Buruh Ancam Lumpuhkan Ekonomi Jika MK Tak Cabut UU Cipta Kerja
Ridam menyatakan seluruh kelompok buruh tegas menolak Undang-Undang Cipta Kerja.
Ridam menyatakan seluruh kelompok buruh tegas menolak Undang-Undang Cipta Kerja.
Seruan mogok nasional digelorakan pada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2024 bila Mahkamah Kontitusi tidak mengabulkan uji materiil Undang-Undang Cipta Kerja.
Hal itu disampaikan oleh Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz di hadapan pelbagai aliansi buruh yang berunjuk rasa di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada Rabu (1/5/2024).
"Kami buruh Indonesia akan terus melakukan perlawanan dan bila tetap tidak dicabut, kami akan lumpuhkan ekonomi Indonesia," kata Ridam.
Ridam menyatakan seluruh kelompok buruh tegas menolak Undang-Undang Cipta Kerja. "Ini pernyataan sikap kami," ujar dia.
Senada, Presiden KSPI yang juga Presiden Partai Buruh, Said Iqbal juga menyatakan buruh siap melakukan mogok nasional bila MK tak mencabut Undang-Undang Cipta Kerja.
"Di mana kalau MK tidak mengabulkan gugatan daripada Partai Buruh dan serikat Buruh maka kita bisa pastikan mempersiapkan mogok nasional, akan stop produksi agar klaster ketenagakerjaan dicabut," ujar dia.
Said mengatakan, Partai Buruh hanya mempersoalkan terkait klaster ketenagakerjaan.
"Klaster lain tidak, klaster keramahan investasi, klaster UMKM itu silahkan saja. Kan ada 11 klaster," ucap dia.
Pantauan di lapangan, sejumlah massa buruh sudah mulai meninggalkan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada pukul 13:30 WIB.
Setelah, perwakilan dari aliansi buruh menyampaikan orasi dari atas mobil komando.
Kini, sebagian mereka akan beranjak ke Stadion Madya, Gelora Bung Karno Jakarta Pusat untuk mengikuti rangkaian acara selanjutnya.
Langkah tersebut juga merupakan bentuk keberpihakan SIG terhadap UKM untuk bisa terus maju serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaMK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres, Para Pengusaha Beri Tanggapan Seperti Ini
Baca SelengkapnyaSalah satu yang dikhawatirkan yakni kenaikan cukai 2025
Baca SelengkapnyaKonflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaGanjar ingin agar operasional bisnis perusahaan BUMN tidak merugikan sektor swasta hingga UMKM.
Baca SelengkapnyaLangkah ini pun sengaja menyasar pelaku usaha lokal, agar makin tumbuh dan berkembang dengan daya saing yang tidak kalah dari produk luar.
Baca SelengkapnyaUMKM di Indonesia baru saja bangkit dari pandemi dan memiliki peran penting dalam perekonominan nasional.
Baca Selengkapnya“Kasus timah ini memang pembelajaran buat kita semua. Jujur, kita mungkin agak terlambat mendigitalisasi,” kata Luhut.
Baca Selengkapnya