Banjir Terburuk Melanda Jember, Petugas Berjibaku Tolong Korban Tanpa Gaji dan APBD
Merdeka.com - Ribuan warga di Jember, Jawa Timur menjadi korban banjir akibat hujan deras yang melanda daerah tersebut selama tiga hari terakhir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat, hingga Kamis (14/01) malam, sebanyak 3.986 kepala keluarga (KK) terdampak banjir.
Mereka tersebar di 12 desa yang ada di 5 kecamatan di Jember. Dua kecamatan yakni Bangsalsari dan Tanggul berada di Jember bagian utara, dan tiga kecamatan lain yakni Puger, Tempurejo dan Gumukmas, berada di kawasan pesisir pantai selatan Jember. Selain rumah warga, empat sekolah juga ikut terendam banjir.
"Ini adalah banjir terbesar yang melanda Jember selama beberapa tahun terakhir," tutur Heru Widagdo, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember saat ditemui di lokasi bencana pada Kamis (14/01) petang.
-
Siapa yang terdampak banjir di Cirebon timur? Salah satu yang terdampak adalah Kecamatan Waled yang menyebabkan air masuk ke permukiman warga.
-
Siapa yang terdampak banjir Demak? Akibat peristiwa ini, sebanyak 4.000 rumah yang tersebar di lima desa serta area pertanian seluas 275 hektare terdampak banjir.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Siapa yang terkena dampak banjir di Agam? Mentan mengatakan, pertanian adalah jantung masa depan bangsa yang perlu mendapat perhatian bersama baik di tingkat pusat maupun daerah. Dia ingin, sejumlah lokasi yang terdampak bencana dapat kemabli pulih dan berproduksi seperti sedia kala.
-
Siapa saja yang terdampak kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Diperkirakan, banjir disebabkan aliran Sungai Bedadung yang merupakan sungai utama dengan berbagai anak sungainya, tidak mampu menampung derasnya air hujan selama tiga hari terakhir. Ketinggian banjir bervariasi, antara 30 cm hingga 1 meter. Penanganan darurat dan evakuasi dilakukan, terutama pada kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak.
"Bagi warga terdampak, kami evakuasi di posko penyelamatan, seperti balai desa dan gedung sekolah," lanjut Heru.
Hingga Kamis (14/01) malam, hujan deras masih terjadi di beberapa kawasan sehingga area terdampak banjir kemungkinan bisa semakin meluas. BPBD Jember dengan dibantu TNI/Polri serta relawan dari berbagai elemen masyarakat, juga memberikan bantuan logistik kepada warga yang terdampak banjir. Tambahan bantuan dan personel juga akan didatangkan dari BPBD Provinsi Jawa Timur.
"Sedang dalam perjalanan untuk memberikan bantuan. Akan segera tiba dari BPBD Jawa Timur," lanjut Heru.
Beberapa sumber di Pemkab Jember yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, stok bantuan logistik seperti makanan di gudang BPBD Jember terancam menipis. Hal ini disebabkan karena ketiadaan anggaran Pemkab Jember. Saat dikonfirmasi hal tersebut, Heru tidak menjawab secara tegas. "Iya, amin," ujarnya singkat saat menjawab dukungan moral dan doa dari wartawan merdeka.com.
Dapat dipastikan, seluruh petugas baik ASN maupun Honorer Pemkab Jember yang masih berjibaku membantu pertolongan terhadap warga korban banjir, hingga saat ini bekerja tanpa gaji dan anggaran operasional sepeserpun. Hal ini disebabkan, Rancangan APBD 2021 yang diajukan bupati Jember, dr Faida, ditolak oleh Pemprov Jawa Timur.
Akibatnya, seluruh ASN dan honorer Pemkab Jember yang biasanya menerima gaji di awal bulan, hingga kini masih belum gajian. Tagihan bulanan untuk listrik, air, BBM, rekening telepon, dan sebagainya hingga saat ini juga belum terbayarkan hingga waktu yang belum ditentukan.
Penolakan Pemprov Jatim terhadap RAPBD Jember 2021 itu disebabkan karena bupati Faida mengajukan anggaran yang menyalahi ketentuan perundang-undangan. Sebagaimana diketahui, pembahasan RAPBD 2021 macet karena konflik bupati Faida dengan DPRD Jember. Karena itu, bupati mengajukan RAPBD 2021 dengan menggunakan payung hukum Peraturan Kepala Daerah (Perkada) tanpa harus persetujuan DPRD. Namun, sesuai ketentuan, RAPBD tersebut hanya mengatur pos belanja yang bersifat rutin dan mendesak seperti gaji pegawai, pembayaran listrik dan anggaran bencana.
Sayangnya, RAPBD 2021 yang diajukan Bupati Faida pada akhir 2020, juga mengatur pos belanja yang di luar ketentuan rutin dan mendesak. Akibatnya, pada 30 Desember 2020, Gubernur Khofifah menolak RAPBD 2021 yang diajukan bupati Faida.
Pemkab Jember sebenarnya masih diberi kesempatan untuk memperbaiki RAPBD 2021 yang diajukan ke gubernur. Yakni dengan menghapus pos belanja di luar ketentuan. Sayangnya, bupati Faida beberapa hari yang lalu, masih ngotot mengajukan RAPBD 2021 yang sama sehingga kembali ditolak.
"Hanya pemerintah pusat dan Pemprov yang bisa mengatasi seluruh kekacauan di Jember saat ini. Kita berharap seperti itu," ujar Wakil Bupati Jember, Abdul Muqit Arief saat dimintai komentarnya beberapa waktu lalu.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir di Kudus karena hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (10/3) lalu.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca Selengkapnya10 kecamatan itu yakni Bangko, Batang Masumai, Muara Siau, Lembah Masurai, Bangko Barat, Pemenang Selatan, Tiang Pumpung, Pemenang Barat, Pemenang dan Jangkat.
Baca SelengkapnyaBanjir yang merendam sejumlah wilayah di kabupaten setempat akibat hujan deras.
Baca SelengkapnyaHujan deras yang melanda Kota Bogor tadi malam telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa lokasi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 8 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara dikepung banjir, sejak Selasa (5/9) pagi. Akibat bencana ini, seribu lebih warga memilih mengungsi.
Baca SelengkapnyaBantuan air bersih dari BPBD Kab Bogor disalurkan untuk meringankan kesulitan warga yang terdampak kekeringan akibat kemarau.
Baca SelengkapnyaBPBD Jateng bersama BPBD kabupaten kota setempat telah mendistribusikan sebanyak 6.346.000 liter air bersih untuk 33.871 keluarga.
Baca SelengkapnyaLebih dari 320 KK menjadi korban banjir setelah sebuah tanggul di kawasan Perumahan Taman Mangu, Tangerang Selatan tak kuat menahan debit air hujan.
Baca SelengkapnyaSudah satu minggu banjir merendam kawasan itu namun air belum juga surut
Baca SelengkapnyaNana menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya melakukan perbaikan tanggul yang jebol di sejumlah titik.
Baca SelengkapnyaHujan deras sejak siang hingga malam hari menyebabkan tanggul Kali Cilemahabang, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi jebol sepanjang sekitar 20 meter, Kamis (4/1).
Baca Selengkapnya