Bikin Pojok Dilan, Ridwan Kamil Disarankan Lebih Baik Tangani Masalah Ekonomi
Merdeka.com - Polemik kebijakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mengabadikan pojok Dilan (Dilan's Corner) masih menuai kontroversi. Banyak pihak menilai keputusan itu tidak memiliki urgensi meski tujuannya menumbuhkan budaya literasi.
Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat Abdul Hadi Wijaya tak ragu melayangkan kritik pedas. Baginya, keputusan itu sama saja mengorbankan marwah gubernur sebagai bapak dari puluhan juta rakyat Jawa Barat.
Ada banyak hal penting dan konstruktif yang harus dipikirkan oleh seorang gubernur, seperti pengentasan ketimpangan ekonomi. Maka tak heran, jika keputusan ini menimbulkan berbagai reaksi dari berbagai pihak, maupun netizen.
-
Mengapa Ridwan Kamil ditolak? Dikutip lewat akun X @MurtadhaOne1, disebut-sebut penolakan tersebut karena tidak ada izin yang disampaikan kepada warga setempat. Mereka merasa tidak dilibatkan dalam acara Gerakan Membangun (Gerbang) Betawi.
-
Bagaimana Ridwan Kamil menyelesaikan masalah penolakan? Meski sempat diwarnai keributan, acara penyerahan rekomendasi berupa dokumen yang diberikan Ketua Bamus Betawi Muhammad Rifki alias Eki Pitung kepada RK tetap berlangsung. RK pun berdiskusi dengan masyarakat setempat hingga acara itu selesai.
-
Apa yang ingin diselesaikan Ridwan Kamil? 'Dan kita komit dalam nanti visi misi kesehatan juga perbaikan kesehatan apalagi polusi, kita mendengar ya seringkali RS penuh oleh ISPA (Infeksi saluran pernapasan akut). Nah faktor polusi, jadi kita akan fokus untuk penyelesaian kesehatan udara seperti bagian dari prioritas nanti kalau terpilih,' kata Ridwan Kamil.
-
Apa alasan Ridwan Kamil tak memakai public figur di timsesnya? 'Dari kita internal saja, tidak mencari public figur seperti apa, jadi karena dibutuhkan oleh kita itu keharmonisan dan managerialnya. Jadi bukan sosok, hanya managerial aja,' beber Bang Emil.
-
Siapa yang mencatut nama Ridwan Kamil? Dilansir dari akun Instagram resminya @ridwankamil, Ridwan Kamil telah membantah dan mengklarifikasi nomer WhatsApp tersebut.
-
Apa yang dilakukan Ridwan Kamil di Setu Babakan? Tiba di lokasi, RK didampingi Foke langsung mengelilingi Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi dan Museum Betawi.
"(Pojok) Dilan ini tidak konstruktif, dari segi karya memang harus diapresiasi. Tapi enggak usah dilebih-lebihkan. Itu bisa dilakukan untuk tingkat Wali Kota. Kan enggak enak gubernur kita di-bully. Beliau (Ridwan Kamil) punya marwah yang tinggi sebagai bapak puluhan juta warga Jabar. Mereka butuh perhatian," katanya saat dihubungi, Kamis (28/2/2019).
Abdul menduga, di balik keputusannya meresmikan pojok Dilan atau peringatan hari Dilan, Ridwan Kamil ingin meraih simpati dan mementingkan popularitas. Meski dari segi aturan tidak ada yang dilanggar, namun lebih baik tetap mengutamakan prioritas yang jadi tugasnya.
"Banyak lho pekerjaan rumah dari Ridwan Kamil. Manajemen pemerintah kan butuh penyesuaian karena banyak SDM yang dirotasi, kultur kerja yang belum dipahami. Banyak bencana, banjir, longsor. Belum lagi penyusunan RPJMD, Itu kan perlu fokus Gubernur," tegasnya.
Karena itu, ke depan dia berharap Ridwan Kamil bisa lebih bijak dalam memilih proyek pembangunan yang lebih penting untuk masyarakat. Dengan tidak menghamburkan energi pada proyek yang secara manfaat tidak terlalu besar. Menurut dia, ada cara lain untuk mendongkrak budaya literasi di Jabar, tidak melulu dengan melakukan pembangunan Dilan's Corner.
"Saya mohon ke depan Pak Gubernur bisa lebih bijak. Akhirnya kan yang terjadi seperti sekarang, polemik di mana-mana," terangnya.
Sementara itu, Akademisi dan Budayawan, Budi Dalton menilai sosok Dilan adalah tokoh fiksi yang bisa mewakili pop culture anak muda. Selama 10 tahun terakhir, sepeninggal Kabayan atau Lupus tidak ada tokoh fiksi yang bisa mewakili sebagian besar anak muda.
Dilan lahir dari sebuah karya sastra yang sukses bahkan menjadi fenomena hingga akhirnya difilmkan. Itu pantas diapresiasi. Namun ia tidak melihat urgensi di balik keputusan Ridwan Kamil meresmikan Pojok Dilan.
"Menurut saya, ini tidak ada urgensinya. Bukan masalah Dilannya, tapi saat memutuskan taman dilan tidak ada urgensi dan memancing kontroversi dari berbagai pihak," kata pria yang juga teman dekat Pidi Baiq, penulis buku Dilan.
"Lalu, berbicara tentang gubernur, alangkah baiknya memprioritaskan program beliau saat kampanye. Sekaliber beliau dengan timnya harusnya sudah memprediksi efeknya," lanjutnya.
Ia pun berharap Ridwan Kamil tidak reaktif dengan kritik dan saran dari masyarakat. Terkait tujuan soal menumbuhkan literasi masyarakat, Budi menilai banyak komunitas atau masyarakat yang bergelut di dunia tersebut.
"Menurut saya, untuk menumbuhkan literasi kan sudah banyak, tapi tidak banyak disentuh. Temen majelis sastra Bandung. Jadi (gimmick) seperti (peresmian pojok dilan atau peringatan hari Dilan) direm dulu lah," jelasnya.
Ada Sosok Yang Lebih Layak Diabadikan
Dihubungi terpisah, pegiat sejarah Gatot Gunawan berpendapat, jika Ridwan Kamil ingin mengambil momentum kesuksesan sebuah film, ada sosok orang Bandung yang patut diapresiasi tapi terlupakan. Ia adalah Bupati Bandung RAA. Wiranatakusumah V.
Wiranatakusumah adalah inisiator film berjudul Lutung Kasarung yang menjadi film pertama yang diproduksi di Indonesia/Hindia Belanda.
"Seharusnya beliau mengenalkan kiprah Wiranatakusumah V dalam dunia perfilman kepada generasi milenial. Kami rasa Gubernur terlalu lebay dalam mengangkat film dilan," ucapnya.
Lebih jauh, Ridwan Kamil seharusnya lebih peka, bahwa di Jawa Barat khususnya Bandung, bulan Februari telah dideklarasikan sebagai Bulan Cinta Ibu Bangsa Inggit Garnasih.
Ridwan Kamil yang didapuk sebagai Duta Sukarno seharusnya mengambil kesempatan ini untuk mengenalkan kembali kepada warganya tentang sosok Inggit Garnasih.
"Februari seharusnya dijadikan momentum oleh emil untuk mengangkat kisah nyata Inggit Garnasih tentang pengorbanan, perjuangan, cinta kasih yang tulus," terangnya.
"Jangan sampai rasa keingintahuan generasi milenial tentang sosok Dilan malah lebih besar dari pada keingintahuan mereka akan sosok Inggit Garnasih, atau pejuang lainnya. Kalau itu terjadi maka itu menjadi kesalahan besar pemimpin yang tak serius dalam mengenalkan kembali sejarah bangsanya," pungkasnya.
Sebelumnya, pada Minggu (24/2) lalu, Gubernur Ridwan Kamil turut melangsungkan peletakan batu pertama Dilan's Corner di kawasan GOR Saparua, Kota Bandung. Tempat dibuat untuk mendongkrak semangat literasi masyarakat.
"Karena ini juga terinspirasi dari Dilan yang dikonversikan ke film. Mudah-mudahan film Dilan dapat diikuti kesuksesan dari literasi, kira-kira begitu," ujar Ridwan Kamil di sela peletakan batu pertama Dilan's Corner, pada Minggu (24/2) lalu.
Pria yang akrab disapa Emil itu memastikan, pembangunan Pojok Dilan yang merupakan proyek pemerintah ini akan tuntas di akhir tahun 2019 ini. Adapun yang akan disediakan di lokasi, yakni meja untuk baca buku termasuk perpustakaan dan ditambahkan memorablilia Dilan.
Dia merasa harus mendorong budaya literasi, mengingat Indonesia masih berada pada rangking 60 dari 65 negara. Sementara untuk menjadi yang pandai, menulis dan membaca dinilai sangat penting.
"Kalau baca buku aja malas, makanya hoaksnya banyak. Supaya kita menjadi bangsa yang mendalami tulisan," ucapnya seraya mengatakan ingin kian memanfaatkan Taman Saparua.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
RK percaya, selama reklamai tidak merusak lingkungan, maka hal itu menjadi sesuatu yang baik seperti dicontohkan negara maju lainnya.
Baca SelengkapnyaPramono bertanya kepada Ridwan Kamil perihal janji pembangunan Disneyland yang pernah diungkapkan sejak menjadi Gubernur Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPramono sempat menyindir rencana yang hampir sama pernah disampaikan Ridwan Kamil saat masih menjabat Gubernur Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaRano Karno menyebut, sebuah gagasan yang dibawa haruslah yang realistis tak perlu muluk-muluk salah satunya soal pembuatan Giant Sea Wall.
Baca SelengkapnyaGolkar tengah mempertimbangkan Emil maju di Jawa Barat lagi
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengatakan pemimpin adalah pengambil keputusan sehingga penting memiliki penasihat.
Baca SelengkapnyaIde Ridwan Kamil akan menyediakan mobil curhat jika dirinya terpilih sebagai Gubernur Jakarta dikritik netizen.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 02 Dharma Pongrekun bertanya soal nasib pedagang sepatu Cihampeas di Bandung kepada Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menilai, penanganan Kota Tua masih belum maksimal dalam aktivitas ekonomi hingga pariwisata.
Baca SelengkapnyaSalah satu ide gila yang cukup disorot, yakni ingin menyulap wilayah Jakarta Utara seperti Dubai.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil tegas membantah Dharma terkait Provinsi Jawa Barat menjadi provinsi yang dianggap miskin usai Covid-19.
Baca SelengkapnyaAnies memberi tanggapan seusai ditanya seberapa besar prospek pembangunan IKN untuk Indonesia.
Baca Selengkapnya