Balita Diduga Kena Peluru Nyasar, Kapolsek Ngaglik Tanggung Biaya Perawatan Korban
Merdeka.com - Seorang balita berumur empat tahun mengalami luka di bagian kepala karena benda asing yang mirip proyektil peluru. Bentuk mirip proyektil peluru ini berdasarkan temuan dari hasil rontgen. Balita itu mengalami luka saat berada di sebuah warung makan di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Minggu (18/12).
Kapolresta Sleman AKBP Achmad Imam Rifai mengatakan jika pihaknya mendapatkan informasi pada Minggu (18/12) sekitar pukul 12.00 WIB ada dua orang yang berbuat onar di Jalan Panggungsari, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Rifai menuturkan saat itu petugas piket dari Polsek Ngaglik datang ke lokasi dan memperingatkan dua orang itu untuk menghentikan perbuatan onarnya.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa yang ditembak? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL.
-
Apa yang ditemukan? Tulang manusia yang ditemukan pekerja proyek di sekitar lokasi pembangunan memorial Living Park Rumoh Geudong di Gampong Bilie Aron, Glumpang Tiga, Pidie, beberapa waktu lalu.
-
Siapa yang melaporkan kasus ini? Pembeli dan korban pengeroyokan saat saat jual beli mobil, Ahmad Paisal Siregar melaporkan penjual R Acoka ke Polres Metro Jakarta Timur karena diduga telah melakukan penipuan sekaligus penganiayaan massal.
"Saat itu mereka tidak mengindahkan dan akan melempar batu ke arah petugas. Anggota pun memberikan tembakan peringatan yang di arahkan ke atas dan mengamankan dua orang tersebut," kata Rifai dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/12).
"Keduanya lalu diamankan di Polsek Ngaglik tapi karena belum berbuat pidana, kedua orang ini dikembalikan," sambung Rifai.
Rifai menerangkan pada Minggu (18/12) ada laporan dari warga adanya seorang balita yang mengalami luka di sebuah rumah makan di Ngaglik. Dari informasi, lanjut Rifai, kejadiannya bersamaan dengan saat petugas kepolisian melepaskan tembakan peringatan.
"Dari kedua lokasi yang hampir bersamaan waktunya ada kemungkinan penyebab luka tersebut adalah proyektil yang merupakan tembakan peringatan dari anggota Polsek Ngaglik. Meskipun untuk jarak kedua TKP kurang lebih 1 km dan tembakan peringatan diarahkan ke atas," ungkap Rifai.
Rifai menerangkan jika Kapolsek Ngaglik telah melakukan komunikasi dengan pihak keluarga korban sebagai bentuk pertanggungjawaban. Termasuk tentang biaya perawatan korban di RSUP Dr Sardjito.
Rifai menambahkan jika saat ini pihaknya masih menunggu hasil dari Labfor terkait benda mirip proyektil yang menyebabkan seorang balita mengalami luka di kepala tersebut.
"Untuk proses masih berjalan. Kami masih menunggu benda dugaan proyektil yang akan dilakukan pengujian oleh Labfor," tutup Rifai.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video balita yang diduga menjadi korban penganiayaan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaTujuh saksi lainnya merupakan orang-orang yang berada di sekitar korban, mengingat korban berstatus anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaKubu Keluarga korban juga meminta agar dibentuknya tim khusus.
Baca SelengkapnyaAkibat ledakan itu, Nurwanto mengalami sejumlah luka di tubuhnya
Baca SelengkapnyaAkibat ledakan itu, satu orang mengalami luka cukup parah sehingga harus diamputasi.
Baca SelengkapnyaAdapun pelaku kasus dugaan penganiayaan hingga menyebabkan korban koma seorang berinisial N.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Bripka Arif masih dalam keadaan kritis dan dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaInsiden perwira polisi menembak rekannya sendiri terjadi di Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaPolisi menanggung biaya pengobatan korban selama di rumah sakit.
Baca Selengkapnya