Bangunan sekolah tak layak, siswa SD di Serang surati Gubernur Banten
Merdeka.com - Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sadah di Desa Kaserangan, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, menulis surat untuk Gubernur Banten Wahidin Halim. Surat yang ditulis oleh para siswa, meminta Gubernur Banten memperbaiki bangunan sekolahnya yang sangat tidak layak digunakan untuk aktivitas belajar.
Surat tersebut menyebar di media sosial berupa video rekaman siswa membacakan surat untuk Gubernur Banten. Dalam video tersebut, seorang siswi kelas 6 SDN Sadah bernama Defi Marsya membacakan surat yang ditulisnya untuk Gubernur Banten didampingi puluhan siswa lainnya.
Surat itu dibuat pada 28 Oktober 2018 tersebut. Para siswa meminta Gubernur Banten memperbaiki sekolahnya yang tidak nyaman untuk beraktivitas belajar.
-
Apa pesan Gubernur Kalimantan Selatan untuk para siswa? “Jadilah anak Banua yang berkualitas dan berdaya saing agar dapat menjadi pemenang kedepannya. Teruslah tanamkan semangat Pangeran Antasari Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing dalam menuntut ilmu di sekolah,“ tegas Sahbirin, Martapura, Selasa (8/8).
-
Apa yang diminta Gubernur Kalsel untuk SMAN 1 Tabunganen? “Harus diperlebar, setidaknya bisa dilewati mobil. Dinas PUPR tolong dicatat apa yang seharusnya bisa dilakukan,“ pinta Sahbirin
-
Bagaimana SD Negeri Butuh dibangun? Mengutip Kemdikbud.go.id, SD Negeri Butuh dibangun menggunakan model bangunan limasan dengan penutup atap dari genteng vlaam. Dindingnya terbuat dari bambu.
-
Di mana lokasi SD Negeri Butuh? SD Negeri Butuh terletak di Dusun Pereng, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo.
-
Dimana sekolah itu berada? Peristiwa itu terjadi di Sekolah Al-Awda di Abasan al-kabira, bagian selatan Jalur Gaza dekat Khan Younis.
-
Kapan SD Negeri Butuh didirikan? Sekolah ini merupakan salah satu sekolah Kasultanan yang didirikan di Kulon Progo pada masa 1916 Masehi.
"Pak Kami minta tolong, tolong sekolah kami dibenarkan karena sekolah kami kurang nyaman, tidak asyik untuk dilihat. Pak kalau bisa main ke SDN sadah. Terima kasih Pak," ujar Defi Marsya saat membacakan surat dalam video tersebut.
Dalam video itu juga terlihat kondisi sekolah yang dibangun menggunakan triplek dan beratapkan asbes. Video terbut di share oleh akun Instagram Banten Banget pada tanggal 28 November 2017 dan telah ditonton 2.000 lebih netizen.
Untuk diketahui, puluhan siswa SDN Sadah belajar dengan menggunakan ruang kelas darurat sejak awal September 2015, mereka belajar di tengah keterbatasan karena bangunan SDN Sadah digusur demi kepentingan pembangunan Gedung Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
Baca SelengkapnyaBangunan lapuk, dindingnya terkelupas dimana-mana, atapnya bocor
Baca SelengkapnyaKarena kekurangan ruangan kelas sehingga harus digunakan bangunan yang tidak layak tersebut
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 siswa kelas 1 di SDN 02 Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau belajar di ruangan bekas water closet (WC).
Baca SelengkapnyaKondisi bangunan bekas WC itu tak layak pakai. Jauh dari standar sekolah seperti biasanya.
Baca SelengkapnyaSejak didirikan pada 1993, bangunan sekolah ini tak tersentuh renovasi hinga kondisinya mengkhawatirkan.
Baca Selengkapnyakondisi bangunan ruang kelas sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSelain kondisi gedung sekolah yang perlu diperbaiki, dewan guru pun menyampaikan bahwa SDN 7 Suana kekurangan meja dan kursi.
Baca SelengkapnyaKondisi seperti ini sudah terjadi sejak 2014, karena kursi dan meja sudah rapuh.
Baca SelengkapnyaPuluhan siswa SD Negeri Suci 05 di Kabupaten Jember belajar dalam kondisi prihatin. Gedung sekolah mereka lapuk bahkan diduga menjadi sarang ular.
Baca SelengkapnyaDiduga, gedung ambruk karena usia bangunan yang sudah tua.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan bangunan SMA di Alor yang sangat menyedihkan dan penuh keterbatasan.
Baca Selengkapnya