Banyak Warga di Duren Jaya Bekasi Menderita ISPA
Merdeka.com - Ratusan warga di 200 RT dan 19 RW Kelurahan Duren Jaya, Bekasi mengikuti pengobatan gratis. Berdasarkan hasil pemeriksaan, mayoritas warga di sana menderita penyakit saluran pernapasan ISPA.
"Warga mengeluhkan sesak napas dan batuk pilek, hal ini dipicu karena masih kurangnya kepedulian warga akan pola hidup sehat," kata Dokter Rico Andriyadi, Senin (1/7).
Pengobatan gratis ini diadakan oleh RS Sentosa Siloam Hospital Group dengan puskesmas berupa penyediaan ambulans dan beberapa tim medis yang terdiri dari dua dokter; dr. Rico Andriyadi, dr. Ikhlas H Nainggolan serta 10 tim medis ditambah tenaga apoteker.
-
Siapa yang alami ISPA akibat polusi? Menurut informasi yang diterima, sebagian besar pasien rumah sakit banyak yang menderita ISPA, salah satu faktornya akibat kualitas udara yang kian memburuk.
-
Siapa yang rentan terjangkit ISPA akibat polusi udara? Polusi udara juga sangat rentan terjadi pada ibu hamil, balita, dewasa dengan penyakit penyerta, dan lansia.
-
Siapa saja yang rentan terkena ISPA? ISPA sebenarnya bisa menyerang siapa saja. Namun, ada beberapa kelompok yang lebih rentan terkena penyakit yang satu ini.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena ISPA? Mengutip Healthline, infeksi ini sangat berbahaya bagi anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, dan orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh.
-
Kenapa kasus ISPA meningkat di Jakarta? Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mencatat kasus infeksi saluran pernapasan (ISPA) di DKI Jakarta terus meningkat akibat polusi udara yang kian memburuk di Jabodetabek.
-
Siapa yang memberikan pengobatan gratis? Soetomo merupakan dokter spesialis kulit dan kelamin. Ia punya kontribusi besar menangani wabah lepra di Kota Surabaya dengan memberikan pengobatan gratis di kliniknya.
Salah satu warga yang berobat, Sulaeman (72) mengeluhkan penyakit lemah jantung yang dideritanya dalam kurun waktu 2 tahun. Dia merupakan warga dari RT 08 RW 10.
"Kalau jalan jauh udah enggak kuat, napas langsung ngos ngosan," ungkapnya sambil dipapah petugas hansip.
Sementara itu, Kepala Puskesmas setempat Elis Zarnidewi saat memberikan keterangan menjelaskan, dalam sehari sekitar 200 pasien datang untuk berobat dan mereka pengguna BPJS dan kartu KIS.
"Kebanyakan dari mereka menderita gatal dan batuk pilek, bahkan ada juga yang harus kami rujuk ke rumah sakit," paparnya.
Lurah setempat, Predi Ridiansyah menuturkan warga antusias karena banyak dari mereka sudah lama tidak mendapatkan pengobatan gratis.
"Harapan saya ke depannya pengobatan ini selain untuk mengobati, tapi bisa memberikan edukasi pada warga agar dapat hidup secara sehat dan berkualitas," imbuhnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkot Depok sudah melakukan antisipasi agar kasus ISPA tak terus menanjak naik.
Baca SelengkapnyaKasus ISPA mulai meningkat September lalu puncak di Oktober -November. Kembali turun sesudah bulan Maret.
Baca SelengkapnyaData itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng.
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus ISPA itu melonjak akibat polisi udara yang kian memburuk di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaKasus ISPA tersebut tercatat mencapai sekitar 14 ribu per hari.
Baca SelengkapnyaPolusi udara yang buruk turut menjadi pendorong kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak.
Baca Selengkapnya13.200 orang mendapatkan layanan kesehatan gratis yang tersebar di berbagai wiayah dengan periode pelaksanaan pada 1-2 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaData Indeks Kualitas Udara (AQI) Air, DKI Jakarta menempati posisi teratas daftar kota dengan tingkat polusi terburuk pada Senin, 7 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaKasus ISPA di Jakarta meningkat akibat polusi udara yang memburuk.
Baca SelengkapnyaRumah sakit di Mojokerto kewalahan menampung pasien anak. Sejumlah anak sakit tak kebagian kamar.
Baca SelengkapnyaRatusan ribu anak tercatat menderita ISPA hingga Juli 2023.
Baca Selengkapnya