5 Fakta penderitaan muslim Rohingya ditolak Malaysia dan Indonesia
Merdeka.com - Lebih dari 700 orang muslim Rohingya dan Bangladesh kembali terdampar di Aceh. Para pengungsi ini tiba di Indonesia ditolong oleh nelayan yang sedang berlayar. Wajah ratusan muslim Rohingya terlihat kucel dengan dibalut pakaian seadanya. Mereka pasrah setelah diusir militer angkatan laut Malaysia di batas perairan Indonesia.
Malaysia secara terang-terangan menolak kehadiran etnis muslim Rohingya dari Myanmar itu. Selama beberapa tahun ini, mereka diketahui memasuki Malaysia secara diam-diam.
"Kami tidak akan membiarkan kapal asing masuk," kata Tan Kok Kwee, laksamana pertama lembaga penegak maritim Malaysia, seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, beberapa hari lalu.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Apa itu Rohingya? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Kenapa Pengungsi Rohingya datang ke Indonesia? Kapolda Aceh Irjen Achmad Kartiko menyebut, para pengungsi itu kabur dari Cox's Bazar di Bangladesh, tempat penampungan terbesar warga Rohingya yang kabur dari Myanmar.
-
Siapa yang menerima bantuan di Tarakan? Bantuan yang diserahkan kepada para petani berupa pupuk non-subsidi sebanyak 8 ton kepada 5 kelompok tani. Selain itu, 2 unit alat cultivator juga diberikan kepada 2 kelompok tani, serta bantuan dalam pengajekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal kepada dua kelompok tani.
-
Kenapa Kementerian ATR membantu orang di pesisir? Indonesia memiliki wilayah laut dan pesisir yang luas dengan potensi sumber daya alam sangat besar. Namun demikian, masyarakat pesisir belum mampu terlepas dari keterbelakangan ekonomi, sehingga membutuhkan kehadiran negara dalam hal ini berupa legalisasi aset.
-
Apa yang diselamatkan oleh para perwira TNI? Semua kembali ke staf dengan membawa uang untuk pasukan-pasukan dan dinas-dinas untuk melaksanakan secara resmi timbang terima uang itu.
Setelah ditolak Malaysia, kapal yang membawa ratusan manusia itu pun terombang ambing di laut dan memasuki perairan Indonesia. Ketidaksengajaan para pengungsi memasuki perairan Indonesia juga sempat ditolak oleh TNI AL.
"Mereka (pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh) salah jalan," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Manahan Simorangkir.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya mengatakan, sikap TNI masih tetap menolak kedatangan pendatang illegal yang akan memasuki perairan Indonesia, tetapi juga tak mengabaikan sisi kemanusiaan jika ada yang membutuhkan pertolongan di laut.
Berikut 5 fakta penderitaan muslim Rohingya ditolak Indonesia dan Malaysia:
Kapal pengangkut pengungsi Rohingya nyaris tenggelam
Ribuan migran dan pencari suaka terpaksa tinggal di dalam kapal yang terombang-ambing di tengah laut setelah Indonesia dan Malaysia menolak mereka masuk dan berlindung di dua negara ASEAN ini.Pengungsi Rohingya ini datang dengan dua kapal pada 10 Mei kemarin. Anak-anak, wanita, tua dan muda berdesakan dalam kapal tersebut. Para pengungsi ini ditolong oleh nelayan yang sedang berlayar di Aceh."Menurut si nelayan, kapal mereka hampir tenggelam dan para nelayan itu menolongnya. Ada enam kapal nelayan yang membantu," terang Kepala Kepolisian Kota Langsa, Aceh, Indonesia, Sunarya, seperti dikutip dari The Straits Times, Jumat (15/5).
Pengungsi Rohingya minum urine untuk hidup
Pengungsi Rohingnya asal Myanmar yang ditolak tiga negara ASEAN terpaksa meminum air kencing sendiri dalam upaya bertahan hidup."Kami melihat ada orang yang minum air kencing mereka sendiri dari botol. Kami sudah melemparkan botol air untuk mereka, segala sesuatu yang kami punya di kapal," kata Jonathan Head, wartawan BBC, seperti yang dilansir Independent, Kamis, 14 Mei 2015.Diperkirakan 6.000 pengungsi asal Myanmar berada di tengah laut akibat ditolak berlindung di negara-negara di ASEAN. Menurut laporan, lebih dari 120 ribu warga minoritas muslim Myanmar tersebut telah naik perahu ke negara-negara lain dalam upaya melarikan diri dari Myanmar.
Wanita dan anak-anak Rohingya tewas berebut makanan
"Kami haus, tolong kami, kami hanya ingin air..."Teriakan itu dilaporkan petugas Badan Pengungsi PBB (UNHCR) yang menyambangi kapal-kapal imigran etnis Rohingya di Teluk Bengal dan Selat Malaka dua hari lalu. Ribuan pengungsi muslim Rohingya dari Myanmar itu terkatung-katung di lautan sepekan terakhir. Mereka kehabisan air bersih, bahan makanan, serta obat-obatan.Dari temuan UNHCR, Minggu (17/5), kondisi etnis minoritas yang kabur karena dibantai warga mayoritas Buddha itu ternyata jauh lebih menyedihkan. Situasi di kapal - yang disesaki ratusan manusia - memburuk setelah calo imigran memasukkan pula warga Bangladesh di Teluk Bengal, dekat Thailand, awal bulan ini. Bahan makanan dan air segera habis."Saat itulah antara pengungsi saling curiga, mereka yang datang belakangan dari Bangladesh merebut makanan dari pengungsi yang paling lemah yaitu perempuan dan anak-anak," kata Saydul, salah satu pengungsi selamat yang kini mendarat di Aceh Utara.
Kondisi tubuh pengungsi Rohingya sangat lemah
Lebih dari 1.500 imigran mendarat di Indonesia dan Malaysia pada Minggu dan Senin lalu, Adrian Edwards, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), mengimbau kepada pemerintah untuk melanjutkan operasi penyelamatan untuk menemukan dan menyelamatkan para penumpang."Banyak di antara mereka diyakini dalam keadaan semakin lemah dengan sedikit makanan dan air selama berhari-hari atau berminggu-minggu," kata Edwards.Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan operasi pencarian dan penyelamatan sangat dibutuhkan. "Perlu upaya regional. Kita tidak memiliki kapasitas untuk mencari mereka, tapi pemerintah dapat melakukannya," kata Joe Lowry, juru bicara IOM.Ia mengkhawatirkan para imigran berada dalam kondisi yang sangat buruk dan apabila tidak segera ditemukan banyak dari antara mereka yang mungkin telah meninggal.
Tak tahan diatas kapal, pengungsi Rohingya lompat ke air
Dua pengungsi etnis Rohingya asal negara Bangladesh ditemukan terapung di perairan Idi Cut Aceh Timur, Selasa, 12 Mei 2015. Mereka diduga imigran yang memilih melompat dari kapal karena tidak diizinkan berlabuh di perairan pantai Timur Aceh.Keduanya ditemukan nelayan tradisional Aceh sekitar 7 mil dari pesisir Pantai Idi Aceh Timur dalam kondisi lemas dan terapung dipinggiran pantai Idi Aceh Timur. Kemudian mereka ditolong dievakuasi ke daratan Idi Aceh Timur dengan menggunakan boat.âSaat ini, keduanya masih di Polres Aceh Timur, mau diserahkan ke Polres Aceh Utara agar dapat ditangani bersama dengan ratusan imigran lainnya di Aceh Utara,â ujar Kepala Polisi Resor Aceh Timur, Ajun Komisaris Besar Hendry, beberapa hari lalu. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud MD sedang mencari jalan keluar mengenai pengungsi Rohingya yang terus bertambah datang ke Indonesia
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.
Baca SelengkapnyaJokowi memastikan bantuan tersebut akan mengutamakan kepentingan masyarakat lokal.
Baca SelengkapnyaHingga akhir November 2023, tercatat 1.084 warga Rohingya yang mendarat di Aceh menggunakan 6 kapal kayu.
Baca SelengkapnyaJK mencontohkan konflik yang terjadi di Ambon dan Papua yang membuat warga mengungsi.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya yang selamat mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang, sedangkan yang sudah berhasil diselamatkan baru 75 orang.
Baca SelengkapnyaMenurut Kapolri sejumlah warga Rohingya yang mengungsi sudah adanya kesepakatan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaUNHCR mengatakan, lebih dari 1.200 orang Rohingya telah mendarat di Indonesia sejak November 2023.
Baca SelengkapnyaNelayan Aceh melakukan penyelamatan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka saat cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia adalah negosiasi dengan pemerintah Myanmar soal pengungsi Rohingya.
Baca SelengkapnyaPermasalahan etnis Rohingnya memilki persoalan dari perdagangan manusia hingga diplomasi.
Baca SelengkapnyaMahfud mengatakan negara lain sudah menutup akses terhadap pengungsi Rohingya, sehingga mereka ke Indonesia
Baca Selengkapnya