Cerita Jufrianto jadi koordinator 7 pengemis di Samarinda, hartanya berlimpah
Merdeka.com - Satpol PP Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menggerebek rumah penampungan pengemis di Jalan KH Damanhuri, Gang Ogok, Samarinda. Koordinator pengemis, Jufrianto (51) diamankan. Sejak Oktober 2017, Jufri hidup dari hasil mengemis 7 orang yang didatangkan dari Madura. Di antaranya, beli 2 motor dan ponsel.
Jufri diketahui asal Kampung Lentang, Sumenep. Dari barang bukti 2 kode pesanan tiket Surabaya tujuan Balikpapan, tertera nama dia bersama 7 warga Madura lain. Tujuannya untuk mengemis di Samarinda.
"Saya dengan 7 orang di rumah. Mereka berangkat sendiri dari Surabaya. Mereka memang kerjanya meminta-minta di Madura," kata Jufrianto saat berbincang bersama merdeka.com, Selasa (27/3).
-
Siapa saja pengemis kaya raya di Indonesia? Berikut ini 5 pengemis yang ternyata kaya raya: Legiman di Pati, Jawa Tengah Pada tahun 2019, seorang pengemis bernama Legiman terciduk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta. Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari. Sri Keryati di Jakarta Pusat. Dia kedapatan memiliki jumlah emas dan uang hingga Rp23 juta. Sri terjaring petugas dinas sosial saat tengah mengemis di JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) Kramat Sentiong, Jakarta Pusat. Dari PMKS (penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) itu, petugas mendapatkan sejumlah emas, uang kertas sebesar Rp22.750.000 dan uang receh sebanyak Rp313.900. Sehingga totalnya berjumlah Rp23.063.900. Muklis di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menjaring pengemis bernama Muklis yang memiliki harta yang banyak. Muklis terjaring di Flyover Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat digeledah, Muklis kedapatan memiliki uang Rp90 juta. Uang itu dikumpulkan dari hasil mengemis selama 6 tahun. Uang tersebut dalam bentuk pecahan Rp100 ribu mencapai Rp80 juta. Uang pecahan Rp50 ribu total Rp10 juta. Uang pecahan Rp20 ribu, dan uang receh kecil sebanyak Rp250 ribu. Luthfi Haryono di Gorontalo Pengemis di Gorontalo, bernama Luthfi Haryono membuat heboh jagat media sosial. Luthfi juga berkedok sumbangan masjid dengan membawa proposal ilegal ke setiap rumah dan warung. Waktu ditangkap Luthfi kedapatan bawa uang Rp43 juta dan emas. Sri Siswari Wahyuningsih di Semarang, Jawa Tengah Siswari diketahui memiliki deposito sebesar Rp140 juta dan rekening tabungan sebesar Rp16 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki surat BPKB kendaraan roda dua. Pengemis terlihat sangat lusuh itu mempunyai tiga anak yang saat ini duduk di bangku kuliah. Bahkan ketiga anaknya kuliah di kampus ternama Kota Semarang. Anaknya yang pertama berinisial HMS kuliah di Universitas Perbankan (Unisbank) di Jalan Tri Lomba Juang, Kota Semarang. Kemudian anak kedua berinisial SMS kuliah di jurusan Bahasa Inggris, Universitas Sultan Agung (Unisula), Jalan Raya Kaligawe, Kota Semarang.
-
Bagaimana cara pengemis kaya raya ini mendapatkan uang? Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari.
-
Siapa pemulung di Palembang yang punya saudara kaya? Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
-
Apa saja harta yang dimiliki pengemis kaya? Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta.
-
Siapa perampok dalam peristiwa ini? Empat orang disandera oleh perampok selama enam hari.
-
Apa yang didapatkan gelandangan itu? Lebih lanjut, pejalan kaki tersebut menerangkan jika hal itu merupakan rezeki dari Sang Pencipta. 'Karena kejujuranmu, kamu minta 1 dollar, tapi Allah akan beri kamu lebih banyak. Karena Dia penciptamu, tahu yang kamu butuhkan,' katanya.
Di Madura, 7 orang itu, menurut Jufri, sepi pendapatan sehingga diajak ke Samarinda untuk kembali mengemis di jalan. "Di Samarinda kan pendapatan lumayan. Mereka ke sini juga bayar tiket sendiri, utang dengan orang. Tidak, tidak ada ke daerah lain. Cuma ke Samarinda saja," ujar Jufri.
Jufri tidak berkutik ketika rumahnya digerebek Satpol PP dini hari tadi. Pola bagi hasil dari para pengemis yang sebagian penyandang disabilitas 75 persen diterima Jufri.
Tugas Jufri salah satunya mengantar para pengemis ke lokasi. "Saya ngojek antar satu per satu siang dan malam mereka yang mengemis. Saya dibayar Rp 50 ribu antar jemput per hari," ungkap Jufrianto.
Lantas bagaimana dengan biaya makan sehari-hari ketujuh pengemis yang dia datangkan dari Madura di rumahnya? "Bayar Rp 50 ribu itu sudah termasuk makan Pak. Memang diamankan petugas tadi ada Rp 3 juta uang hasil mengemis. Itu punya semua orang di rumah saya," terangnya.
Jufri mengaku punya istri yang dia tinggalkan di Sumenep. Kendati demikian, dari hasil para pengemis di rumahnya yang mengemis, dia bisa beli 2 motor bekas seharga Rp 16 jutaan, kemudian membeli 2 telepon selular android seharga Rp 5 jutaan.
Jufri menutup rapi koordinator di Madura yang mengumpulkan ketujuh orang itu datang mengemis ke Samarinda. "Sekitar Oktober 2017 ke sini. Tujuannya memang ke saya," sebut Jufri seraya merahasiakan siapa yang menghimpun 7 orang itu.
Jufri cuma bisa menyesal begitu tahu Perda Kota Samarinda No 7 Tahun 2017 mengancamnya dengan denda Rp 50 juta. Aturan itu pun terpampang di sejumlah sudut ruas jalan di Samarinda yang ditengarai ramai pengemis.
"Meski memang sehari rata-rata dari mengemis dapat Rp 70 ribu, saya tidak tahu aturan itu Pak. Uang dari mereka juga buat bayar sewa rumah Rp 500 ribu sebulan," aku Jufri yang mengaku tidak punya pekerjaan tetap.
Catatan merdeka.com, cerita pengemis di Samarinda ini memang tidak ada habisnya. Petugas pun tidak pernah menyerah mengamankan mereka, dan berulang kali memulangkan ke daerah asal menggunakan kapal laut. Tapi, mereka kembali lagi menggunakan pesawat.
Itu terbukti dengan beberapa pengemis yang sebelumnya terdata di Satpol PP, kembali tertangkap. Bahkan dengan hasil mengemis di Samarinda, tidak jarang juga mereka bisa membeli motor baru hingga perhiasan emas.
"Kalau sudah begini, malu saya Pak, malu dengan daerah saya," tutup Jufri.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Identik dengan kemiskinan, namun 5 pengemis ini justru memiliki harta kekayaan dari hasil belas kasihan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSA mengaku berasal dari Kabupaten Aceh Timur. Perempuan itu diamankan petugas pada, Senin malam (30/9) lalu.
Baca SelengkapnyaPelaku bernama Jefri (34) menyasarkan tawarannya ke warga yang rata-rata kelas menengah ke bawah seharga Rp1 Juta.
Baca SelengkapnyaKomplotan pencuri sepeda motor antardaerah terbongkar di Palembang. Anggotanya merupakan residivis kasus curanmor, pembunuhan, hingga peredaran narkoba.
Baca SelengkapnyaPolisi kembali meringkus satu pelaku perampokan karyawan di Ogan Komering Ulu (OKU) yang tengah membawa uang gaji perusahaan sebesar Rp590 juta.
Baca SelengkapnyaPengemis asal Bojonegoro kedapatan membawa uang Rp18 juta lebih saat beraksi di Senayan. Begini nasibnya sekarang.
Baca SelengkapnyaPenetapan tersangka ini merupakan hasil pengembangan kepolisian setelah menangkap oknum pegawai Imigrasi inisial AH.
Baca SelengkapnyaKomplotan ini tak segan-segan melukai korbannya demi mendapatkan harta benda yang mereka inginkan.
Baca SelengkapnyaTim khusus bentukan Polresta Kendari melakukan penangkapan terhadap penipu agen BRI Link bernama Panjul. Saat ditangkap ia bersembunyi di dalam lemari pakaian.
Baca SelengkapnyaHabis Kontrak di Pertamina, Mantan Perawat Ini Nekat Jadi Kurir Narkoba
Baca SelengkapnyaSaat beraksi, pelaku membawa pisau untuk mengancam korban kemudian menutup mata korbannya dengan lakban.
Baca SelengkapnyaPolisi mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk ratusan rekening yang disimpan dalam sebuah brankas.
Baca Selengkapnya