Ulah PKS dalam koalisi rapuh
Merdeka.com - Bagi sebagian orang, sikap PKS yang berkeras menolak kenaikan BBM, sangat menjengkelkan. Ini bukan karena mereka setuju kenaikan BBM, tetapi lebih karena sikap tidak konsisten PKS: anggota koalisi pemerintahan SBY-Boediono kok menentang kebijakan yang akan diambil SBY-Boediono.
Meskipun PKS memasang sepanduk di mana-mana, bahwa dari dulu PKS konsisten menolak kanaikan BBM, namun sebagian orang tetap beranggapan: sikap PKS kali ini tidak lain adalah upaya menaikkan citra diri. Maklum, mantan presiden PKS sedang dilanda kasus korupsi, sementara petinggi partai lainnya dalam bidikan KPK.
Tapi bukan masalah yang membelit PKS yang hendak dibahas di sini, tapi soal kerapuhan koalisi pemerintahan SBY-Kalla. Sebab bukan hanya PKS yang pernah merepotkan SBY, tetapi juga partai lain, seperti Partai Golkar, PAN, PPP, dan PKB. Bahkan anggota DPR dari partai koalisi, kadang juga mengganggu koalisi, karena mereka mbalelo, atau tidak mengikuti garis partai untuk mendukung kebijakan SBY-Boediono.
-
Mengapa Negara Serikat lebih rentan terhadap ketidakstabilan politik? Sistem negara serikat mungkin lebih rentan terhadap ketegangan politik antara pemerintah pusat dan negara bagian, serta antara negara bagian itu sendiri, yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan politik atau konflik.
-
Kenapa PKB dibentuk? Pembentukan partai ini diusulkan oleh kaum nahdliyin di berbagai daerah. Pasalnya, banyak warga NU yang ingin agar dibentuknya sebuah badan atau partai politik yang mewadahi aspirasi mereka di seluru pelosok Nusantara.
-
Kenapa Palangka Raya gagal jadi ibu kota? Adapun terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Kota Palangka Raya batal jadi ibu kota Indonesia. Pertama karena sebagian besar tanah di sana merupakan daerah gambut, sehingga kualitasnya akan sangat buruk untuk menunjang pembangunan ibu kota pemerintahan juga kebutuhan air. Kemudian, wilayah tersebut juga jauh dari pelabuhan dan harus memutar ke wilayah Sampit, Kalimantan Tengah dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan dengan jarak masing-masing sekitar 4 jam. Pembangunan di Palangka Raya akan memakan banyak biaya, karena proses perkerasan tanah akan dilakukan berulang-ulang dan memakan waktu yang lama, sehingga pembangunan akan banyak yang tertunda.
-
Siapa Ketua Umum PKB sekarang? Muhaimin Iskandar terpilih menjadi Ketua Umum PKB pada Muktamar II PKB yang digelar pada 16-19 April 2005 di Semarang. Politikus kelahiran Jombang, 24 September 1966 ini masih memimpin PKB hingga sekarang.
-
Kenapa PBB di Jakarta dikorting? Kebijakan ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menciptakan keadilan dan pemerataan dalam pemungutan pajak.
-
Siapa Ketua Dewan Syuro PKB? Diketahui, Ma'ruf Amin kembali dipercaya menjabat Ketua Dewan Syuro DPP PKB berdasarkan hasilMuktamar ke-VI yang digelar di Nusa Dua Bali, Minggu (25/8) lalu.
Mengapa koalisi pendukung pemerintahan SBY-Boediono rapuh? Banyak orang menunjuk karakter kepemimpinan SBY-Boediono sebagai penyebab: sering galau, selalu ragu dan tidak tegas. Soal kepemimpinan lembek ini, SBY-Boediono lebih parah jika dibandingkan dengan SBY-Kalla. Sebab, Kalla bisa berperan sebagai "provokator" buat SBY dalam membuat keputusan, sementara Boediono murni berperan sabagai "pendamping".
Meskipun demikian, toh pada pemerintahan SBY-Kalla juga tampak rapuh. Beberapa partai politik anggota koalisi selalu menghalangi rencana kebijakan yang hendak diambil SBY-Kalla. Mereka mencoba negosiasi dengan SBY-Kalla, sehingga kemudian berkembang politik transaksional. Keputusan yang diambil tidak hanya terlambat, tetapi juga sudah terkurangi derajat tujuan dan targetnya, setelah dikikis transaksi.
Jadi koalisi rapuh, sesungguhnya bukan sekadar masalah SBY yang sering galau, selalu ragu, dan tidak tegas. Lebih dari itu juga karena faktor sistem. Dalam sistem pemerintahan presidensial seharusnya presiden kuat memimpin negara dan menjalankan roda pemerintahan. Kenyataannya dia sering disandera DPR, bahkan oleh anggota DPR yang berasal dari partai politik koalisi pendukung pemerintahan SBY.
Mengapa hal itu terjadi? Mengapa koalisi pendukung pemerintahan selalu kesulitan menghadapi DPR yang mayoritas kursinya dikuasai oleh partai-partai politik pendukung pemerintahan? Mengapa koalisi pendukung pemerintahan rapuh?
Pertama, koalisi partai tidak seideologi, bahwa tidak memiliki kesamaan paltform politik. Ideologi memang salah satu pengikat koalisi, namun jika ideologi partai tidak ada atau tidak sama, koalisi bisa diikat oleh platform politik.
Apakah koalisi partai politik pendukung pemerintahan SBY-Kalla maupun SBY-Boediono memiliki kesamaan platform politik? Jawabnya, tidak. Setelah pemilu legislatif, partai-partai politik berkumpul dan bersepakat mengajukan pasangan calon presiden, dan tidak punya waktu membahas platform politik bersama. Visi misi dan program presiden (jika itu disebut platform politik) digarap sepenuhnya oleh tim kampanye presiden.
Kedua, pembangunan koalisi berlangsung bertahap, sehingga mempengaruhi tingkat kerekatan koalisi. Pertama, partai yang bergabung mengajukan pasangan calon menjelang pemilu presiden putaran pertama. Kedua, partai-partai yang bergabung menjelang putaran kedua, karena pasangan calonnya kalah dalam putaran pertama. Ketiga, partai yang bergabung setelah ditarik pasangan calon yang menang untuk memperkuat penguasaan mayoritas parlemen.
Tentu saja, mereka yang bergabung pada tahap pertama, memiliki loyalitas berbeda dengan yang partai yang bergabung para tahap kedua atau ketiga. Sementara partai-partai yang bergabung lebih belakangan cenderung memainkan perannya sebagai partai "yang paling dibutuhkan" untuk menjaga soliditas pemerintahan.
Ketiga, partai presiden sendiri hanya memiliki kursi sedikit di parlemen, sehingga mereka sangat tergantung kepada partai koalisi. Di sinilah berlaku hukum politik, bahwa partai besar adalah partai yang memiliki 40 persen lebih kursi parlemen, sehingga partai itu bisa mendikte kawan atau lawan.
Jika penguasaan kursi parlemen di bawah 40 persen, maka tidak ada partai besar. Tidak ada partai besar, berarti koalisi lemah. Stabilitas dan soliditas pemerintahan semata hanya karena transaksi. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PKB Bicara Peluang Tiga Poros Koalisi di Pilgub Jakarta, Ini Bocoran Peta Politiknya
Baca SelengkapnyaDemokrat mendapatkan hikmah karena Anies akhirnya memutuskan meninggalkan AHY.
Baca SelengkapnyaSikap PKS memasangkan Anies-Sohibul Iman dinilai sangat berbahaya.
Baca SelengkapnyaLangkah PKS langsung memasangkan Anies dengan Sohibul dinilai akan menutup pintu bagi partai lain untuk bergabung mendukung Anies.
Baca SelengkapnyaSuara Prabowo Subianto diduga bisa gembos karena ditinggal PKB
Baca SelengkapnyaPartai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menolak wacana Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaPolitikus PDIP Deddy Yevry Sitorus menduga PKB sebenarnya tidak nyaman berkoalisi dengan PKS.
Baca SelengkapnyaPKS mengaku partainya konsisten mendorong kerja sama dan kolaborasi.
Baca SelengkapnyaSBY mengatakan seluruh kader Demokrat wajib bersyukur dikhianati NasDem dan Anies.
Baca SelengkapnyaTerlebih, memang ada pihak yang tidak menginginkan Demokrat berada di dalam pemerintahan.
Baca SelengkapnyaPDIP dan PKS punya pengalaman menunjukan kekuatan di parlemen asal konsisten tetap menjadi oposisi dan tidak terlibat dalam pembicaraan bagi-bagi jatah menteri.
Baca Selengkapnya