Bertambah, Korban Meninggal Akibat Rabies di TTS NTT jadi 5 Orang
Merdeka.com - Satu korban suspek rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), dinyatakan meninggal dunia, Rabu (28/6) dini hari tadi, sekitar pukul 01.15 Wita.
Bocah berusia tujuh tahun berinisial MS asal Desa Nonohonis, Kecamatan Kota Soe itu sempat dirawat di RSUD Soe, karena kritis dan turun kesadaran. Korban digigit anjing pada bulan April lalu.
"Iya yang di kamar C sudah meninggal tadi malam jam 1.15 dini hari tadi. Jenazah langsung diurus dan dibawa keluarga ke rumah duka," kata Kabid Perawatan RSUD Soe, Abner Y. Tode, Rabu (28/6).
-
Siapa yang paling sering menyebabkan kematian akibat rabies? Meskipun kematian akibat serangan hewan peliharaan jarang terjadi, WHO melaporkan bahwa sekitar 99% kasus kematian akibat rabies pada manusia disebabkan oleh anjing.
-
Apa yang dimaksud dengan rabies? Rabies adalah infeksi virus yang menyebar melalui gigitan hewan yang telah terifeksi sebelumnya. Virus rabies ini dapat masuk dalam kelompok rhabdovirus.
-
Apa penyebab rabies? Rabies disebabkan oleh virus yang masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara virus rabies menular dari hewan ke manusia.
-
Siapa yang rentan terkena rabies? Menurut data yang dilansir dari World Health Organization (WHO), sebanyak 59.000 penduduk di seluruh dunia meninggal akibat rabies, dan 99% di antaranya terkena gigitan anjing yang telah terinfeksi virus rabies.
-
Di mana rabies bisa ditemui? Dalam hal ini, rabies bisa ditemui di 150 negara dan di semua benua, kecuali Antartika dan Arktik.
-
Bagaimana rabies menular? Rabies disebabkan oleh virus rabies, yang dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, seperti anjing, kucing, dan kelelawar.
Selasa sore, merdeka.com berkesempatan melihat korban MS di gedung Melati ruang C RSUD Soe. Kondisinya kritis dan mengalami penurunan kesadaran sejak dibawa ke rumah sakit tiga hari lalu. Ibu dan ayahnya pasrah melihat anak mereka berbaring lemas di atas tempat tidur.
"Kejadian waktu itu, awalnya kami pergi timba air, lalu anak kami pulang lebih dahulu bersama nenek dan sepupunya," cerita ibu korban Agustina Marsalina Tameon, Selasa (27/6) kemarin.
Menurutnya, saat sedang berlarian tiba-tiba diserang seekor anjing dari dalam hutan. Anjing tak dikenal tersebut menggigit dan mencakar tubuh korban. Setelah itu, langsung berlari kembali ke dalam hutan dan menghilang.
"Anak kami lari lebih dahulu sedangkan kami menyusul. Tiba-tiba dia berteriak dan kami sampai anjing sudah gigit, anak kami berteriak ini saya sudah mati mama," kenang Agustina Marsalina Tameon sambil menangis.
Hingga kemarin, jumlah korban gigitan anjing di Kabupaten TTS telah mencapai 594 orang, yang tersebar di 29 kecamatan dan 148 desa. Korban yang meninggal dunia kini berjumlah lima orang, jika ditambah dengan MS.
Sebelumnya, MS dan korban lainnya berinisial JAM asal Desa Kaeneno, Kecamatan Fautmolo dirawat bersamaan di gedung Melati RSUD Soe. Kondisi JAM juga sudah menampakkan gejala, dari takut air, cahaya, hingga udara dingin. (mdk/tin)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Virus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 ini, ada hampir 4.000 kasus gigitan hewan rabies di Sumut.
Baca SelengkapnyaMenurut Yohanes Sadipun, awalnya korban yang merupakan siswa sekolah dasar itu dicakar anjing rabies bersama dua temannya.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia enam tahun berinisial AN tewas pasca-digigit anjing rabies di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca SelengkapnyaKasus penularan virus rabies ke manusia di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) belakangan semakin mewabah.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaBocah laki-laki itu digigit anjing pada Selasa, 6 Februari sekitar pukul 15.00 WITA.
Baca SelengkapnyaBabi milik warga bernama Mama Fransina Nesimnasi disembelih keluarga pada Senin (17/7). Padahal sejak Sabtu (15/7) lalu, babi itu sudah kelihatan sakit.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaBila sudah muncul gejala karena terlambat penanganannya, maka risiko yang terjadi adalah 100 persen meninggal.
Baca SelengkapnyaKorban antraks ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilarikan ke RSUD Puri Husada Tembilahan namun nyawanya tidak terselamatkan.
Baca Selengkapnya