Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

3 Kasus dunia kesehatan yang bikin geger Tanah Air

3 Kasus dunia kesehatan yang bikin geger Tanah Air Barang bukti kasus vaksin palsu. ©REUTERS/Darren Whiteside

Merdeka.com - Kasus-kasus dalam dunia medis merupakan kabar kerap menjadi sorotan publik. Tak heran, sebab kasus medis berkaitan langsung dengan aspek kesehatan dari banyak orang. Hal ini pun kerap terjadi di Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Kementerian kesehatan dan Badan POM, merupakan pihak yang paling sering diminta bertanggung jawab dalam kasus-kasus yang berhubungan dengan dunia medis semacam ini. Hal ini dikarenakan kasus-kasus medis yang pernah terjadi di Indonesia, biasanya disebabkan karena sejumlah produk medis atau kesehatan yang terkontaminasi atau bahkan dipalsukan.

Untuk mengetahui apa saja kasus-kasus di dunia kesehatan yang pernah terjadi di Indonesia, merdeka.com, Sabtu (16/7), merangkumnya sejumlah kasus yang pernah bikin heboh jagat Tanah Air:

Orang lain juga bertanya?

Bakteri di susu formula

Di Indonesia, bakteri Sakazaki pernah membuat geger pada tahun 2008 silam. Ketika itu berdasarkan penelitian yang di lakukan IPB terhadap 74 sampel susu formula, 13,5 persen di antaranya mengandung bakteri berbahaya. Hasil riset tersebut merupakan kelanjutan dari penelitian yang dilakukan sebelumnya dari tahun 2003 hingga 2006.Bakteri Sakazaki atau yang secara lengkapnya disebut Enterobacter Sakazaki, merupakan bakteri gram negatif anaerob fakultatif berbentuk koliform (kokoid), dan tidak membentuk spora. Bakteri ini termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Sampai tahun 1980, E. sakazakii dikenal dengan nama Enterobacter cloacae berpigmen kuning.E. sakazakii dapat menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi. Kelompok bayi yang memiliki risiko tertinggi terinfeksi E. sakazakii yaitu neonatus (baru lahir hingga umur 28 hari), bayi dengan gangguan sistem tubuh, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi prematur, dan bayi yang lahir dari ibu yang mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV).Kasus ini sempat membuat para orangtua khawatir memberikan anak-anaknya susu formula. Terlebih lagi, tidak ada pengumuman resmi dari pemerintah tentang mana saja susu formula yang mengandung zat berbahaya tersebut.

Pembalut mengandung Klorin

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pernah melansir temuannya mengenai produk pembalut wanita, yang mengandung zat pemutih atau klorin. Zat klorin diketahui sangat berbahaya, jika terus menerus bersinggungan langsung dengan tubuh manusia, terutama sistem reproduksi wanita.Penelitian ini dilakukan pada periode Desember 2014-Januari 2015, dengan menggunakan sampel pembalut dan pantyliner yang kerap digunakan konsumen wanita Indonesia.Bahan kimia pemutih yang biasa digunakan untuk membuat pembalut menjadi terlihat lebih bersih, memiliki efek samping yang dapat meracuni sistem kekebalan tubuh serta reproduksi wanita.Efeknya yang sering muncul ialah di sekitar organ intim wanita akan timbul seperti iritasi atau ruam. Ruam tersebut munculnya berbagai macam alasan. Salah satunya, disebabkan karena kondisi yang terlalu lembab dan penyerapan pembalut kurang maksimal.

Vaksin palsu

Akhir-akhir ini dunia medis dan kesehatan di Indonesia kembali digegerkan oleh pengungkapan kejahatan, berupa peredaran vaksin palsu yang marak tersebar di sejumlah rumah sakit dan klinik kesehatan. Menteri Kesehatan RI Nila Djuwita Moeloek memaparkan, bagaimana para tersangka pembuat vaksin palsu ini bisa mendistribusikan vaksin palsu tersebut.Nila mengatakan, awalnya ada kecurigaan pihak Kemenkes dengan adanya kelangkaan vaksin tertentu di pasar, yang bukan merupakan vaksin program pemerintah. Kemudian, ditemukan juga vaksin nonprogram pemerintah dengan harga yang murah.Kemudian, ditemukan 3 botol bekas dari Rumah Sakit Hermina di Bekasi, Rumah Sakit Betesda di Yogya, dan Rumah Sakit Harapan Bunda di Jakarta Timur. Dua rumah sakit awal tersebut didistribusikan melalui Sugiyanti sebagai pengumpul botol bekas.Sedangkan, untuk Rumah Sakit di Jakarta Timur, diawali oleh Irna dan Enday sebagai pengumpul botol bekas. Di situ pula ada percetakan yang dikelola oleh Sutanto."Vaksin diperoleh dari pemerintah. Sedangkan rumah sakit atau swasta dapat memperoleh dari pemerintah, atau dapat melakukan pengadaan sendiri, membeli dari distributor resmi. Tapi ada vaksin yang berasal dari sumber tidak resmi, bisa asli atau palsu," kata Menteri Nila.Sampai saat ini, sudah ada 14 rumah sakit yang terindikasi terlibat dalam peredaran vaksin palsu ini. Sementara itu, orang-orang yang dipastikan terlibat dalam peredaran dan penjualan vaksin palsu ini antara lain adalah para pembuat vaksin palsu yakni Nuriani, Syafrizal, Iin Sulastri, Rita Agustina, Hidayat, dan Agus Priyanto.Kemudian, distributor vaksin yakni Ryan pemilik Apotek Cahaya Medika, Farid melalui Apotek Ibnu Sina, lalu Mirza, Pius, dan Sutarman yang mendistribusikannya melalui Apotek Ciledug dan Rawa Bening, Jati Negara. Selain itu, distributor lainnya ialah Thamrin, melalui toko obat CV Azka Medical. (mdk/rnd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Outlook Humas Pemerintah 2024: Polusi Udara & Pelayanan Kesehatan Bakal jadi Isu Paling Banyak Dibahas
Outlook Humas Pemerintah 2024: Polusi Udara & Pelayanan Kesehatan Bakal jadi Isu Paling Banyak Dibahas

Pengumpulan data primer dengan pendekatan analisis wacana melalui analisis data kuantitatif media monitoring Humas BKPK dan NoLimit.

Baca Selengkapnya
PBB Bantu Indonesia Bangun Sistem Kesehatan yang Tangguh Hadapi Perubahan Iklim
PBB Bantu Indonesia Bangun Sistem Kesehatan yang Tangguh Hadapi Perubahan Iklim

Dibantu PBB, Indonesia Bangun Sistem Kesehatan yang Tahan Terhadap Perubahan Iklim

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Cara Tepat Hadapi Penyakit Kritis: Jaga Kesehatan dan Rencanakan Finansial secara Matang
Cara Tepat Hadapi Penyakit Kritis: Jaga Kesehatan dan Rencanakan Finansial secara Matang

Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah kasus penyakit kritis dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
TOPIK POPULER: Gunung Tertinggi Alam Semesta, Butuh Rp600 M Buat Jadi Ketum Golkar
TOPIK POPULER: Gunung Tertinggi Alam Semesta, Butuh Rp600 M Buat Jadi Ketum Golkar

30 Berita terpopuler yang dirangkum merdeka.com mulai dari sains, artis hingga politik

Baca Selengkapnya
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis

Merdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:

Baca Selengkapnya
VIDEO: Suara Bergetar Korban Kecelakaan Curhat Depan Jenderal Lantas, Sempat Frustasi Mau Bunuh Diri
VIDEO: Suara Bergetar Korban Kecelakaan Curhat Depan Jenderal Lantas, Sempat Frustasi Mau Bunuh Diri

Irjen Aan Suhanan mengatakan, kematian seseorang karena kecelakaan lalu lintas berada di peringkat ketiga

Baca Selengkapnya
Macam-Macam Bencana Alam dan Penyebabnya, Penting Dipelajari
Macam-Macam Bencana Alam dan Penyebabnya, Penting Dipelajari

Dari gempa bumi hingga banjir, bencana alam telah menjadi ancaman konstan bagi manusia sepanjang peradaban.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kakorlantas Polri Jalan Raya Bagai Hutan Rimba Bisa Diterkam Harimau & Bertemu Kobra
VIDEO: Kakorlantas Polri Jalan Raya Bagai Hutan Rimba Bisa Diterkam Harimau & Bertemu Kobra

Irjen Aan Suhanan mengatakan, kematian seseorang karena kecelakaan lalu lintas berada di peringkat ketiga setelah penyakit TBC, AIDS dan HIV.

Baca Selengkapnya
Menkes Pastikan Pemerintah Serius Tangani Polusi Udara
Menkes Pastikan Pemerintah Serius Tangani Polusi Udara

Polusi udara bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga tantangan bagi sektor kesehatan.

Baca Selengkapnya
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO

Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.

Baca Selengkapnya
Tiga Warga Baduy Digigit Ular Berbisa Kondisinya Cukup Parah, Tetapi Menolak Dirujuk
Tiga Warga Baduy Digigit Ular Berbisa Kondisinya Cukup Parah, Tetapi Menolak Dirujuk

Salah satu korban gigitan ulat berbisa di Kampung Cibogo Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, pada bagian tangan kanananya menghitam dan membusuk.

Baca Selengkapnya