Doa Sebelum dan Setelah Berhubungan Intim, Panduan Islami untuk Suami Istri
Dalam Islam, hubungan intim antara suami dan istri tidak hanya diperbolehkan, tetapi juga dianggap sebagai salah satu aspek penting.
Dalam ajaran Islam, hubungan intim antara suami istri tidak hanya diizinkan, tetapi juga dianggap sebagai salah satu aspek krusial dalam mempertahankan keharmonisan dalam rumah tangga. Keintiman ini lebih dari sekadar interaksi fisik, ia memiliki nilai ibadah yang tinggi, yang mencerminkan keindahan dan kesucian ikatan pernikahan dalam perspektif Islam.
Melalui hubungan yang sah antara suami dan istri, pasangan dapat menyalurkan hasrat seksual dengan cara yang diridhai oleh Allah, sekaligus membuka jalan untuk mendapatkan keberkahan dan keturunan.Berhubungan badan dalam konteks pernikahan Islam memiliki makna yang jauh lebih dalam, melampaui sekadar aspek biologis.
-
Gimana cara doa sebelum berhubungan? Bacaan doa orgasme ini sebagai salah satu ungkapan pujian dan rasa syukur kepada Allah.
-
Doa apa yang dibaca sebelum berhubungan? Bismillâhil ‘aliyyil ‘azhîm. Allâhummaj‘alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbî. Allâhumma jannibnis syaithâna wa jannibis syaithâna mâ razaqtanî.
-
Apa saja doa yang dibaca saat berhubungan? Bismillahil 'aliyyil 'azhim. Allahummaj'alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbi. Allahumma jannibnis syaithana wa jannibis syaithana ma razaqtani.
-
Kenapa doa sebelum berhubungan penting? Doa sebelum berhubungan intim dapat menjadi momen yang menghubungkan secara spiritual bagi pasangan, memperkuat ikatan emosional dan spiritual mereka.
-
Bagaimana cara membaca doa suami untuk istri? Doa suami untuk istri ini bisa dibaca dan diamalkan setelah selesai salat.
Selain berfungsi sebagai sarana untuk menyalurkan keinginan alami, aktivitas ini juga dianggap sebagai bentuk ibadah yang dapat mendekatkan pasangan kepada Allah SWT. Salah satu anjuran yang ditekankan adalah berdoa sebelum dan sesudah berhubungan badan, seperti yang dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber (14/11).
1. Berdoalah Sebelum Berhubungan Intim sebagai Suami Istri
Melakukan doa sebelum berhubungan intim sangat dianjurkan. Hal ini dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dzar, di mana Rasulullah SAW bersabda: "Dan hubungan intim di antara kalian adalah sedekah." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (disetubuhi) bisa bernilai pahala?" Ia berkata, "Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat tersebut pada yang haram (berzina) bukankah bernilai dosa? Maka sudah sepantasnya meletakkan syahwat tersebut pada yang halal mendatangkan pahala." (HR. Muslim no. 1006).
Dalam konteks ini, suami dan istri disarankan untuk berdoa sebelum melakukan hubungan badan sesuai dengan sunnah. Doa yang dianjurkan sebelum berhubungan intim adalah: Bismillah, Allahumma jannib naassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa. Artinya: "Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami."
Selain itu, ketika suami mengeluarkan air mani, dia juga dianjurkan untuk berdoa. Tujuan dari doa ini adalah agar keturunan yang dihasilkan menjadi baik. Doanya adalah: "Allahummaj'alnuthfatanaa dzurriyyatan thayyibah. Artinya: "Ya Allah jadikanlah nutfah kami ini menjadi keturunan yang baik (saleh)." Dengan demikian, berdoa sebelum dan saat berhubungan intim merupakan bagian dari sunnah yang sangat penting untuk diperhatikan.
2. Doa Setelah Berhubungan Suami Istri
Selain membaca doa sebelum berhubungan intim, umat Muslim juga dianjurkan untuk mengucapkan doa setelah melakukannya. Salah satu doa yang dapat dibaca adalah dengan mengucapkan hamdalah.
Bacaan dalam tulisan Latin adalah Alhamdu lillaahi dzdzii khalaqa minal maa i basyaraa. Artinya adalah "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air mani ini menjadi manusia (keturunan)."
Doa ini mencerminkan rasa syukur kepada Allah atas keajaiban penciptaan manusia dari air mani. Dengan mengucapkan doa ini, kita menegaskan pengakuan kita terhadap kebesaran Allah sebagai Sang Pencipta, yang mampu menciptakan kehidupan dari zuriat yang dihasilkan melalui hubungan suami istri.
3. Adab dalam Berhubungan Intim antara Suami dan Istri
Dikutip dari laman Merdeka.com, terdapat beberapa adab yang perlu dipahami dalam hubungan suami istri. Imam Al-Ghazali, dalam karyanya yang berjudul Al-Adab fid Din, menjelaskan mengenai etika dalam berhubungan suami istri. Ia menyatakan bahwa
"Etika berhubungan badan dengan istri antara lain (1) mengenakan wangi-wangian, (2) menggunakan kata-kata yang lembut, (3) mengekspresikan kasih-mesra, (4) memberikan kecupan menggelora, (5) menunjukkan sayang senantiasa, (6) baca bismillah, (7) tidak melihat kemaluan istri karena konon menurunkan daya penglihatan, (8) mengenakan selimut atau kain (saat bercinta), dan (9) tidak menghadap kiblat," (Lihat Imam Al-Ghazali dalam Al-Adab fid Din, Beirut, Al-Maktabah As-Sya'biyyah, halaman 175).
4. Waktu yang Dianjurkan untuk Berhubungan Suami Istri
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa terdapat beberapa waktu yang disarankan untuk melaksanakan hubungan suami istri. Dianjurkan untuk melakukannya setiap empat hari sekali, atau sesuai dengan kebutuhan pasangan.
Sebagian ulama merekomendasikan agar hubungan intim dilakukan pada hari Jumat, sementara ada juga yang berpendapat bahwa hubungan di awal, tengah, dan akhir bulan adalah makruh. Dalam Islam, terdapat tiga waktu yang sangat dianjurkan untuk berhubungan intim. Waktu-waktu tersebut adalah sebelum salat Subuh, saat waktu Zuhur di siang hari, dan setelah salat Isya di malam hari.
Penjelasan mengenai waktu-waktu ini dapat ditemukan dalam Al-Qur'an, Surat An-Nur Ayat 58 yang Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
5. Setelah Berhubungan, Mandi Wajib sangat Dianjurkan
Setelah melakukan hubungan intim, pasangan suami istri diwajibkan untuk melakukan mandi besar, meskipun tidak terjadi ejakulasi. Syekh Nawawi dalam Kitab Kasyifatus Saja menegaskan bahwa mandi besar tetap menjadi kewajiban setelah berjimak (berhubungan seksual) atau saat kemaluan laki-laki memasuki kemaluan perempuan, baik itu disertai keluarnya sperma atau tidak. Selain itu, mandi besar juga diperlukan apabila sperma keluar karena alasan lain, seperti mimpi basah, onani, atau masturbasi.
Seperti yang dinyatakan oleh Syekh Nawawi: Ketahuilah bahwa keluar mani itu mewajibkan mandi besar, baik karena sebab masuknya kemaluan atau bukan. Kemudian masuknya kemaluan juga mewajibkan mandi, baik keluar mani atau tidak. Dengan kata lain, di antara keduanya ada umum khusus dari satu sisi. Hanya saja, tidak wajib mandi karena sebab mimpi (jimak) kecuali sampai keluar mani. (Syekh Nawawi Al-Bantani, Kasyifatus Saja Syarah Safinatun-Najah, halaman 22) yang dilansir oleh NU Online pada Senin, 1 Mei 2023.
Berikut ini adalah bacaan niat mandi wajib setelah berhubungan suami istri:
Arab Latin: Nawaitul ghusla liraf 'il hadatsil abkari minal jinabati fardhal lillaahi ta'aala.
Artinya: Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari jinabat, fardhu karena Allah Ta'ala.