak berkoalisi? Lalu, bagaimana mengaitkan klaim satu partai atas partai lain bahwa mereka satu ideologi?
Ideologi memang sudah mati. Ini fenomena global menyusul berakhirnya perang dingin. Perbedaan ideologi partai politik di negara-negara Barat pun tidak setajam sebelumnya. Antara Partai Buruh, Partai Konservatif, dan Partai Liberal di Inggris tidak ada pemisah tegas, apalagi antara Partai Republik dengan Partai Demokrat di Amerika Serikat.
-
Bagaimana cara Demokrat dalam menghadapi dinamika politik? Lebih lanjut, Herman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada. Segala kemunginan, ujar dia bisa saja terjadi.
-
Apa inti dari politik? Inti dari politik adalah manusia dan tatanan hidupnya.
-
Bagaimana PKB menentukan sikap politik ke depannya? 'Di PKB mekanisme itu hanya satu pintu lewat Gus Muhaimin, sehingga nanti biasanya Gus Muhaimin langsung mengadakan rapat mengajak kami,' tuturnya
-
Apa yang ingin dihentikan oleh Presiden? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Mengapa Sekretaris Kabinet harus membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan? Sebagai penghubung antara Presiden dengan kementerian dan lembaga pemerintah lainnya, Sekretaris Kabinet bertanggung jawab memastikan bahwa kebijakan pemerintah dapat dilaksanakan dengan efektif dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
-
Kenapa pemimpin perlu fokus pada solusi? 'Pemimpin menghabiskan 5% waktu mereka untuk mengatasi masalah dan 95% waktunya pada solusi.' - Anthony Robbins
Meskipun demikian masyarakat dunia bisa merasakan perbedaan pendekatan antara Partai Konservatif yang dipimpin Margaret Thatcher dengan Partai Buruh yang dipimpin oleh Tony Blair dalam menghadapi isu-isu ekonomi domestik maupun global. Demikian juga dengan apa yang dilakukan Ronald Reagan dari Partai Republik dibandingkan dengan Bill Clinton dari Partai Demokrat.
Adakah kita merasakan perbedaan pendekatan kebijakan ekonomi antara Habibie (Golkar), Gus Dur (PKB), Megawati (PDIP), dan SBY (Demokrat). Untuk Habibie, Gus Dur, dan Mega, mungkin sulit menilai: pertama, masa berkuasanya sangat pendek; kedua, mereka benar-benar menghadapi situasi sulit untuk menyelamatkan ekonomi nasional sehingga mereka sukar menghindar dari tekanan asing: IMF, Bank Dunia, Uni Eropa, AS, dan perusahaan multinasional.
Tapi, bagaimana dengan SBY dan Demokratnya yang berkuasa hampir satu dasawarsa? Di sinilah masalahnya. Habibie berkuasa hanya 1,5 tahun, tapi para pelaku bisnis menyimpulkan adanya Habibienomic dalam pemerintahannya. Sementara itu, sampai saat ini belum muncul kesimpulan adanya semacam SBY-nomic. Ini pertanda bahwa kebijakan ekonomi pemerintahan SBY tidak punya karakter.
Tujuan dan target kabur. Kebijakan diambil lebih karena respons atas situasi yang berkembang, sehingga tujuan dan target yang sudah ditetapkan berubah setiap waktu. Makanya, kita bisa memahami mengapa banyak orang yang ingin kembali ke GBHN-nya Orde Baru. Ya, karena dalam sepuluh tahun terakhir laju bangsa ini tidak jelas ke mana.
Ekonomi memang tumbuh, tetapi jumlah orang miskin tidak berkurang. Indeks gini, yang menjadi tolok ukur untuk melihat tingkat pemerataan ekonomi, dalam sepuluh tahun terakhir kian buruk. Bahkan rencana mengalihkan subsidi barang ke subsidi orang miskin saja, tidak pernah terwujud.
Masalahnya menjadi rumit jika dilihat dari aspek politik. Sepuluh tahun berkuasa, persoalan Papua tidak ada kemajuan. Konflik Aceh memang selesai, tapi orang percaya itu buah kelihaian dan kesungguhan Jusuf Kalla. Malah, SBY mengutak-atik keistimewaan Yogyakarta, yang membuat energi bangsa terbuang sia-sia.
Ketidakjelasan visi politik SBY juga tercermin dalam RUU Partai Politik, RUU Pemilu, RUU Legislatif, dan RUU Pilkada yang diajukan pemerintah ke DPR. RUU Politik diajukan tanpa desain politik jelas, sehingga pemerintah terombang-ambing oleh perdebatan politik yang tidak jelas ujung pangkalnya. SBY membiarkan partai untuk terus mengembangkan politik buruk.
Sebagai petinggi Partai Demokrat, SBY selalu berkampanye soal tata krama politik dan budaya politik santun. Jelas, ini hanya soal penampilan. Sedang substansi politik koruptif dibiarkannya. Makanya, tidak heran jika Anas Urbaningrum yang tutur katanya halus terukur, juga Andi Mallarangeng yang pernyataannya selalu merendah, kelakuannya tidak beda dengan politisi lainnya.
Di sini kita juga melihat kontradiksi-kontradiksi di antara anak buah SBY lainnya. Di satu pihak, Marzuki Alie mengeluhkan Partai Demokrat menjadi korban politik santunnya; di lain pihak Ruhut Sitompul dan Ramadhan Pohan kerap berujar kurang ajar pada pesaing-pesaingnya. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menghadiri peringatan hari konstitusi dan HUT ke-78 MPR.
Baca SelengkapnyaSBY berharap mimpi Demokrat dikabulkan Tuhan Yang Maha Kuasa. Pihaknya akan menemukan baik jalan jalan maupun tempat yang lebih baik.
Baca SelengkapnyaTerlebih, memang ada pihak yang tidak menginginkan Demokrat berada di dalam pemerintahan.
Baca SelengkapnyaSBY mengatakan seluruh kader Demokrat wajib bersyukur dikhianati NasDem dan Anies.
Baca SelengkapnyaMenurut SBY, tidak bisa memilih hanya satu di antara ekonomi dan demokrasi dan mengorbankan yang lainnya.
Baca SelengkapnyaPernyataan itu disampaikan Presiden RI ke 6 itu dalam pidatonya pada pertemuan konsolidasi kader dan calon legislatif dari Partai Demokrat se-Aceh.
Baca SelengkapnyaSBY meminta agar kader Demokrat berjuang di tengah politik pragmatis.
Baca SelengkapnyaSBY meminta kader Demokrat itu tidak bicara dan mendengarkan arahan penting darinya.
Baca SelengkapnyaSBY mengatakan, menjaga demokrasi itu penuh tantangan. Maka untuk menjaga demokrasi tersebut diperlukan perjuangan.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat darurat di Cikeas, Jumat 1 September 2023.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono beri kritik keras ke politisi dan jenderal. Begini isinya.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat darurat di Cikeas, Jumat 1 September 2023.
Baca Selengkapnya