Cara Pemkab Banyuwangi tingkatkan minat baca masyarakat
Merdeka.com - Indonesia tengah mengalami stagnan di posisi hampir terendah dalam hal tingkat atau minat membaca. Merujuk pada data UNESCO tahun 2012, dari 1.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang membaca. Data tersebut menempatkan Indonesia hanya setingkat di atas negara asal Afrika, Botswana.
Namun, Indonesia belum lempar handuk untuk mengatasi rendahnya minat baca. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, misalnya, yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi menghadirkan layanan online Sistem Aplikasi Layanan Pesan Antar (Silapar) Buku. Tujuannya jelas, meningkatkan minat baca masyarakat Banyuwangi.
Sang Bupati pun, Abdullah Azwar Anas, dengan tegas mengatakan pemerintah daerah ingin kembali menghidupkan budaya literasi di masyarakat. Meski ini merupakan sebuah tantangan yang cukup berat. Sebab masyarakat sekarang lebih senang membaca informasi lewat internet.
-
Apa contoh kalimat fakta tentang Indonesia? Contoh dari kalimat fakta khusus adalah 'Jakarta adalah ibu kota Indonesia.' Meskipun ini adalah fakta saat ini, bisa saja berubah di masa depan jika ada keputusan resmi yang memindahkan ibu kota.
-
Siapa yang membuat pernyataan tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
-
Kapan sensus penduduk perdana di Indonesia? Biro Pusat Statistik pertama kali menyelenggarakan Sensus Penduduk serentak pada 1961.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
-
Siapa presiden pertama Indonesia? Siapa nama presiden pertama Indonesia?Jawaban: Ir. Soekarno
-
Siapa yang mendirikan lembaga statistik pertama di Indonesia? Aktivitas tersebut dilakukan oleh sebuah lembaga yang didirikan Direktur Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid en Handel) di Bogor pada Februari 1920.
"Membangun budaya membaca menjadi tantangan buat kita. Tapi tetap harus dicoba makanya kita ingin memberi kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses buku-buku di perpustakaan khususnya untuk peminjaman lewat layanan ini. Sangat memudahkan, saya bahkan sudah mencoba pesan buku lewat aplikasi ini dan sudah diantarkan ke rumah," kata Anas.
Meskipun layanan Silapar Buku merupakan layanan berbasis online, namun tidak menghilangkan interaksi langsung antara masyarakat dan perpustakaan. Sebab tetap ada proses bagi peminjam buku untuk mengembalikan buku yang dipinjamnya ke perpustakaan.
Meningkatkan minat baca nyatanya tidak hanya menjadi tugas Pemkab saja. Di SMKN I Glagah Banyuwangi, contohnya, yang memiliki organisasi perpustakaan untuk para siswanya, dengan nama Jenius Semegah.
Semua bermula saat Dewi Anggraini Cahyaningrat, Pustakawan Perpustakaan SMKN I Glagah mendapat pelatihan di Surabaya April tahun lalu. Mengenai bagaimana cara mengenalkan perpustakaan ke siswa sekolah.
Dewi lantas mencoba memantik gemar membaca para siswa SMKN Glagah agar perpustakaan yang dia jaga bisa ramai pengunjung. Pertama lewat event jambore di Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba) pada Januari 2016. Dalam event tersebut, ada Rumah Literasi Banyuwangi (RLB) yang mengajak gemar membaca.
"Saya juga nempel (pamflet) di tembok-tembok dari situ anak-anak mulai banyak membaca," ujarnya kepada Merdeka Banyuwangi.
Selain itu, masih dengan tujuan yang sama, Banyuwangi pun menghadirkan Festival Sastra dengan beragam acara, mulai lomba baca puisi, lomba bercerita, lomba penulisan cerita pendek (cerpen) hingga bedah buku.
Kepala Perpustakaan dan Kearsipan Banyuwangi Abdul Kadir mengatakan, mengawali Festival Sastra sudah ada lomba perpustakaan di tingkat desa dan pendidikan tingkat SLTA, agar minat baca masyarakat meningkat.
"Harapannya desa-desa memiliki perpustakaan layak, supaya minat baca meningkat. Sejak sebulan yang lalu, seluruh Kabupaten," jelasnya.
Menurutnya, minat baca di Banyuwangi saat ini sudah mulai meningkat, dilihat dari jumlah kunjungan ke perpustakaan.
"Minat baca meningkat 200 persen. Kalau tahun kemarin, triwulan pertama, 7000 sekarang meningkat 30 ribu orang. Sebagian besar dari pelajar hampir 80 persen," jelasnya. (mdk/ibs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adin menjelaskan, kegemaran membaca di satuan pendidikan sudah berkembang melalui sekolah maupun perguruan tinggi.
Baca SelengkapnyaCapaian angka literasi dan numerasi Banyuwangi Tahun 2024 masuk dalam kategori Baik.
Baca SelengkapnyaPISA menyebut peningkatan kualitas pendidikan Indonesia sangatlah lambat.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut tenaga kerja Indonesia yang bekerja saat ini berjumlah 142,1 juta. Namun ironisnya 54,6 persen diantaranya lulusan SMP ke bawah.
Baca SelengkapnyaBerdirinya bangunan ini menjadi bentuk kegelisahan Taufiq Ismail karena budaya membaca di Indonesia rendah.
Baca SelengkapnyaAnak putus sekolah di Banyuwangi hanya 2,08 persen dan menjadi salah satu terendah di Jatim.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut rasio penduduk Indonesia yang berpendidikan strata 2 (S2) dan strata 3 (S3) masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaWPR menempatkan orang Indonesia pada peringkat pertama dengan rata-rata tinggi badan orang dewasa terpendek di dunia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Kutai Timur telah membentuk setidaknya 40 perpustakaan sebagai upaya meningkatkan minat baca,
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta menyediakan fasilitas mobil perpustakaan keliling untuk anak-anak supaya giat membaca.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menerima tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha.
Baca SelengkapnyaBanyuwangi kembali ditetapkan sebagai daerah terinovatif se-Indonesia dalam program Innovative Government Award (IGA) 2023.
Baca Selengkapnya