Irving Langmuir, tokoh berjasa di balik teori isotop pada atom

Merdeka.com - Saat belajar Kimia, kamu pasti sudah nggak asing dengan istilah atom. Kalau bicara tentang atom, maka kita nggak akan bisa melupakan jasa Irving Langmuir. Siapa dia? Yuk simak kisah hidupnya berikut ini.

Irving Langmuir lahir di Brooklyn pada Senin, 31 Januari 1881. Ilmuwan di bidang fisika dan kimia yang berkebangsaan Amerika ini dikenal sebagai peneliti kulit atom sekaligus penemu kawat pijar yang menuntunnya ke penemuan tabung vakum tinggi. Semua kesuksesan ini sudah dirintisnya sejak muda. Langmuir muda punya ketertarikan pada alam dan cara kerjanya.

Langmuir belajar ilmu metal di Sekolah Pertambangan Universitas Columbia dengan gelar Bachelor of Science bidang teknik metalurjik pada tahun 1903. Ia mendapatkan gelar Ph.D. dari Universitas Gottingen, Jerman, dengan meneliti lampu elektrik temuan pembimbing akademiknya, Walther Nernst. Setelah menyelesaikan pendidikan, ia sempat mengajar di Stevens Institute of Technology di New Jersey sebelum akhirnya memulai karir di laboratorium riset General Electric, New York. Di lab inilah Langmuir melakukan penelitian lanjutan dari disertasinya.

Pada masa Perang Dunia I, Langmuir berkontribusi dalam teori atom dan mendalami strukturnya dengan menentukan konsep modern dari kulit terluar atom dan isotop. Tahun 1938, ketertarikan Langmuir beralih ke sains atmosfer dan meteorologi. Penemuannya terkait sirkulasi angin dibawah laut saat ini dikenal sebagai 'sirkulasi Langmuir'.

Berkat kecerdasan dan ketekunannya dalam meneliti, Langmuir di masa hidupnya sukses 'memborong' berbagai penghargaan seperti John Scott Award, Cannizzaro Prize, Medali Perkin, dan yang paling bergengsi adalah Nobel Kimia yang dianugerahkan kepadanya pada tahun 1932. Langmuir menikah dengan Marion Mersereau pada tahun 1912 dan mengadopsi 2 anak. Ia meninggal dunia tahun 1957 di Massachusetts karena serangan jantung. (mdk/iwe)