Belasan Pemuda Mau Perang Sarung di Malang Ditangkap, Ditemukan Sebilah Pedang
Merdeka.com - Sebelas orang pemuda yang tengah berangkat tawuran sarung diamankan Petugas Polsek Dampit, Polres Malang. Dari rombongan para remaja tersebut ditemukan sebilah pedang dan sarung yang sudah dimodifikasi.
"Mereka mengaku mendapat undangan tawuran sarung melalui media sosial," tegas Iptu Ahmad Taufik, Kasi Humas Polres Malang, Minggu (26/3).
Awalnya petugas patroli menghentikan mobil angkot yang penuh para remaja sekitar pukul 02.00 WIB. Rombongan juga diikuti sejumlah pengendara sepeda motor yang berboncengan. Mereka mengaku hendak tawuran sarung ke Jalan Segaluh Barat, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Mengapa pelajar terlibat perkelahian? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Siapa yang terlibat dalam perkelahian antar pelajar? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Kenapa War Takjil jadi tren di Ramadan? Rupanya pencarian makanan berbuka ini tak hanya dilakukan oleh umat muslim, namun juga non-muslim. Oleh karena itu, tren War Takjil menjadi hangat diperbincangkan selama bulan Ramadan tahun ini. Terlebih para non-muslim bisa memborong makanan jauh sebelum masuk waktu magrib.
-
Kenapa muda-mudi terjaring razia? Petugas juga memergoki pemuda bersama 2 orang wanita dalam satu kamar.
-
Bagaimana tekanan teman sebaya memicu perkelahian? Tekanan teman memainkan peran penting dalam kekerasan remaja sebagai penyebab tawuran, terutama karena anak-anak lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko atau kekerasan ketika mereka bertindak sebagai sebuah kelompok. Remaja yang biasanya tidak agresif atau melakukan kekerasan sendiri sering merasa diberdayakan saat berada dalam kelompok.
Saat dilakukan pemeriksaan, ditemukan sebilah pedang dan sarung yang sudah dimodifikasi. Para remaja tersebut berikut barang bukti dibawa ke Mapolsek Dampit untuk dimintai keterangan dan pendataan.
Mereka yang terjaring rata-rata masih berstatus pelajar SMP dan SMA. "Dari puluhan anak-anak yang terjaring, satu orang berusia 19 tahun, sementara lainnya masih anak-anak di bawah umur, " tegasnya.
Setelah mendapatkan pembinaan dari petugas, para orang tua dari anak-anak tersebut dipanggil ke Mapolsek. Para orang tua diminta agar lebih aktif mengawasi aktivitas anak-anaknya. Sebagai efek jera, petugas mengirimkan surat pemberitahuan ke sekolah masing-masing untuk menjadi catatan tersendiri.
Polisi juga memeriksa secara intensif terhadap remaja yang kedapatan membawa senjata tajam. Jika terdapat unsur pidana, akan dilakukan proses sesuai hukum yang berlaku.
“Masih dilakukan pemeriksaan, terkait motif dan kepemilikan senjata tajam yang dilakukan,” jelasnya.
Taufik mengatakan, pihaknya memang mendapatkan laporan dari masyarakat terkait perang sarung yang meresahkan. Serangkaian patroli skala besar digelar guna mendukung kenyamanan dalam menjalankan puasa Ramadan.
Taufik menegaskan, perang sarung berpotensi mengganggu ketertiban dan membahayakan. Karena antar kelompok atau satu dengan yang lain tidak saling mengenal, potensi timbul gesekan dan memancing keributan.
""Belum lagi bahaya lainnya, misalnya sarung diisi dengan batu atau senjata tajam yang bisa melukai satu sama lain," katanya.
Taufik meminta kepada masyarakat mengisi waktu sahur dengan kegiatan yang positif seperti i’tikaf di masjid atau berbagi makan sayur.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penangkapan para remaja tersebut dilakukan setelah polisi melakukan patroli siber.
Baca SelengkapnyaPelaku dan barang bukti sajam dibawa ke Mako Polsek Pinang untuk proses hukum lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaKelimanya merupakan warga Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang bukti senjata tajam jenis corbek panjang dan celurit yang digunakan untuk melukai korbannya.
Baca SelengkapnyaSejauh ini motif tawuran diduga akibat saling ejek di media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi meringkus dua remaja putri yang viral duel menggunakan senjata tajam di salah satu tempat pemakaman umum (TPU) di Palembang.
Baca SelengkapnyaKini lima pemuda beserta barang bukti telah dibawa ke Polsek pasar minggu untuk diproses sesuai aturan hukum yang berlaku.
Baca SelengkapnyaKendaraan pelaku sudah disita namun dua pelaku masih dalam pengejaran polisi.
Baca SelengkapnyaFenomena itu terjadi karena kurangnya wadah bagi anak-anak muda untuk berekspresi.
Baca SelengkapnyaDua remaja tersebut mengaku hendak menjual 'peralatan tempur' seharga Rp450 ribu.
Baca SelengkapnyaKala Gibran Ikut Tanggapi Maraknya Perang Sarung di Kalangan Remaja Saat Bulan Ramadan
Baca SelengkapnyaKekerasan yang terjadi di jalan Hasyim Ashari, Kota Tangerang, Jumat (17/5/2024) malam viral di media sosial.
Baca Selengkapnya