Cerita Ayah Bripda IDF Berkali-kali Dikabari Putranya Sakit Keras, Ternyata Sudah Tewas dengan Luka Tembak di Leher
Orang tua Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage atau Bripda IDF dihadirkan pada gelar perkara kematian putranya yang akan dilaksanakan di Polres Bogor hari ini.
Orang tua Brigadir Polisi Dua Ignatius Dwi Frisco Sirage atau Bripda IDF dihadirkan pada gelar perkara kematian putranya yang akan dilaksanakan di Polres Bogor, Selasa (1/8) hari ini.
Cerita Ayah Bripda IDF Berkali-kali Dikabari Putranya Sakit Keras, Ternyata Sudah Tewas dengan Luka Tembak di Leher
Ayah dan ibu Bripda IDF ditemani kuasa hukum dan pendamping dari Polres Melawi tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (31/7).
Sang ayah, Y Pandi sempat bercerita terkait awal menerima informasi mengenai keadaan putranya. Dia mengaku berkali-kali dihubungi pihak Kepolisian yang menyatakan IDF sedang dalam kondisi sakit keras, sehingga diminta untuk datang ke Jakarta.
"Saya dihubungi Mabes Polri dan dikatakan anak saya sakit keras kemudian dihubungi Polres Melawi, kalau anak kami sedang sakit keras. Tidak lama kemudian dari Polda, khususnya dari Densus 88 Antiteror yang berada di Kalbar, mengatakan anak kami sedang sakit keras. Kalau bisa bapak ibu turun ke Jakarta."
Y Pandi, ayah Bripda IDF.
Ketika itu mereka hanya mendapatkan informasi mengenai kondisi IDF melalui sambungan telepon. Keluarganya yang lain pun tidak mengetahui kondisi sesungguhnya.
Keluarga baru mengetahui kejadian sebenarnya setelah dipertemukan dengan jasad IDF di RS Polri Dr Soekamto, Kramat Jati, Jakarta Timur.
“Dari n awal kami menerima berita ini, kami tidak mengetahui anak kami itu, pada saat itu sudah meninggal, dan meninggalnya kami tidak tahu. Dari kami datang dari Melawi, Pontianak sampai ke RS Polri Kramat Jati, kami belum diberi tahu anak kami sudah meninggal," ucap dia.
"Kami dikumpulkan di sebuah ruangan, di situ penyidik menjelaskan kronologis anak kami, baru situ kami tahu dan tidak sedang sakit karena kami lihat mengenaskan kejadian seperti itu."
Y Pandi.
Menurut Pandi, ada luka tembak di bagian bawah leher IDF. Dia tidak terlihat adanya bekas luka lain.
"Yang mematikan tembakan itu dari bawah leher tembus ke sebelah kanan satu luka saja, yang heran kok bisa tepat dan rata sampai menembus dinding," ucap dia.