Analisa Penyebab Banjir Bandang di Parigi Moutong
Merdeka.com - Banjir bandang di Desa Torue, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Kamis (28/7), menyebabkan ratusan bangunan rusak, tiga orang meninggal dan empat lainnya masih dinyatakan hilang.
Berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), analisa sementara kejadian banjir pukul 22.33 WITA tersebut sebenarnya diawali oleh hujan dengan kategori intensitas yang tidak terlalu tinggi.
Data satelit curah hujan memperlihatkan intensitas hujan yang turun sebelum banjir masuk kategori hujan sedang. Akan tetapi hujan sedang dengan durasi lama ini bersamaan dengan pasang tinggi, sehingga komulatif debit di sungai khususnya bagian muara menjadi besar.
-
Siapa yang terdampak banjir di Rumah Tigo Ruang? Salah satu warga di Rumah Tigo Ruang, Kecamatan Kuranji, Suci Ramadani mengatakan, air mulai masuk ke dalam rumah sekitar pukul 02.00 WIB.
-
Siapa saja yang menjadi korban longsor? Empat korban itu yakni; Caisar Sofian (28), Putri Amanda (26), Sofia Putri (10) dan Ghibran Naufa (5).
-
Dimana makam korban banjir bandang? Ketegangan semakin terasa ketika terungkap bahwa di halaman rumah itu terdapat sepasang batu besar yang berfungsi sebagai tanda makam bagi korban banjir bandang.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
"Titik–titik limpasan air yang menggenangi permukiman merupakan alur lekukan sungai yang sekaligus pertemuan dari dua sungai, dan kawasan kaki jembatan yang tidak memiliki tanggul yang cukup. Sehingga jika debit hulu bertambah akibat hujan intensitas tinggi maka titik-titik limpasan ini sangat mungkin meluap dan menggenangi permukiman di daerah yang lebih hilir," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (31/7).
Kawasan permukiman yang terdampak merupakan kawasan genangan banjir dengan ketinggian topografi hanya 2 sampai 3 meter dari permukaan laut. Sedangkan titik limpasan air yang paling besar berada pada ketinggian 4 sampai 5 meter. Faktor ini yang menyebabkan banjir melimpas dan berdampak di pemukiman dengan arus yang cukup besar.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menekankan beberapa upaya seperti perbaikan sektor hulu dengan reboisasi, pembuatan daerah resapan air, penyediaan embung dan sebagainya agar dilakukan. Dalam hal ini BNPB akan terus membantu pelaksanaan rencana kontijensi berbasis perbaikan ekosistem dan lingkungan untuk jangka panjang.
"Untuk pencegahan jangka panjang ke depan, maka harus dibuat rencana kontijensi ke depan antara lain dengan memperbaiki lingkungan," tutur Suharyanto.
Suharyanto mengunjungi lokasi terdampak banjir bandang, Minggu (31/7). Dia menuju titik hilir sungai yang menjadi lokasi paling parah terdampak banjir bandang. Di lokasi itu, terlihat beberapa rumah roboh dan rusak porak-poranda, seolah menjadi saksi bisu bagaimana air bah yang sangat dahsyat menghantam permukiman penduduk.
Beberapa puing-puing sisa potongan kayu yang terbawa banjir bandang juga masih menumpuk di halaman rumah warga dan belum sempat dibersihkan.
Kepada masyarakat yang mengungsi, Suharyanto meminta untuk tetap semangat. Dia mengatakan bahwa kehadirannya sekaligus merupakan wujud bagaimana pemerintah hadir untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat.
"Tetap tenang dan terus semangat ya bapak dan ibu. Kami di sini dari Pemerintah Pusat hadir dan ini menjadi wujud bahwa pemerintah selalu ada untuk masyarakatnya. Kami juga membawa bantuan untuk bapak dan ibu sekalian," ucap Suharyanto.
Terkait pencarian orang, Suharyanto mendorong agar upaya penyelamatan dan pencarian orang dapat dimaksimalkan. Dia berharap empat warga yang masih dinyatakan hilang dapat ditemukan dalam kondisi selamat. Namun apabila tidak, Suharyanto berharap statusnya menjadi jelas.
"Kita akan laksanakan terus pencarian sampai statusnya jelas. Mudah-mudahan bisa ditemukan dalam kondisi selamat. Kalau tidak pun bisa diketahui statusnya seperti apa," jelas Suharyanto.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak BPBD Sulawesi Tengah menyatakan banjir bandang telah menerjang dua desa yang menyebabkan satu korban jiwa dan dua lainnya hilang.
Baca SelengkapnyaWarga yang rumahnya terseret arus sungai sampai saat ini masih mengungsi di rumah ibadah di Desa Tayawa.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap sejumlah korban yang dinyatakan hilang.
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan bersama masyarakat di Kota Ternate, Maluku Utara, terus melakukan pencarian korban banjir bandang.
Baca SelengkapnyaTim gabungan masih berjibaku di lapangan untuk mencari korban yang masih belum ditemukan hingga sore ini.
Baca SelengkapnyaLongsor itu terjadi di dua desa di Kabupaten Tana Toraja pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaBencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta waspada karena potensi cuaca ekstrem merujuk keterangan BMKG berpotensi terjadi hingga 21 April 2024.
Baca SelengkapnyaPenjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin memint semua pihak terkait bergerak cepat membantu warga.
Baca SelengkapnyaDilanda hujan dengan intensitas tinggi, bencana banjir dan tanah longsor melanda beberapa daerah di Kota Padang
Baca SelengkapnyaBanjir dan Longsor Terjang Pesisir Selatan, 23 Korban Meninggal Dunia & 4 Orang Hilang
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Luwu menyebabkan bencana banjir bandang dan tanah longsor.
Baca Selengkapnya