916 ODGJ dan Penyandang Disabilitas di Surabaya Disuntik Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Ratusan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan para penyandang disabilitas di Surabaya telah disuntik vaksin dalam sehari. Hal ini tentu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada hari pertama tahap III, warga yang masuk kategori rentan ini jumlahnya mencapai total 916 orang.
"Dalam sehari saja, kami berhasil memberikan vaksin kepada 916 orang. Rinciannya, 481 orang penyandang disabilitas dan 435 orang lainnya ODGJ. Vaksinasi ini terus kami lanjutkan sampai hari ini," kata Feny-sapaan akrab Febria Rachmanita, Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Surabaya, Kamis (3/6).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang butuh vaksin cacar api? Vaksin ini terbukti mengurangi risiko terkena cacar api dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Siapa yang harus melakukan vaksinasi di musim hujan? Vaksinasi adalah salah satu cara terpenting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh anak. Orang tua dapat berbicara dengan dokter mengenai vaksinasi yang tepat untuk anak.
Ia menyebut, target sasaran penyandang disabilitas di Kota Surabaya sebanyak 5.394 orang. Sedangkan target sasaran untuk ODGJ sebanyak 3.671 orang, sehingga saat ini vaksinasi kepada mereka terus dilanjutkan. "Terus kami kebut, karena masih banyak," tegasnya.
Feny juga menjelaskan bahwa para penyandang disabilitas itu dilakukan vaksinasi di puskesmas terdekat sesuai dengan wilayah mereka masing-masing. Sedangkan khusus untuk pasien ODGJ, petugas puskesmas mendatangi lokasi pasien di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) untuk memberikan vaksin.
"Jadi, datanya dari Dinas Sosial lalu kita lakukan vaksinasi. Tapi kami lebih khususkan kepada ODGJ yang usianya sudah di atas 18 tahun," tegasnya.
Feny pun berharap mereka tidak menolak dan menunda pelaksanaan vaksinasi ini. Sebab, vaksin tersebut penting dilakukan agar masyarakat memiliki antibodi sehingga tidak mudah terpapar Covid-19.
"Mohon kerjasamanya kepada seluruh peserta vaksin tahap III. Tidak perlu cemas dan khawatir, semua ini kita lakukan agar kota kita terbebas dari pandemi Covid-19 dan warga sehat," papar Feny.
Feny menambahkan, berdasarkan data kumulatif cakupan vaksinasi Covid-19 di Kota Pahlawan hingga Rabu (2/6), jumlah totalnya masyarakat kota Surabaya yang sudah dilakukan vaksin mencapai 1.114.069 jiwa. Rinciannya, 91.476 orang dari Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK), kemudian 623.140 pelayanan publik serta 398.537 orang lanjut usia (lansia).
"Sisanya adalah masyarakat rentan. Ke depan, kita akan terus lakukan percepatan vaksinasi ini supaya seluruh masyarakat mendapatkan vaksin secara bertahap, sekali lagi mohon kerjasamanya," katanya.
Selain para penyandang disabilitas dan ODGJ, sesuai rencana vaksinasi tahap III ini juga akan menyasar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), dan penghuni rusun yang dikelola oleh Pemkot Surabaya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Partisipasi ODGJ dalam menggunakan hak pilihnya merupakan upaya mewujudkan Pilkada yang inklusif.
Baca SelengkapnyaTPS khusus yang pertama berlokasi di Panti Bina Laras Harapan Sentosa 1, Cengkareng, Jakarta Barat.
Baca SelengkapnyaMensos Risma menceritakan, ia mengunjungi Sumba Timur karena merespon kisah seorang anak yang sakit dan nenek yang merawatnya meninggal.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.
Baca SelengkapnyaProgam jemput bola ini memudahkan pelayanan administrasi kependudukan bagi yang tidak mampu datang ke kantor Dispendukcapil.
Baca SelengkapnyaKeikutsertaan ODGJ dalam pemilu sempat menimbulkan polemik.
Baca SelengkapnyaMensos Risma menjemput Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Barito Kuala
Baca SelengkapnyaPeringatan HDI bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kolektif akan manfaat yang diperoleh dari integrasi penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca Selengkapnya