Cegah aksi demo di Candi Borobudur, polisi siagakan 3.000 personel

Merdeka.com - Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono mengatakan, pihaknya menyiagakan sebanyak 3.000 pasukan gabungan untuk mengantisipasi dan menghalau jika ada ormas yang tetap nekad menggelar aksi solidaritas etnis Rohingya di Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Saat ini Polda Jateng akan menyiapkan 22 SSK (Satuan Setara Kompi) dengan tambahan dari teman TNI 3 SSK. Jadi sekitar 25 SSK atau sekitar 3.000 personel pasukan. Namun, tentunya yang sangat kita harapkan bahwa Candi Borobudur itu merupakan situs dunia, salah satu keajaiban dunia, candi terbesar di dunia sehingga ditetapkan sebagai obyek vital nasional," tegasnya usai melakukan rapat tertutup bersama Asop Mabes Polri di Aula Ditlantas Polda Jateng Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jateng, Selasa(5/9).

Dia menjelaskan, penyiagaan pasukan ini sebagai wujud pernyataan Kapolri jika Candi Borobudur merupakan obyek vital nasional yang tidak boleh. Sehingga tidak diizinkan siapa saja menggelar aksi unjuk rasa di sekitar peninggalan sejarah tersebut.

"Dari komunitas andong, komunitas cinderamata, homestay semua sangat berharap dengan adanya obyek wisata tersebut untuk menarik wisatawan. Indonesia sekarang lagi mendorong peningkatan wisatawan yang masuk ke situ. Oleh karenanya sangat kontra produktif kalau empati kita untuk saudara kita muslim Rohingya dilaksanakan di situ," ungkapnya.

Selain menyiagakan pasukan, Condro mengungkapkan, Polda Jateng telah menetapkan sebagai situasi dan kondisi siaga satu. Di mana status ini akan berlaku mulai Kamis (7/9) sampai Sabtu (9/9) mendatang.

"Polda Jawa Tengah akan melaksanakan kegiatan siaga satu. Mulai hari Kamis, Jumat dan Sabtu, tiga hari," jelasnya.

Dia mengatakan, aksi solidaritas Rohingya tetap tidak diizinkan dan dilarang. Untuk itu, hanya wisatawan yang diizinkan untuk masuk ke area atau wilayah Taman Wisata Candi Borobudur Magelang.

"Yang jelas penutupan untuk yang melakukan aksi. Sedangkan kita berharap, wisatawan domestik, wisatawan asing, wisatawan mancanegara yang sudah jauh-jauh ke situ. Ini tentunya akan kita diskusikan dengan pihak pengelola. Karena pengelolanya belum ada. Kita berharap wisatawan di situ, wisatawan asing di situ tidak ada gangguan," ujarnya.

Condro mengakui jika sampai saat ini belum ada pihak-pihak yang mengajukan izin terkait kegiatan aksi solidaritas etnis Rohingya yang menjadi korban pembantaian di Rakhine, Myanmar. Meski pun ada yang mengajukan izin aksi di Candi Borobudur, dia menyatakan tetap tidak akan mengizinkannya.

"Sampai sekarang tidak ada. Dan tidak akan pernah kita izinkan. Tidak akan pernah kita izinkan dan terakhir hasil rapat terakhir Saudara Nanang menyampaikan bahwa membatalkan aksi yang di Borobudur. Di Candi Borobudur itu," tutupnya. (mdk/noe)