Akun palsu Wali Kota Bogor Bima Arya minta bantuan
Merdeka.com - Akun palsu dengan nama Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto beredar di media sosial facebook, modus pengguna akun tersebut meminta dana ke sejumlah rekan dan diplomat yang ada di Belanda dan Australia yang menjadi teman sang wali kota.
Akun palsu tersebut bahkan juga mengundang hubungan pertemanan baru untuk kemudian meminta dana.
"Kami sampaikan bahwa akun facebook, Bima Arya Sugiarto DUA dan Bima Arya Sugiiarto bukanlah milik Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, alias akun palsu," kata Kepala Bagian Humas dan Protokoler Pemkot Bogor, Encep Moh Ali Alhamidi, di Bogor, Kamis (8/10).
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Apa tujuan penipu mengatasnamakan DANA? Tujuannya untuk mendapatkan akses ke platform digital dengan cara menipu calon korban untuk membagikan informasi rahasia yang hanya diketahui oleh calon korban untuk dapat mengakses platform digital, seperti informasi PIN dan Kode OTP (One Time Password) yang hanya dikirimkan ke handset calon korban.
-
Kenapa akun palsu Jusuf Hamka di Facebook meminta data pribadi? Selain itu, sangat berbahaya jika memberikan data pribadi seperti buku tabungan untuk diunggah di media sosial. Pasalnya data pribadi ini rawan digunakan untuk penipuan.
-
Apa yang dilakukan akun Facebook palsu terkait Jusuf Hamka? Akun Facebook yang diklaim milik Jusuf Hamka membagikan uang kepada masyarakat umum untuk membangun rumah.
-
Apa modus penipuan baru yang marak belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
Encep mengatakan, adanya akun palsu tersebut diketahui dari sejumlah teman dan rekan diplomat dari Wali Kota Bima Arya Sugiarto yang mengonfirmasi terkait permintaan dana tersebut.
"Tadi pagi, sejumlah teman pak wali baik yang dari dalam maupun luar negeri mempertanyakan kebenaran permintaan dana yang dimaksud," kata Encep.
Salah satu teman Bima Arya yang mengonfirmasi terkait permintaan dana melalui akun palsu tersebut yakni Alvin Sheng Hui Tan dari Singapura. Ia memberitahukan bahwa akun asli milik Bima Arya tidak dibajak atau dihacker tetapi orang lain membuat akun baru untuk melakukan penipuan.
"Penipuan ini memanfaatkan fasilitas Facebook di mana apabila sebuah akun memiliki pertemanan sudah lebih dari 5.000 tidak bisa lagi menerima pertemanan baru. Maka dari itu, pelaku membuat akun kedua dengan menambah kata dua atau angka dua," katanya.
Menurut Encep, pelaku akun palsu Bima Arya Sugiarto tidak menyebutkan besaran dana yang diminta. Tetapi telah menyebarkan pesan ke sejumlah rekan melalui pertemanan facebook untuk meminta dana bantuan.
Encep mengatakan, atas kejadian ini Wali Kota Bima Arya tidak melaporkan adanya tidak kejahatan yang mengatasnamakan dirinya. Namun, sebagai langkah antisipasi telah dilakukan dengan menyebarkan informasi terkait akun palsu Bima Arya Sugiarto oleh Bagian Humas Pemkot Bogor maupun Bima Arya sendiri.
"Pemberitahuan yang dilakukan Humas lebih kepada upaya pencegahan dini sekaligus untuk mengimbau agar warga waspada terhadap kejahatan sosial media," kata Encep.
Secara pribadi Kabag Humas Pemkot juga menyebar pemberitahuan melalui broadcast BBM yang disebar ke sejumlah rekan media dan masyarakat luas.
Pemberitahuan tersebut berbunyi : Selamat siang Saudara/Saudariku pengguna media sosial. Salam sejahtera. Kami sampaikan bahwa akun Facebook, Bima Arya Sugiarto Dua ( https://www.facebook.com/bima.a.dua.5?fref=ts ) dan akun Facebook Bima Arya Sugiiarto (pakai 2 huruf I) -https://m.facebook.com/profile.php?id=100010399538374&tsid=0.5411987625993788&source=typeahead. Keduanya bukan milik Bima Arya Sugiarto (Walikota Bogor) alias "Akun Palsu".
Kedua akun ini telah meminta dana ke beberapa orang. Bahkan yang lapor dari rekan-rekan diplomat Bima Arya di Belanda dan Australia. Jadi mohon abaikan pesan atau aktivitas apapun yang dilakukan oleh kedua akun tersebut.
Untuk langkah cepat pencegahan, Bima Arya telah mengabarkan ini lewat akun twitter @BimaAryaS. Humas Pemkot Bogor juga melaporkan akun tersebut kepada Facebook, dan Facebook akan menutup akun tersebut secepatnya. Terima kasih. Bogor, 08 Okt 2015, (Encep Moh Ali Alhamidi, Kabag Humas Pemkot Bogor, CP : 089635369447, @KangEncep).
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa modus operandi dari pelaku yaitu antara lain mencari calon korban laki-laki maupun perempuan dan mengajak berteman melalui akun medsos.
Baca SelengkapnyaAkun WA tersebut mencatut nama serta foto profil Ridwan Kamil
Baca SelengkapnyaAkun media sosial resmi Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri selalu ditandai dengan centang biru.
Baca SelengkapnyaInformasi ini disampaikan sebagai antisipasi kepada masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaKeduanya berkenalan melalui aplikasi perjodohan sekitar awal Mei 2024.
Baca SelengkapnyaAkun WhatsApp catut nama Pj Gubernur Bali saat dilantik di Jakarta kemarin itu adalah nomor palsu.
Baca SelengkapnyaWali Kota Bogor, Bima Arya dibuat geram atas temuan dugaan kecurangan dalam proses PPDB pada sekolah negeri di Kota Bogor.
Baca SelengkapnyaSaat ini, pelaku sudah ditangkap dan ditahan oleh Polda Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita inisial FD tidak kapok melakuan tindak pidana penipuan. Padahal pelaku sudah pernah mendekam di balik jeruji dengan kasus serupa.
Baca SelengkapnyaSejumlah harta warisan AH lenyap setelah digondol oleh polisi gadungan tersebut, yang juga mengaku sebagai anak seorang Brigjen Polisi.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut HH alias H menggunakan foto hingga video public figure yang telah diedit dengan konten seolah membagi-bagikan uang.
Baca SelengkapnyaPada pertengahan 2023, korban memutuskan tidak ingin melanjutkan hubungan mereka.
Baca Selengkapnya