17 Petinggi tolak tinggalkan Keraton Surakarta
Merdeka.com - Kekhawatiran akan terjadinya gesekan antar keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, hingga Kamis (23/3) malam tak terjadi. Perintah Raja Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi agar 17 petinggi mengosongkan keraton tak digubris. Kerabat raja yang tergabung dalam Lembaga Dewan Adat itu hingga batas waktu pukul 17.00 WIB, tetap bertahan di dalam keraton.
Mereka yang diminta meninggalkan keraton antara lain GRA Koes Murtiyah atau GKR Wandansari alias Gusti Moeng, KP Eddy Wirabhumi, GPH Puger, BRM Sardiatmo Brotodiningrat, KRMH. Satryo Hadinagoro, GKR Retno Dumilah, GKR Galuh Kencono, GKR Timur Rumbai Kusumadewayani yang juga putri sang raja, justru menggelar doa bersama, tahlil dan zikir di Pendopo Sasono Sewoko sekitar pukul 16.00 hingga menjelang Maghrib.
Pimpinan Lembaga Hukum Keraton Kasunanan Surakarta KPH Eddy Wirabumi mengatakan, kegiatan tersebut rutin dilakukan saban malam jumat dan sudah berjalan lebih dari sepuluh tahun. Namun khusus hari ini sengaja dimajukan, karena secara khusus mendoakan saudara dan kerabat keraton yang dinilainya khilaf.
-
Siapa putra mahkota Keraton Surakarta? Putra mahkota Keraton Surakarta, KGPH Purbaya menjadi bahan pembicaraan karena ia disebut melakukan tabrak lari.
-
Siapa saja yang mendapat gelar dari Keraton Surakarta? Berikut Merdeka telah merangkum deretan artis yang juga mendapat gelar spesial dari Keraton Surakarta. Penyanyi solo Rossa mendapatkan gelar spesial dari Keraton Surakarta, Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Sri Rossa Swaraloka. Gelar ini didapat Rossa lantaran dirinya dinilai sangat ahli dibidang bernyanyi. Judika menyandang gelar sebagai KRH Kencananingrat dari Keraton Surakarta. Gelar kehormatan ini didapat Judika lantaran dirinya disebut tak meninggalkan budaya Indonesia selama menjadi penyanyi. Nadine Chandrawinata, mantan Puteri Indonesia 2005 juga mendapat gelar spesial dari Keraton Surakarta. Ia diketahui menyandang status sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggun Diah Kusumaningrum. Kanjeng Mas Ayu Wartaningrum menjadi gelar spesial yang disandang oleh Najwa Shihab. Gelar ini didapat Najwa pada acara ulang tahun naik tahta ke-4 Paku Buwono XIII Sinuhun Tedjowulan, Sabtu, 3 Juli 2010. Selain Najwa Shihab, Soraya Haque juga menerima gelar kehormatan pada acara yang sama. Keduanya sama-sama mendapat gelar dari Keraton Surakarta pada 3 Juli 2010. Syahrini diketahui juga memiliki gelar spesial Keraton Solo, yaitu Kanjeng Mas Ayu. Pengageng Sasana Pustaka, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Puger jadi pemimpin upacara penobatannya kala itu.
-
Apa yang dilakukan Pangeran Kejaksan setelah ditolak? Meski ditolak, ia menerimanya dengan lapang dada. Rotan-rotan akhirnya dihibahkan kepada warga setempat untuk kebutuhan hidup anak cucu mendatang.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas revitalisasi Keraton Surakarta? “September mulai minggu depan sudah tender, target Juni 2024 jadi,“ kata Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming dikutip dari ANTARA pada Selasa (4/7). Gibran mengatakan bahwa revitalisasi Keraton Surakarta akan dimulai dari bagian luar terlebih dahulu, yaitu kawasan Alun-Alun Utara dan Alun-Alun Selatan.
-
Kenapa lamaran Pangeran Kejaksan ditolak? Saat Pangeran Kejaksan hendak melamar putri tersebut menggunakan beberapa batang rotan, lamarannya langsung ditolak. Ini karena, Pangeran Kejaksan membawa rotan kurang dua buah yang telah dijanjikan.
-
Siapa yang menolak dinasti politik? Abu Bakar pun turut menolak secara tegas konsep dinasti politik. Hal ini terlihat dari ungkapan Abu Bakar menjelang wafatnya.
"Secara khusus kami doakan agar mereka segera mendapatkan hidayah dan kembali menjadi keluarga yang baik," ujar Eddy Wirabumi usai doa bersama, Kamis (23/3) malam.
Menanggapi permintaan pengosongan keraton oleh Raja PB XIII melalui Tim Lima (Panca Narendra), dia menilai perintah tersebut bertentangan dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 23 Tahun 1988, angger angger (aturan) keraton, dan Undang Undang.
Eddy menguraikan, dalam Keppres dikatakan bahwa tanah dan bangunan dikaksud adalah milik Kasunanan Surakarta. Sehingga sebagai representasinya adalah keturunan Raja PB II sampai PB XIII.
"Ini yang disuruh pergi adalah keturunan PB II hingga PB XIII, termasuk anak PB XIII sendiri," ucapnya.
Dia menilai perintah pengosongan tersebut bertentangan dengan Keppres. "Keraton bukan milik Sinuhun (raja) tetapi milik Kasunanan. Yang disuruh pergi keturunanannya. Bagaimana itu?," tandasnya.
Lebih lanjut Eddy mengemukakan, perintah pengosongan juga dinilai bertentangan dengan angger angger. Dalam angger-angger, lanjut dia, keraton wajib memelihara janda sampai meninggal dunia. Namun di dalam keraton terdapat lima janda yang juga diminta untuk pergi. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di masa itu, tukang parkir jadi profesi formal layaknya para petugas berwenang yang berseragam.
Baca Selengkapnya1.000 tumpeng dibawa ke Sriwedari untuk diserahkan Pemkot Solo. Usai didoakan para ulama keraton, tumpeng dibagikan ke masyarakat.
Baca SelengkapnyaPresiden Soeharto bekukan Bea Cukai pada masanya akibat marak terjadinya pungli.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengamanan tingkat tinggi diterapkan oleh Paspampres sebelum Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-78 dilaksanakan pada Kamis (17/8) kemarin.
Baca SelengkapnyaPeninggalan-peninggalan ini dapat memberi pandangan yang menarik tentang peradaban kuno kala itu.
Baca SelengkapnyaSusunan petugas upacara 17 Agustus terdiri dari beberapa peran penting yang memastikan kelancaran pelaksanaan upacara.
Baca SelengkapnyaTujuh kerbau bule keturunan Kiai Slamet menjadi cucuk lampah (pemimpin kirab) arak-arakan yang diikuti lebih dari 5.000 abdi dalem, sentana dan kerabat keraton.
Baca SelengkapnyaDi Kraton Surakarta, pasukan Panyutra ini menjadi salah satu angkatan perang.
Baca SelengkapnyaPurwakarta telah berevolusi cukup lama hingga dikenal sebagai kota pensiunan. Kisahnya penuh perjuangan sejak masa pra sejarah.
Baca Selengkapnya