Teknologi Ini Dapat Meningkatkan Peluang Kehamilan Proses Bayi Tabung dan Menurunkan Risiko Keguguran
Di Indonesia sendiri, tercatat lebih dari 7.000 siklus bayi tabung di Indonesia pada tahun 2016, dengan angka keberhasilan sebesar 28%.
Studi dari The Lancet menyatakan bahwa tingkat fertilitas dunia diprediksi akan menurun. Diperkirakan 155 dari 204 negara (76%) akan memiliki tingkat kesuburan di bawah tingkat penggantian populasi pada 2050. Di Indonesia sendiri, tercatat lebih dari 7.000 siklus bayi tabung di Indonesia pada tahun 2016, dengan angka keberhasilan sebesar 28%.
Untuk memenuhi kebutuhan akan solusi kesehatan reproduksi, Bumame menghadirkan layanan inovatif yang mudah dijangkau dengan menyediakan dua jenis layanan skrining kromosom embrio, yaitu PGTA Core dan PGTA Plus.
Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidies (PGTA) yang berfungsi untuk mengidentifikasi jumlah kromosom pada embrio sehingga dapat meningkatkan peluang kehamilan pada pasien yang menjalankan proses fertilisasi In Vitro (IVF) alias bayi tabung dan menurunkan risiko keguguran.
Melalui penggabungan teknologi amplifikasi genom utuh (Whole Genome Amplification) dan preparasi pustaka (Library Preparation), proses pemeriksaan dianalisis dengan bioinformatika otomatis sehingga akurasi hasil atau sensitivitas mencapai >98 persen dan spesifisitas sebesar 100 persen.
"Kami terus berusaha untuk meningkatkan aksesibilitas dan menghadirkan layanan kesehatan mutakhir dengan kualitas terbaik bagi seluruh rakyat Indonesia. Seluruh pengerjaan sampel diproses secara lokal untuk mengembangkan kualitas SDM analis laboratorium genomik di Indonesia," ujar James Wihardja, CEO Bumame.
Tes Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidies (PGTA) Plus yang sebelumnya belum tersedia di Indonesia, kini bisa diakses oleh masyarakat dengan biaya yang lebih terjangkau. Bumame mengundang seluruh klinik fertilisasi In Vitro (IVF di Indonesia untuk turut serta dalam langkah besar ini, demi memajukan layanan kesehatan nasional.
"Dengan teknologi terdepan, Bumame yakin dapat membawa perubahan signifikan dalam peningkatan kehamilan sehat, serta kemajuan bidang fertilitas dan genomika reproduktif di Indonesia," pungkas James.