Budaya Ulos bisa dilestarikan lewat sektor pariwisata
Merdeka.com - Sektor pariwisata diyakini bisa membantu melestarikan budaya Kain Ulos. Selain itu, pariwisata juga bisa membantu meningkatkan perekonomian para penenun.
Hal inilah yang membuat Devi Pandjaitan boru Simatupang dan putrinya Kerri Na Basaria menggagas pameran Ulos, Hangoluan & Tondi. Pameran diselenggarakan Tobatenun di bawah Yayasan DEL. Kegiatan ini berlangsung di Museum Tekstil, Jakarta. Tepatnya 20 September hingga 7 Oktober 2018.
Pameran berawal dari keprihatinan Istri dan anak bungsu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Sebab penenun Kain Ulos mengalami krisis regenerasi. Melalui pariwisata budaya Ulos diharapkan bangkit kembali.
-
Apa makna kain Ulos bagi orang Batak? Kain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.
-
Apa makna kain Ulos bagi Suku Batak? Kain Ulos adalah kain khas kebanggaan suku Batak. Biasanya, suku Batak mengenakan ulos pada acara-acara kebesaran adat Batak.
-
Apa itu Kain Tenun Ikat Inuh? Kain Tenun Ikat Inuh, Kerajinan Tradisional yang Jadi Identitas Masyarakat Lampung Setiap kerajinan tradisional di Indonesia telah menjadi ciri khas dan identitas masyarakat di suatu daerah. Salah satu kerajinan tradisional yang sudah menjadi ciri atau identitas masyarakat yaitu Kain Tenun Ikat Inuh berasal dari Lampung Selatan dari adat Sai Batin.Dihimpun dari beberapa sumber, kain tradisional ini tak hanya sebagai simbol dan identitias budaya Lampung, melainkan juga memiliki nilai-nilai luhur dan kain yang sakral.
-
Di mana Kain Tenun Ikat Inuh ditemukan? Konon, Kain Tenun Ikat Inuh ini pertama kali ditemukan di daerah Lampung Barat sekitar abad ke-19 silam. Namun, beberapa sumber menyatakan bahwa kain ini sudah ada lebih dulu, sekitar abad ke-17 dan dibuat oleh Suku Komering.
-
Kenapa kain Ulap Doyo populer? Kain tenun Ulap Doyo sudah sangat populer sejak lama. Kain ini memiliki berbagai macam motif dan corak yang begitu khas.
-
Apa itu kain songket Minangkabau? Bagi masyarakat Minangkabau, kain songket merupakan sebuah unsur penting selain digunakan untuk busana. Ada nilai sejarah yang cukup tinggi di setiap helai benangnya, mereka sudah mengenal kain tersebut sejak lama, sekira abad 16 sampai 17.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama istri ©2018 Merdeka.com
"Anak Saya, Kerri, lahir di Amerika. Sekolahnya juga banyak di luar negeri. Tapi Saya selalu mengingatkan Dia agar jangan pernah lupa dengan jati diri. Begitu destinasi Danau Toba mulai berkembang, Dia akhirnya terpanggil pulang. Kerri ingin mengembangkan Ulos sesuai keinginannya," ujar Menko Luhut, Rabu (19/9).
Luhut mengaku bangga dengan putrinya. Karena, Kerri sanggup mengemas pameran Ulos secara milenial. Karena sasarannya memang anak-anak muda.
"Sebelumnya, Ulos mendekati kepunahan. Karena, minimnya jumlah penenun aktif. Orang Batak banyak yang menganggap menenun itu identik dengan kemiskinan. Sehingga banyak orang tua tak mengizinkan anak-anaknya menjadi penenun. Sekarang sudah lain cerita sejak Danau Toba berkembang pesat," tutur Menko Luhut.
Menko Luhut mengungkapkan, kain khas Sumatera Utara ini sudah mendunia. Ulos digunakan oleh para petinggi dari berbagai negara pada Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 di Washington, Amerika Serikat.
"Kebanggaan tak terhingga saat melihat Ulos Harungguan menyentuh bahkan melingkari leher para petinggi asing di acara pertemuan bergengsi," katanya.
Sedangkan Devi Pandjaitan mengaku rela puluhan koleksi berharganya dipamerkan demi tujuan baik. Apalagi pameran ini sifatnya kegiatan sosial. Tujuannya untuk melestarikan dan meregenerasi penenun Ulos.
"Yayasan DEL memang aktif berpartisipasi dalam pameran kain tradisional. Tujuannya sebagai upaya pelestarian kekayaan warisan budaya. Kali ini, kami menaruh perhatian pada kain Ulos, budaya Batak," ungkap Devi.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama istri ©2018 Merdeka.com
Devi Pandjaitan sendiri memiliki ratusan koleksi Ulos. Hampir semuanya berusia tua. Setelah diskusi panjang, akhirnya hanya yang berusia 50 tahun ke atas yang dipamerkan.
"Bahkan penenun Ulos berpengalaman belum tentu mampu menenun motif yang sama dari Ulos langka itu. Maka, kami rasa revitalisasi tradisi. Pengetahuan menenun seperti itulah yang ingin kami kembalikan. Sehingga tipe-tipe Ulos yang dihasilkan di kemudian hari bisa luar biasa. Tidak melulu seperti sekarang," tuturnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, tenun Ulos mesti diinkubasi. Agar bisa menjadi industri kreatif. Menurutnya, Ulos tidak mudah lekang dengan panas, dan tidak lapuk dari hujan.
"Ulos, tidak hanya menyimpan tradisi Batak yang kental dan sarat makna. Tapi juga prestise dari modernisasi dan proses akulturasi," ujar Menpar Arief Yahya.
Ulos juga bisa membantu Danau Toba untuk menjadi destinasi utama kelas dunia dan UNESCO global Geopark. Pasalnya, ada tiga buah penilaian, di antaranya biodiversity, geodiversity, dan culture diversity yang salah satunya Ulos, yang memiliki sejarah sangat panjang.
"Poinnya untuk membantu Danau Toba jadi UNESCO global geopark. Oleh karena itu kita harus melestarikan Ulos. Saya sarankan Ulos didaftarkan pada UNESCO, Saya akan bantu mendapatkan itu," sebut Menpar Arief Yahya.
Menteri asal Banyuwangi ini menambahkan, kalau serius Indonesia bisa mendapatkan UNESCO heritage ulos. Imbasnya nanti makin mudah menjual Danau Toba sebagai destinasi utama dunia.
"Dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan, harus ada nilai ekonominya. Karena kalau tidak, maka tidak akan berkelanjutan. Nanti ujungnya budaya semakin dilestarikan semakin menyejahterakan masyarakat. Begitu juga dengan Ulos," pungkasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Batak menganggap kain tenun ulos sebagai lambang dari ikatan kasih sayang hingga kedudukan.
Baca SelengkapnyaIndonesia tumbuh dengan ragam budaya. Setiap budaya memiliki kekhasannya tersendiri. Salah satu ciri khas dari ragam budaya ini adalah kain tradisional.
Baca SelengkapnyaDalam seni ini, benang yang digunakan untuk membuat pakaian berasal dari serat daun nanas.
Baca SelengkapnyaPemprov Sulsel menggelar Fashion Show Batik Khas Sulsel, di Anjungan Pantai Losari, Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaDalam kunjungan itu, dia menunjukkan batik sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia dan justru banyak pihak memakainya, baik tokoh nasional maupun dunia.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani terpilih jadi tamu undangan dengan busana adat terbaik dan mendapat sepeda dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaWapres tampak elegan mengenakan pakaian adat Padang, Sumatera Barat, bernuansa ungu dengan campuran aksen warna emas.
Baca SelengkapnyaTerlihat hadir pada acara yaitu Duta Besar dari negara Mexico, Belarus, Filipina, Malaysia, Peru, Sierra-Leone, Lebanon, Turkmenistan, Ekuador & Nigeria.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menggelar upacara meriah peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 RI di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Sabtu, 17 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaKain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi selalu jadi perhatian saat perayaan HUT RI karena sering mengenakan pakaian adat yang berbeda setiap tahun, seolah telah jadi tradisi baginya.
Baca SelengkapnyaPutu berharap suasana pembahasan isu air dalam World Water Forum ke-10 ini menghasilkan kesepakatan dan semangat perubahan untuk lingkungan yang lebih baik.
Baca Selengkapnya