Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Belum Lakukan Uji ke Hewan, Eijkman Masih Kembangkan Vaksin Virus Corona

Belum Lakukan Uji ke Hewan, Eijkman Masih Kembangkan Vaksin Virus Corona Rapid Test Pimpinan dan pegawai KPK. ©2020 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Sampai saat ini, setiap negara tengah fokus untuk mencari vaksin untuk Covid-19. Termasuk Indonesia, melalui Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pengembangan bibit vaksin tengah dilakukan.

Kepala Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan, pihaknya saat ini masih mengembangkan recombinant protein atau pengembangan DNA berdasarkan 7 genom SARS-CoV-2, sampai pada akhirnya siap dilakukan uji coba pada hewan.

"Ya jadi kami saat ini masih mengembangkan protein recombinantnya jadi setelah itu baru masuk ke uji ke hewan," katanya saat dihubungi merdeka.com, Rabu (10/6).

Dia menerangkan, dalam pengembangan recombinant protein, pihaknya tengah melakukan pengujian melalui spike protein atau protein S. Diketahui bahwa spike protein adalah bentuk mahkota yang mengelilingi permukaan virus SARS-CoV-2.

"Strategi yang kita gunakan ini adalah menggunakan protein recombinant dari spike protein yang kemudian akan dijadikan sebagai calon antigen. Jadi itu yang dikembangkan dan kalau sudah jadi akan dilakukan uji coba kepada hewan. Jadi sampai saat ini belum dilakukan uji kepada hewan," jelasnya.

"Target kami, kita harapkan pengembangan protein recombinant bisa selesai selama dua sampai tiga bulan ini, setelah itu baru melakukan uji coba kepada hewan,” sambung Amin.

Terkendala Proses Impor

Dalam proses pengembangan protein recombinant, kata Amin, pihaknya hanya masih terkendala untuk learning, identifikasi dan lainnya. Sementara pada kondisi saat ini, proses impor masih memakan waktu yang lama.

"Kendala itu pengadaan pada reagennya, karena sebagian besar reagen itu masih impor. Tetapi saat ini proses impor masih memakan waktu yang lama, jadi kita masih menunggu beberapa reagen," jelasnya.

Rencana Pengujian Pada Hewan

Pada pemberitaan sebelumnya, Amin menjelaskan, pihaknya sampai saat ini masih terus membuat, meneliti, dan tengah mempersiapkan pengujian kepada hewan dalam waktu dekat.

Dia menerangkan, nanti urutan pengujiannya diawali dengan hewan yang kecil, lalu jika berhasil berlanjut ke yang lebih besar seperti monyet, kemudian baru diuji kepada manusia.

"Mungkin dalam dua sampai tiga bulan kedepan, ya artinya bisa dimurnikan lalu diujikan kepada hewan. Nantinya bisa diujikan ke hewan kecil, semisal hasilnya bagus kita ujikan lagi ke hewan yang lebih besar seperti monyet, jika berhasil baru kita uji kepada manusia," jelasnya, pada Selasa (12/5).

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Etana Jadi Perusahaan Pertama di ASEAN yang Punya Teknologi Kembangkan Vaksin
Etana Jadi Perusahaan Pertama di ASEAN yang Punya Teknologi Kembangkan Vaksin

Sepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.

Baca Selengkapnya
Menkes Dorong Percepatan Produksi Vaksin Dalam Negeri untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
Menkes Dorong Percepatan Produksi Vaksin Dalam Negeri untuk Ketahanan Kesehatan Nasional

Produksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.

Baca Selengkapnya
Virus Mengerikan Ciptaan Ilmuwan China Bisa Bunuh Manusia dalam 3 Hari
Virus Mengerikan Ciptaan Ilmuwan China Bisa Bunuh Manusia dalam 3 Hari

Ini merupakan sebuah rekor penciptaan virus yang mampu 'membasmi' manusia dalam 3 hari.

Baca Selengkapnya
Peneliti Tengah Kembangkan Vaksin Flu Universal, Dirancang Bisa Redakan Segala Jenis Mutasi Flu
Peneliti Tengah Kembangkan Vaksin Flu Universal, Dirancang Bisa Redakan Segala Jenis Mutasi Flu

Vaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Sepasang Gajah di Solo Safari Mati, Ini Penjelasan BKSDA
Sepasang Gajah di Solo Safari Mati, Ini Penjelasan BKSDA

Terkait penyebab kematiannya, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya
Bos Bio Farma Minta DPR Kabulkan Usulan BMN Rp 68 miliar
Bos Bio Farma Minta DPR Kabulkan Usulan BMN Rp 68 miliar

Pemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Lakukan Upaya Cegah Patogen Menjadi Pandemi Baru
Kemenkes Lakukan Upaya Cegah Patogen Menjadi Pandemi Baru

Sejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.

Baca Selengkapnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Sebentar Lagi, Ilmuwan akan Bisa Hidupkan Hewan Punah
Sebentar Lagi, Ilmuwan akan Bisa Hidupkan Hewan Punah

Colossal Biosciences berhasil menciptakan sel induk gajah Asia, langkah kunci menuju kebangkitan spesies mammoth yang telah punah.

Baca Selengkapnya
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan

Introduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.

Baca Selengkapnya