6 Fakta menarik buaya muara Kojek, berpisah setelah 21 tahun bersama keluarga Irwan
Merdeka.com - Buaya Kojek seberat 200 kilogram yang dipelihara Muhammad Irwan, warga Sempur, Kota Bogor kini dirawat di Taman Safari Indonesia. Kebersamaan kojek dan keluarga Irwan akhirnya berakhir pada Minggu 4 Januari 2018.
Proses evakuasi buaya gendut itu berlangsung dramatis. Keluarga, kerabat, hingga tetangga Irwan menangisi kepergian Kojek.
Awalnya Irwan dan keluarga tidak rela Jacky alias Kojek dibawa petugas. Setelah diberi penjelasan, buaya jenis buaya muara itu akhirnya dievakuasi. Diperlukan tidak kurang dari delapan orang untuk membantu evakuasi, meski Kojek sempat berontak saat petugas menggiringnya masuk ke dalam boks.
-
Kenapa buaya itu dievakuasi? Proses evakuasi buaya itu berlangsung menegangkan lantaran hewan buas itu sempat mengamuk saat hendak diamankan.
-
Bagaimana cara menjaga kelestarian ikan kodok? Zaenal berharap semua pihak baik itu dari pemerintah maupun media massa terus memberi edukasi pada masyarakat terkait pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
-
Dimana ikan kodok hidup? 'Ikan ini hidup di daerah karang dan hanya ditemukan di Ambon. Belum pernah ditemukan di tempat lain,' kata Teguh.
-
Dimana buaya itu ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air.
-
Kenapa ikan kodok terancam punah? Dikutip dari ANTARA, kini ikan berbentuk unik itu terancam punah. Faktor itu bertambah besar kalau kesadaran masyarakat setempat masih kurang terutama terkait kebersihan pantai.
Petugas Penyidik Pegawai Negeri Sipil BKSDA Wilayah 3 Jawa Barat, Ajat Sudrajat, menerangkan binatang buaya dilindungi undang-undang, apalagi buaya muara. "Karena itu buaya ini tidak boleh dipelihara oleh perseorangan," ucap Ajat.
Menurut dia, buaya itu akan dikarantina dan dirawat hingga beberapa bulan ke depan. Apalagi kantor BKSDA tidak memungkinkan untuk dijadikan tempat karantina.
Sementara dari penuturan Irwan, terungkap fakta-fakta menarik tentang sosok Kojek. Apa saja?
1. Ditemukan di Cianjur
Kojek ©2017 merdeka.com/arie basukiIrwan bercerita, buaya sepanjang 2,75 meter ini awalnya ditemukan di Cianjur, Jawa Barat, 21 tahun silam. Saat itu, Kojek yang masih berukuran panjang sekitar 10 sentimeter akan dibunuh anak-anak.
"Langsung saya bayarin seharga Rp 20 ribu. Lalu saya masukin ke kantong celana untuk dipelihara di rumah," kata Irwan.
2. Makan Ikan 2 Kg per Hari
Kojek ©2017 merdeka.com/arie basuki
Sejak saat itu, lanjut Irwan, Kojek menjadi salah satu hewan kesayangannya, selain ayam, kucing, burung, dan biawak. Kojek dibiarkan berkeliaran ke sana ke mari di pekarangan rumah.
Pria paruh baya itu tidak kesulitan memberi makan Kojek. Ikan segar seminggu dua kali diberikan kepada Kojek untuk disantap.
"Sekali makan ikan 2 kg. Ngasih makannya enggak repot," ucap Irwan.
3. Dianggap Anggota Keluarga
Kojek ©2017 merdeka.com/arie basukiYang tak kalah menarik, buaya itu telah dianggap anggota keluarga Irwan. Karena sudah jinak, saudara hingga tetangganya sudah menganggap Kojek seperti binatang seperti kucing.
"Sedih juga. Tapi saya ikhlas asalkan Kojek diperhatikan di sana. Jangan disatuin dengan buaya lain karena Kojek sudah jinak," ucap Irwan.
4. Dianggap Kucing
Kojek ©2017 merdeka.com/arie basukiSementara itu, Chilli Bahtiar, perempuan paruh baya yang mengaku sudah menganggap hewan karnivora ini seperti kucing. Wanita yang akrab disapa Sita ini juga kerap memandikan, menyikat bagian mulut, leher, dan kepala Kojek. Bahkan, ia kerap berinteraksi dengan hewan yang dikenal ganas itu.
"Sudah 11 tahun saya ikut ngurus dia. Kojek enggak pernah ngamuk," ujar Chilli, warga Sentul, yang sudah dianggap saudara oleh keluarga Irwan.
5. Mandi Pakai Sabun
Kojek ©2017 merdeka.com/arie basukiIrwan mengatakan, sekali memberi makan Kojek, dirinya menghabiskan uang hingga Rp 50 ribu untuk satu kg hingga dua kg ikan. Saat Kojek masih kecil, si buaya disimpan di akuarium. Namun setelah usianya menginjak lima tahun, barulah disimpan di kolam kecil.
"Suka dimandiin juga, seminggu sekali, pakai sabun cuci piring. Soalnya badannya suka lumutan, nempel-nempel dari kolam. Enggak berontak kok pas dimandiin," tuturnya.
6. Tidak Dilukai Kojek
Kojek ©2017 merdeka.com/arie basukiSelama 20 tahun hidup bersama Kojek, Irwan mengaku tidak pernah dilukai buaya itu, meski sesekali ia masih merasa ketakutan dengan Kojek. Sebab itu, Irwan masih berhati-hati.
"Beberapa kali pernah matiin kucing, tapi enggak dimakan. Pernah juga enggak nafsu makan. Kalau sudah begitu biasanya dicoba terus dikasih makan, sampe mau," tuturnya, dilansir Radar Bogor.
Sumber: Liputan6 (mdk/dzm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah 5 bulan dirawat dalam kolam krangkeng besi buaya tersebut kemudian dikhawatirkan lepas.
Baca SelengkapnyaCerita istri Plt Gubernur Kalimantan Timur singgung soal buaya Riska yang sempat mogok makan.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi buaya berukuran cukup besar ini menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, buaya ini dipelihara oleh sosok pencinta satwa.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaJasad korban ini tidak dibawa ke puskesmas atau RSUD, tetapi langsung dibawa ke rumah duka.
Baca SelengkapnyaSebelumnya lima ekor di antaranya sempat kabur karena tembok penangkaran yang jebol.
Baca SelengkapnyaUntuk menangkap buaya ini, satu regu petugas Damkarmat dari Pos Mojo diterjunkan ke lokasi.
Baca SelengkapnyaBKSDA Jawa Tengah melepasliarkan 25 ekor burung langka ke Papua dan Maluku. Satwa endemik itu umumnya diserahkan warga yang memeliharanya secara ilegal.
Baca SelengkapnyaPara awalnya sekelompok pemuda hendak mencari kucing hutan, namun yang mereka temukan justru seekor buaya.
Baca SelengkapnyaPelepasan satwa yang dilindungi ini dilaksanakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali.
Baca Selengkapnya