Banyak Pasangan Usia Produktif Alami Masalah Kesuburan, Begini Saran Dokter untuk Dapat Keturunan
Sekitar 10 hingga 15 persen dari 39,8 juta pasangan usia produktif di Indonesia mempunyai masalah dengan kesuburan.
Sekitar 10 hingga 15 persen dari 39,8 juta pasangan usia produktif di Indonesia mempunyai masalah dengan kesuburan. Setidaknya, 1 dari 10 pasangan usia produktif mengalami kesulitan untuk memiliki keturunan.
Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini. Tidak hanya dari faktor wanitanya saja seperti mitos yang berkembang di masyarakat, tapi juga dari faktorpria maupun keduanya.
Banyaknya faktor yang ada seperti endometriosis, gangguan ovulasi, jumlah sperma yang kurang, gerak sperma yang tidak mencukupi, bahkan sampai faktor-faktor lain yang secara medis tidak dapat dijelaskan, membuat infertilitas atau ketidaksuburan menjadi salah satu ‘silent disease’ yang bisa saja tidak mematikan tapi menghambat harapan untuk dapat menjadi orang tua.
Dokter penerima gelar kehormatan tertinggi dari Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynaecologists (RANZCOG), Budi Wiweko mengatakan, program kehamilan tidak hanya dilakukan perempuan saja. Namun pria juga.
“Keduanya berkontribusi untuk menghasilkan embrio yang baik untuk dapat ditanam di Rahim Ibu. Jadi dilakukannya harus berdua,” kata Budi Wiweko, mengakhiri penjelasannya mengenai bayi tabung (In Vitro Fertilization/IVF) sebagai solusi pintar menjemput buah hati pada Minggu (15/12).
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis fertilitas endokrinologi reproduksi, Upik Anggraheni menerangkan bahwa merencanakan program hamil tidak hanya dimulai dari persiapan fisik saja.
Namun persiapan psikis juga diperlukan keduanya tidak hanya untuk menyambut kehamilan tapi juga mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua.
Pemeriksaan secara komprehensif juga diperlukan untuk menentukan program kehamilan yang tepat untuk dipilih oleh pasangan suami istri.
Opsi Bayi Tabung
Sementara itu, ahli Embriologi, Verawaty Sinurat mengatakan, keberhasilan bayi tabung di Smart Fertility Clinic sekitar 30-40%. Vera juga menambahkan bahwa angka yang cukup fantastis ini didukung dengan teknologi yang sudah maju seperti di negara Asia maupun Eropa lainnya.
Seperti Intracytoplasmic Morphologically-Selected Sperm (IMSI) untuk memilih sperma terbaik, sampai penanda deteksi genetik seperti PGT-A (Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidies) yang dapat mengetahui kelainan genetik atau kromosom dari embrio yang diperoleh ketika melakukan program bayi tabung.
Smart Fertility Clinic bersama dengan dokter-dokter spesialis fertilitas bergerak untuk membantu pasangan-pasangan di Indonesia untuk mewujudkan harapan-harapannya. Salah satunya melalui penyelenggaraan acara Big Smart Fertility Sharing yang dilaksanakan di Manhattan Hotel, Kuningan.
Antusiasme 100 pasang Smart Moms and Dads penuh mengerumuni auditorium pada pada 15 Desember 2024 kemarin. Pasangan suami istri, Mega dan Pandu turut memeriahkan acara ini bersama si kecil Maxwell sebagai salah satu diantara pasangan yang berhasil mewujudkan harapannya.
“Semoga Smart Fertility Clinic dapat membantu lebih banyak pasangan di luar sana untuk menjadi orang tua,” ucap pasangan ini.
Pada acara Big Smart Fertility Sharing sebagai puncak acara Smart Fertility Festival kemarin, Smart Fertility Clinic mengumumkan kejutan untuk pasangan yang ingin melakukan program kehamilan di Smart Fertility Clinic baik di cabang Jakarta dan Bekasi berupa giveaway program bayi tabung dan beberapa kejutan lainnya.
Seperti voucher Free stimulasi untuk IUI, voucher Free Tindakan IUI, voucher potongan PGTA, coucher Konsultasi dan USG, voucher upgradeto IMSI, voucher free penyimpanan embrio, voucher BHCG, voucher potongan FET, dan voucher DFI.