Ketahui Faktor Apa yang Menyebabkan Seseorang Harus Melakukan Inseminasi dan Persiapan yang Perlu Dilakukan Sebelumnya
Sejumlah faktor bisa menyebabkan seseorang melakukan inseminasi sehingga perlu mengetahui dengan tepat persiapan yang dilakukan.
Proses inseminasi buatan atau intrauterine insemination (IUI) telah menjadi salah satu solusi bagi pasangan suami istri yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan keturunan. Namun, tidak semua pasangan memerlukan prosedur ini. Menurut dr. Shanty Olivia S. J, Sp.OG Subsp F.E.R, dokter spesialis kebidanan dan kandungan subspesialis fertilitas endokrinologi dan reproduksi, terdapat sejumlah faktor yang menentukan kapan prosedur inseminasi harus dilakukan.
Dalam diskusi bersama Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah, Shanty menyebutkan beberapa kondisi yang disarankan untuk menjalani inseminasi, seperti gangguan kesuburan yang tidak diketahui penyebabnya (unexplained infertility), endometriosis ringan, dan gangguan sperma ringan.
-
Apa yang di maksud dengan inseminasi? Inseminasi adalah suatu metode untuk memasukkan sperma ke dalam saluran reproduksi wanita dengan cara yang lebih terstruktur dan medis, guna meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan.
-
Bagaimana cara kerja inseminasi? Proses ini dapat dilakukan secara alami, seperti pada saat hubungan seksual, atau melalui teknik medis, seperti inseminasi buatan (Intrauterine Insemination/IUI). Dalam prosedur IUI, sperma yang telah dipilih akan disuntikkan langsung ke dalam rahim wanita, biasanya pada waktu yang tepat selama masa subur, untuk memudahkan sperma mencapai sel telur.
-
Mengapa pria membutuhkan jamu untuk meningkatkan kesuburan? Salah satu permasalahan yang menjadi perhatian bagi banyak pria adalah terkait keperkasaan di ranjang dan kesuburan mereka.
-
Apa itu kesuburan pria? Kesuburan pada pria mengacu pada kemampuan sistem reproduksi pria untuk menghasilkan sperma yang berkualitas dan kemampuan sperma tersebut untuk membuahi sel telur wanita.
-
Apa yang perlu dipersiapkan sebelum hamil? Persiapan Sebelum Hamil Mempersiapkan diri sebelum hamil merupakan langkah penting untuk meningkatkan peluang kehamilan yang sehat.
-
Bagaimana cara tepat meningkatkan kesuburan? Alih-alih hanya mengandalkan toge, ada langkah-langkah lain yang lebih terbukti dan tepat untuk meningkatkan kesuburan agar cepat hamil: 1. Konsumsi makanan bergizi seimbang: Buah, sayuran, ikan, telur, susu, daging, kacang-kacangan, dan biji-bijian.2. Rutin berolahraga: Menjaga kebugaran tubuh untuk mendukung kesehatan reproduksi.3. Cukup waktu istirahat: Tidur selama 7–9 jam setiap malam untuk pemulihan tubuh.4. Kelola stres dengan baik: Stres dapat mengganggu kesuburan, jadi penting untuk mengelolanya dengan baik.5. Hindari makanan yang mengganggu sistem reproduksi: Termasuk makanan cepat saji, ikan tinggi merkuri, lemak jenuh, dan gula.6. Batasi konsumsi kafein: Kafein berlebih dapat memengaruhi kesuburan.7. Hentikan kebiasaan tidak sehat: Merokok dan minum alkohol dapat merugikan kesuburan.
“Faktor lain termasuk gangguan penyakit tertentu yang membutuhkan pencucian sperma khusus, seperti infeksi hepatitis, HIV, atau hepatitis C, penyempitan leher rahim pada wanita, serta gangguan ovulasi,” jelas Shanty dilansir dari Antara.
Faktor Penentu dan Syarat Keberhasilan Inseminasi
Keberhasilan inseminasi bergantung pada berbagai syarat medis. Dari sisi istri, kondisi rahim dan saluran tuba harus sehat karena hasil pembuahan akan menempel di rahim. Saluran tuba yang tersumbat dapat menghambat masuknya sperma ke sel telur.
“Istri juga harus memiliki siklus ovulasi yang baik agar ada telur yang siap dibuahi. Selain itu, usia menjadi faktor penting—idealnya di bawah 40 tahun karena kualitas dan jumlah telur perempuan menurun drastis setelah usia tersebut,” ungkap Shanty.
Sementara itu, dari sisi suami, gangguan sperma berat seperti azoospermia (tidak ada sperma) dapat mengurangi peluang keberhasilan inseminasi.
Persiapan Sebelum Proses Inseminasi
Menurut dr. William Sp.And, dokter spesialis andrologi lulusan Universitas Airlangga, pria perlu melakukan persiapan untuk mengoptimalkan kondisi sperma. Salah satu caranya adalah memperbaiki pola hidup, seperti mengurangi konsumsi makanan cepat saji, meningkatkan aktivitas fisik, dan menjaga berat badan ideal.
“Mungkin pakai obat-obatan tertentu atau memperbaiki gangguan hormonal hingga mencapai standar syarat minimal. Jika sudah optimal, barulah proses inseminasi bisa dilakukan,” kata William.
William juga menekankan pentingnya menjaga kualitas sperma melalui olahraga ringan seperti jalan santai, yoga, atau jogging. Olahraga berat sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan kelelahan yang justru menurunkan kualitas sperma.
Selain itu, kualitas tidur yang optimal sangat penting. “Hormon testosteron pria diproduksi tengah malam hingga pagi hari, mencapai puncaknya sekitar pukul 6-9 pagi. Tidur cukup 7-8 jam memengaruhi pematangan sperma,” tambahnya.
Asupan nutrisi juga menjadi faktor penting. Konsumsi sayur dan buah berwarna-warni dapat mendukung pembentukan sperma yang sehat. Pria juga disarankan menjaga suhu testis di kisaran 33-34 derajat Celsius dengan tidak memakai celana ketat.
Faktor yang Dapat Menghambat Keberhasilan
Meski angka keberhasilan inseminasi hanya sekitar 10-20 persen, prosedur ini tetap menjadi pilihan bagi pasangan yang telah mencoba pembuahan alami selama lebih dari satu tahun tanpa hasil.
Namun, ada faktor-faktor yang bisa menghambat keberhasilan, seperti sperma yang gagal membuahi sel telur, embrio yang tidak berkembang, atau embrio yang tidak menempel di rahim.
Oleh karena itu, evaluasi medis yang cermat sangat diperlukan sebelum menjalani proses inseminasi. Pasangan suami istri harus memahami kondisi masing-masing dan bekerja sama dengan dokter untuk meningkatkan peluang keberhasilan.
Inseminasi adalah jalan yang memberikan harapan baru bagi pasangan yang ingin memiliki buah hati. Dengan persiapan yang matang, pola hidup sehat, dan bantuan teknologi medis, peluang keberhasilan dapat ditingkatkan.
Bagi pasangan yang mempertimbangkan prosedur ini, penting untuk memahami kondisi kesehatan masing-masing dan berkonsultasi dengan dokter ahli. Dengan demikian, perjalanan menuju kehamilan dapat dihadapi dengan optimisme dan keyakinan yang lebih besar.