SBY Jengkel Lihat Manuver Surya Paloh dan Anies: Melebihi Batas Moral, It Is Really Ugly
SBY mengatakan seluruh kader Demokrat wajib bersyukur dikhianati NasDem dan Anies.
Namun, kata SBY, seluruh kader Demokrat wajib bersyukur dikhianati NasDem dan Anies.
SBY Jengkel Lihat Manuver Surya Paloh dan Anies: Melebihi Batas Moral, It Is Really Ugly
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan tidak menyangka Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Anies Baswedan meninggalkan Demokrat.
Surya Paloh menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal Cawapres Anies Baswedan.
Menurut SBY, manuver Surya Paloh ini melebihi batas kepatutan dan etika politik. Dia menegaskan, manuver tersebut sangat kasar.
"Saya tidak menyangka kalau tindakan itu sejauh ini, ini melebihi batas kepatutan moral etika politik, ya kasar. Kalau bisa menggunkaan istilah bahasa inggris. It is really ugly,"
kata SBY dalam keterangannya di Cikeas, Bogor Jumat (1/9).
merdeka.com
Namun, kata SBY, seluruh kader Demokrat wajib bersyukur dikhianati NasDem dan Anies. Dia berujar, ada hikmah di balik dinamika politik tersebut.
Pertama, Demokrat telah diselamatkan oleh Allah karena ditinggalkan ketika masih jauh dari masa pendaftaraan Capres-Cawapres.
"Ya memang kita telikung dan ditinggalkan sekarang. Bayangkan kalau ditelikungnya ditinggalkannya kita ini satu dua hari sebelum batas pendaftaraan ke KPU. Bayangkan kayak apa, kita masih ditolong Allah, masih diselamatkan sejarah,"
tegas SBY.
Syukur yang kedua, lanjut SBY, Demokrat diselamatkan karena tidak jadi mendukung Capres atau berkoalisi dengan mereka yang tidak mencerminkan sikap Rasulullah.
Sebab, sikap NasDem dan Anies tidak jujur, tidak bisa dipercaya, tidak amanah dan ingkar.
"Justru kita diselamatkan oleh Tuhan, oleh Allah. Apa yang saya maksudkan kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain, yang kalau kita teladani akhlak pemimpin-pemimpin besar bagi yang beragama Islam, akhlak Rasulullah," tegas Presiden ke-6 RI itu.
"Yang kita rasakan sekarang ini mereka tidak sidiq, tidak jujur, tidak amanah berarti tidak bisa dipercaya dan mengingkari hal-hal yang telah kita disepakati tidak memegang komitmen dan janji-janjinya. Nah sekarang saja tidak sidiq, tidak amanah, tidak memegang komitmen. Bagaimana nanti kalau menjadi pemimpin dengan kekuasan besar akan diapakan," ungkap SBY.
Untuk itu, dia bersyukur Demokrat tidak diizinkan berkoalisi dengan mereka yang terbukti melanggar kesepakatan kerja sama Koalisi Perubahan yang didasari prinsip kesetaraan dan keadilan.
"Bayangkan kalau di masa depan kita punya mitra koalisi yang tidak tunduk, tidak patuh pada kesepakatan yang kita buat bersama. Apalagi kalau mendikte mengatur yang lain termasuk capres, memaksakan kehendak dan tidak menganggap yang lain. Saya kira bukan itu koalisi yang hendak kita bangun," tutup SBY.