Begini Cara Bima Tipu Karyawan Honorer Jadi PNS di BKD DKI
Merdeka.com - Penyidik Subdit Keamanan Negara (Kamneg) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya terus menyelidiki kasus penipuan perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS). Dari kasus ini, satu orang tersangka berinisial HM alias Bima berhasil diamankan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, dari hasil pemeriksaan, pria yang berusia 57 tahun itu mengaku mendapatkan akses masuk ke Gedung Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI dari saudaranya. Di mana, lokasi itu dijadikan pertemuan antara korban dan tersangka.
"Saat ditanya, diketahui dia mendapatkan kartu akses masuk Gedung BKD DKI Jakarta dari saudaranya yang pensiunan pegawai di situ," katanya di Mapolda Metro Jaya, Selasa (13/8).
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Siapa kader PDIP yang digeledah rumahnya? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah seorang anggota DPRD Jawa Timur bernama Mahfud dari Fraksi PDIP.
-
Siapa yang terbukti terlibat pungli di Rutan KPK? 90 pegawai Komisi Antirasuah yang telah terbukti terlibat dalam praktik pungli.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
Dia mengungkapkan, berbekal kartu akses itu lah tersangka dapat melancarkan aksi penipuannya. Ia selalu mengajak para korban atau para tenaga honorer bertemu di lantai VI gedung tersebut.
"Dia perlente, selalu menggunakan jas. Dia juga menggunakan tanda pengenal sebagai PNS Kemendikbud. Kemudian menunjukkan nama korban yang ada di SK CPNS, sehingga korban percaya," jelasnya.
Surat Keputusan (SK) CPNS itu belum dapat diberikan karena belum distempel. Ia mengiming-imingkan akan membantu korban namun dengan sejumlah uang.
"Untuk PNS penempatan wilayah DKI Jakarta harus memberikan uang Rp 100 juta. Sedangkan PNS di daerah Rp 70 juta. Korban yang tertipu diakui tersangka ada sebanyak 99 orang. Ini ada dari Jakarta, Bima, NTB, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten. Keuntungan yang diraup sekitar Rp 5,7 miliar," terang Argo.
Dia menambahkan, tersangka mendapatkan data korban dari internet. Setelah itu, dia mengajak korban bertemu.
Kemudian, surat pengangkatan atas nama korban dibuat sendiri oleh tersangka dengan bekal contoh surat pengangkatan di internet. Namun, Argo mengatakan, pernyataan tersangka itu tak serta merta dipercayai oleh penyidik.
"Nanti akan ditanya kembali apakah dia sendiri atau ada yang membantu, contoh dia punya kartu pengenal, kemudian dia punya ruangan di lantai VI BKD," pungkas Argo.
Sebelumnya, subdit Keamanan Negara (Kamneg) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya berhasil ungkap penipuan perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS) atas tersangka berinisial HM alias Bima. Pengungkapan ini berawal dari empat laporan masyarakat yang masuk ke Polda Metro Jaya pada November 2015, Juni 2016, Agustus 2018, dan Oktober 2018.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pegawai Pemkab Bogor yang diperas oleh pegawai KPK gadungan inisial YS.
Baca SelengkapnyaDwi Singgih sempat mangkir sebanyak tiga kali dalam pemeriksaan.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengamankan salah seorang pria inisial YS yang pegawai antirasuah yang memeras salah seorang pegawai Pemkab Bogor.
Baca SelengkapnyaTak cuma Adhie, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto juga sempat dipanggil. Namun berhalangan hadir
Baca SelengkapnyaSatu orang yang mengaku sebagai anggota KPK palsu berisial YS.
Baca SelengkapnyaYoseph Aryo Adhie menyatakan dirinya baru menjalankan tugas warga negara sebagai saksi di KPK.
Baca SelengkapnyaKPK menangkap satu orang berinisial YS lantaran mengaku sebagai pegawai KPK dan melakukan pemerasan terhadap seorang ASN di Bogor.
Baca SelengkapnyaKPK juga menggeledah sebuah rumah di Perum Taman Kota Blok B2 Nomor 9, Bekasi, Jawa Barat
Baca SelengkapnyaPria ini mengaku sopir Kepala Dispendik dan mengaku bisa meloloskan siswa pada PPDB 2023. Orang tua sudah bayar puluhan juta tapi anaknya lolos PPDB.
Baca SelengkapnyaPolres Bogor hingga kini masih mendalami kasus tersebut, termasuk mencari tahu keterlibatan pihak-pihak lain dalam aksi YS.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan enam orang terkait aksi penipuan KPK gadungan di Pemkab Bogor.
Baca SelengkapnyaPelaku telah menipu dua orang dan total kerugian sekitar Rp20 juta.
Baca Selengkapnya