Bayi Usia 7 Hari di Bengkalis Meninggal Dunia karena Virus Rubella
Merdeka.com - Bayi berusia 7 hari di RSUD Kabupaten Bengkalis, Riau, meninggal dunia akibat virus Rubella. Selain itu, dia juga terdeteksi hidrosefalus serta kelainan jantung.
"Sejak masa kehamilan si ibu, bayi itu sudah terdeteksi hidrosefalus. Dokter menyarankan untuk operasi sesar," ujar Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliati Nazir saat dihubungi merdeka.com, Selasa (2/7) malam.
Ibu bayi tersebut berdomisili di Desa Meskom, Kecamatan Bengkalis dan melahirkan di RSUD Bengkalis. Mimi menyebutkan, setelah dilahirkan, kondisi bayi terdeteksi gejala katarak pada mata dan kelainan jantung (congenital health deasese) serta Rubella.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Bagaimana kondisi bayi tersebut? Dengan suhu badan yang rendah mencapai 35,7 derajat Celsius saat tiba di rumah sakit, si kecil yang mengalami hipotermia dihangatkan dan diberikan pertolongan pertama secara intensif.
-
Kapan bayi-bayi itu meninggal? Hampir setengah dari bayi yang ditemukan meninggal selama masa perinatal, khususnya antara minggu ke-27 kehamilan dan pekan pertama kelahiran.
"Informasinya setelah berusia 7 hari, bayi meninggal dunia karena Rubella dan Hidrosefalus serta kelainan jantung," kata Mimi.
Informasi bayi tersebut terdeteksi Rubella dan penyakit lainnya didapat Dinkes pada pada 24 Juni 2019. RSUD Bengkalis melaporkan ke Dinkes setempat, bahwa ada bayi lahir dengan gejala katarak dan kelainan jantung.
Kadinkes bengkalis Alwizar kemudian melakukan penyelidikan epidemiologi bersama Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi, Eji Marlina, Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, Nurbati Johan, Pengelola Program Surveilans Kabupaten, Tri Putri Ramdhani, dan Pengelola Program Imunisasi Kabupaten, Ners. Siti Fitria.
Ketika itu, diputuskan untuk mengirim sampel darah bayi ke Pekanbaru untuk dilakukan uji laboratorium, Kamis 27 Juni 2019. Dari hasil pemeriksaan laboratorium di Pekanbaru, ternyata bayi positif terinfeksi virus Rubella.
Berdasarkan informasi dari Dinkes Bengkalis, hasil pemeriksaan penyebab bayi itu tertular virus Rubelle karena pada masa trisemester pertama kehamilan, sang ibu pernah berpergian mengunjungi saudaranya di luar daerah dengan menggunakan kapal penumpang domestik.
Mimi menghimbau, agar masyarakat membawa anak-anaknya untuk suntik vaksin Rubella demi kesehatan bersama. Sebab, anak-anak sangat berpotensi terjangkit virus itu.
"Capaian vaksin Rubella di Riau hanya sekitar 45 persen, jadi sangat tidak tertutup kemungkinan adanya kasus rubella di Riau. Saya himbau agar ibu-ibu membawa anaknya untuk melakukan suntik vaksin, agar tidak ada lagi kasus seperti ini," kata Mimi.
Mimi juga mengingatkan agar para ibu hamil yang berada di tempat keramaian, transportasi, pusat perbelanjaan, serta lokasi lainnya dianjurkan menggunakan masker. Itu dilakukan agar tidak mudah tertular penyakit-penyakit yang mematikan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaSeekor anak gajah berumur 3 tahun bernama Rizki ditemukan mati di Provinsi Riau.
Baca SelengkapnyaSetelah dilakukan imunisasi oleh pihak puskesmas tampak sehat seperti biasa.
Baca SelengkapnyaAnak itu meninggal dunia jatuh dari lantai 8 Rusunawa Rawa Bebek karena sedang menunggu guru mengaji.
Baca SelengkapnyaBocah 7 tahun meninggal dunia diduga jadi korban malapraktik operasi amandel di RS Kartika Husada Jatiasih.
Baca SelengkapnyaKasus bayi alami kritis karena diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca SelengkapnyaKepolisian masih menyelidiki penemuan mayat bayi prematur diduga dikubur hidup-hidup orangtuanya tersebut.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah meninggal dunia diduga korban malapraktik usai menjalani operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi
Baca SelengkapnyaKasus kecelakaan tersebut masih diselidiki Polsek Cakung.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia enam tahun berinisial AN tewas pasca-digigit anjing rabies di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan di Puskesmas Sragi 1, korban ada luka di leher dan di perut dan punggung ada luka memar
Baca Selengkapnya