Arogansi anak jenderal dan pengaruh ketakutan orde baru
Merdeka.com - Ada sederet kasus arogansi remaja di jalanan dan kerap melawan aturan hukum. Mereka menggunakan jabatan orang tua, sanak saudara yang notabene perwira tinggi di institusi kepolisian maupun TNI sebagai tameng untuk melawan hukum.
Dengan sombong mereka mengaku sebagai anak jenderal, anak pejabat tinggi Polri atau TNI sebagai senjata untuk lolos dari pelanggaran yang mereka lakukan. Kebanyakan perilaku seperti ini terjadi di jalanan. Meskipun salah, mereka tetap ngotot dan berani berdebat dengan polisi atau pengguna jalan yang lainnya.
Ada hal menarik jika menilik arogansi anak jenderal di ruang publik. Sosiolog Musni Umar menjelaskan, arogansi dengan tameng atau membawa nama petinggi TNI/Polri atau pejabat, sesungguhnya identik dengan era orde baru, saat Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Saat itu masyarakat Indonesia langsung bergetar begitu mendengar tahu berurusan dengan kerabat jenderal atau petinggi TNI/Polri.
-
Siapa Anak TNI yang berprestasi? Prestasi membanggakan datang dari remaja bernama Shafira Az-Zahra Aurelia Putri Saputra.
-
Bagaimana Anak TNI berprestasi? Dalam Kejuaraan Nasional Arung Jeram itu, Shafira mengikuti lomba Sprint, Head to Head, Slalom, dan Down River Race.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Kenapa para jenderal diculik? Para Jenderal Angkatan Darat dituding sebagai Dewan Jenderal, mereka tidak loyal dan berniat mengkudeta Presiden Sukarno.
-
Siapa anak artis yang jadi Polwan? Muthia Syahra, seorang polwan cantik yang berpangkat Briptu, memiliki latar belakang keluarga yang menarik perhatian publik. Ia adalah anak dari artis senior Yanti Yaseer.
-
Apa prestasi Anak TNI tersebut? Dia baru saja 'memborong' dua medali atas kemenangannya pada Kejuaraan Nasional Arung Jeram Jakarta Tahun 2024.
Strata sosial dengan menempatkan petinggi TNI/Polri di jajaran kelas atas, membuat masyarakat kelas menengah ke bawah segan. Ditambah gaya-gaya militerisme yang identik dengan kekerasan masih diterapkan di zaman itu.
"Pengaruh Orde Baru melekat di masyarakat. Jenderal ditakuti. 'Saya anak jenderal', polisi dan rakyat percaya dan takut. Kita dicuci otak, sehingga penghormatan itu, mau dia jenderal, pejabat, kemudian menjadi sesuatu menakutkan dan membuat gemetar. Itu yang terjadi," ungkap Musni Umar saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (8/4).
Musni melanjutkan ceritanya, saat itu masyarakat atau penegak hukum enggan berurusan dengan mereka yang berlabel keluarga jenderal, keluarga petinggi TNI/Polri. Sebab, hukum menjadi tumpul atau seolah tak berlaku. Setidaknya penilaian itu melekat di masyarakat. Seiring berjalannya waktu, ternyata pola pikir masyarakat tidak mengalami perubahan. Masih melekat gambaran besarnya kekuasaan TNI/Polri.
Wakil Rektor Universitas Ibnu Chaldun ini menambahkan, reformasi ternyata tidak mengubah pola pikir. Sebab, seseorang yang memiliki kedudukan dan jabatan tinggi masih mendapat penghormatan meski mereka berlaku salah.
Lebih lanjut, Musni mengidentikan kondisi masyarakat yang takut terhadap seseorang yang memiliki kedudukan sebagai mental kodok. Menurutnya, kodok yang diletakkan dalam ember yang disiram air panas akan diam sampai mati.
"Masyarakat seperti nrimo (menerima) saja. Seperti sudah takdir," katanya heran. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil seleksi calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dari Nusa Tenggara Timur (NTT) 2024 menjadi sorotan.
Baca SelengkapnyaViral pengemudi Fortuner arogan mengaku adik seorang jenderal TNI terlibat cekcok usai bersenggolan dengan pengendara lain.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok empat 'anak kalong' yang mengikuti jejak sang ayah menjadi prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaSang putra melesat berbintang empat, ayahnya justru hanya berpangkat rendah.
Baca SelengkapnyaAnak para jenderal TNI-Polri yang ikut jejak sang ayah menjadi abdi negara.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah jenderal Kowad yang berbeda profesi dengan sang anak sebagai seorang perwira polisi.
Baca SelengkapnyaBerikut momen Jenderal Agus ingatkan Kopral harus PD meskipun pangkat rendah.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya telah menetapkan sopir Fortuner yang arogan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek sebagai tersangka pemalsuan pelat dinas TNI.
Baca SelengkapnyaSosok cicit Polisi Hoegeng baru-baru ini sukses mencuri perhatian publik.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berseragam ala Korps Bhayangkara berhasil diamankan Propam Polres Sampang.
Baca SelengkapnyaSederet pejabat di Indonesia menjadi sorotan buntut kelakuan anaknya.
Baca SelengkapnyaPutra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
Baca Selengkapnya