Berani Berubah: Dukung Perubahan Hanifah di Liputan6 Award 2021
Merdeka.com - Jari jemari Hanifah dengan lihai membuat tas anyam. Matanya amat jeli melihat detail tas anyam yang dibuatnya. Hanifah tidak sendiri. Bersama warga Desa Bagorejo, Jember, Jawa Timur, Hanifah memproduksi tas anyam untuk mengisi waktu luang di masa PSBB.
Meski awalnya sempat merasa terpuruk karena pandemi, namun kini mereka bisa menyalurkan hobinya sekaligus menghasilkan pendapatan. Helai demi helai tali kaca dianyam. Mulai dari dompet, berbagai model tas, hingga wadah tissue mampu mereka buat.
Agar tak terkesan kuno dan terlalu kosong, berbagai desain cantik juga ditambahkan kepada produk tali kaca ini. Menggunakan teknik airbrush dan decoupage, yakni teknik lukis menggunakan tekanan udara dan seni tempel dengan motif bunga, para perajin ini membuat produk tali kaca mereka menjadi lebih unik dan menarik.
-
Dimana Ibu Utami menjual tas anyamannya? Selain menjual tas anyaman di rumah dan toko, serta menerima pesanan, produk Ikitazq juga dipasarkan di salah satu swalayan terbesar di Kabupaten Bojonegoro. Bahkan, tas-tas anyaman karya Utami juga pernah mendapatkan promosi khusus di ruang pamer salah satu hotel terkenal di wilayah setempat.
-
Bagaimana Aan menghasilkan banyak tas? Di rumah petak yang dia tempati bersama keluarganya ini, Aan mampu menciptakan hingga empat tas dalam sehari.
-
Apa yang dijual oleh pelaku di Tasikmalaya? 'Ketiganya terlibat dalam penyalahgunaan sediaan farmasi berupa obat jenis tramadol dan eximer,' ungkap Bripka Triana Anggasari, juru bicara Mapolres Tasikmalaya, saat konferensi pers di Mapolres Tasikmalaya pada Jumat (1/11/2024).
-
Kenapa Ibu Utami memilih bisnis tas anyaman? Pada tiga bulan pertama pandemi Covid-19, Utami memutar otak apa yang bisa menghasilkan keuntungan di masa serba sulit. Ia tak mau terus-terus menguras tabungan untuk biaya hidup sehari-hari karena bisnis limbah kayunya tak jalan dan bisnis mebel sang suami pun lesu.
-
Apa yang dijual oleh Anas Ariffudin? Ayam cemani tergolong ayam hias. Selain itu, tak ada patokan harga untuk penjualannya.
-
Tas anyaman apa yang diproduksi Ibu Utami? Utami mengkreasikan limbah kayu menjadi beragam produk. Seperti kalung, tas, berbagai peralatan makan, hingga miniatur patung berbagai karakter.
Kini tas anyam buatan Hanifah dan warga Desa Bagorejo terjual hingga 200 buah per-minggu. Harganya mulai Rp100 ribu hingga Rp250 ribu per buah.
Kisah perubahan yang dilakukan Hanifah dan warga Desa Bagorejo bisa dilihat melalui tayangan Berani Berubah yang tayang setiap Senin pagi di Liputan6.
Jangan lupa dukung keberhasilan Hanifah dan warga Desa Bagorejo dengan memberikan polling di sini, lalu pilih "Hanifah - TAS KESUKSESAN KAUM IBU (UMKM) - JEMBER".
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usaha ini sudah dimulai sejak masa Pandemi Covid-19 dengan modal yang minim.
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang bedug di kawasan Tanah Abang mengungkapkan bahwa dia mendapatkan pesanan sebanyak 100 bedug.
Baca SelengkapnyaPesanan songkok naik tiga kali lipat dibanding hari biasa.
Baca SelengkapnyaMenjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
Baca SelengkapnyaSaat ini Desa Devisa Tenun Gresik memiliki kapasitas produksi mencapai 146.400 lembar sarung per bulan.
Baca SelengkapnyaJelang, Iduladha, penjualan hewan kurban di kawasan Tanah Abang meningkat 100 persen.
Baca SelengkapnyaMenjelang Hari Raya Idulfitri permintaan produksi mukena Siti Khadijah meningkat hingga 25 persen.
Baca SelengkapnyaBerwisata ke Bali tidak dapat dilakukan setiap hari sehingga momentum ini ingin dimanfaatkan dengan baik.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda tepian Rawa Pening memberdayakan masyarakat dalam mengolah eceng gondok menjadi kerajinan yang punya nilai jual.
Baca SelengkapnyaPedagang parcel musiman mulai bermunculan jelang Lebaran di kawasan Barito.
Baca SelengkapnyaDari ide kreatifnya ini, Ia berhasil meraup omzet hingga Rp15 juta.
Baca Selengkapnya