Cerita TNI dan Polri Saat Memburu KKB Papua
Merdeka.com - Tentara Nasional Indonesia atau TNI dan Polri masih terus memburu kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. Memburu KKB Papua bukan pekerjaan mudah, apalagi medan di Papua terbilang sulit.
Namun, TNI dan Polri kompak tetap memburu para KKB Papua agar tidak ada gangguan keamanan. Dalam kasus terbaru di Nduga misalnya, sudah ada 154 personel gabungan TNI dan Polri diterjunkan untuk berjaga di kabupaten tersebut.
Bukan kali ini saja TNI dan Polri memburu KKB. Berikut ini cerita TNI dan Polri dalam memburu KKB Papua:
-
Mengapa KKB Papua menyerang Brimob dan TNI? Gerakan mereka lambat laun semakin meresahkan dan mengancam keselamatan warga Papua yang tidak tahu menahu dengan agenda aktivitas kelompok bersenjata tersebut.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Kenapa TNI menganiaya KKB? 'Karena ada informasi dari masyarakat yang menyatakan akan adanya pembakaran Puskesmas di Omukia Kabupaten Puncak. Nah kemudian terjadilah tindakan kekerasan ini,' sambungnya.
-
Kapan operasi TNI AL di Papua dimulai? Operasi Siaga Tempur Laut dan penyekatan perbatasan di wilayah kerja Koarmada III itu berlangsung sejak Senin (22/4).
-
Apa tujuan operasi TNI AL di Papua dan Maluku? 'Operasi Siaga Tempur Laut yang dilakukan saat ini langsung di bawah kendali Panglima Koarmada III Laksamana Muda TNI Hersan dengan target operasi di wilayah perairan Papua dan Maluku,' kata Kadispen seperti dilansir dari Antara.
-
Siapa yang memimpin pasukan TNI di Papua? Danrem 173/PVB Brigjen TNI Frits Wilem Rizard Pelamonia menjelaskan bahwa Bandara di Agandugume tersebut telah dikuasai oleh OPM sejak awal Maret.
KKB Bersembunyi di Perbukitan
Pada medio November 2018, tim gabungan TNI dan Polri pernah baku tembak dengan KKB Papua. Baku tembak itu terjadi di Nduga, Papua. Saat baku tembak terjadi, kelompok bersenjata ini bersembunyi di perbukitan-perbuktian yang mengelilingi pasukan TNI dan Polri.
KKB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya melakukan banyak kejahatan, seperti mengganggu Pilkada Papua, memeras pemerintah daerah dan mengganggu masyarakat.
Menyita Senapan Serbu
Dalam perburuan, TNI dan Polri berhasil menyita beberapa senjata milik kelompok separatis ini. Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal mengatakan, senpi yang berhasil direbut adalah senapan serbu/SS 1 dan satu pucuk senpi jenis jungle/US Carabine beserta 341 butir peluru berbagai jenis. "Kedua senpi itu diduga merupakan hasil rampasan dari Polsek Pirime," kata Kamal.
Jarak Jauh dan Waktu Tempuh Lama
Dalam memburu KKB Papua, tim TNI dan Polri menempuh perjalanan berkilo-kilo. Seperti saat mengejar ke wilayah Distrik Yigi, tim gabungan menempuh jalan yang sangat panjang dan memakan waktu cukup lama. Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi, mengatakan, jarak terdekat menuju lokasi yang diduga tempat pembunuhan pekerja di Nduga memakan waktu 12 jam menggunakan jalur darat. Itu semua juga tergantung kondisi."Kalau kemarau tanahnya kering, bisa ditempuh 8 jam. Kalau becek bisa 12 jam," kata Aidi.
Bebaskan Warga yang Disandera KKB
Peristiwa ini terjadi pada pertengahan November 2017. Pasukan gabungan TNI dan Polri sempat melakukan baku tembak di Desa Kimbely, Banti, Papua dengan KKB. Saat itu aparat keamanan tengah melakukan misi pembebasan sandera yang ditahan oleh KKB Papua.Pembebasan melibatkan Pasukan Khusus Indonesia atau Kopassus sebanyak 13 orang, dibantu pasukan Raider 751 sebanyak 30 orang. "Pasukan bergerak cepat masuk ke daerah sasaran untuk menyerbu atau menguasai perkampungan Kimbely. Dua tim dari Taipur Kostrad bertugas masuk sasaran dan menguasai permukiman Banti." kata Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi.Akhirnya pasukan TNI AD berhasil menguasai daerah tersebut dan melapor kepada Pangdam Cendrawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit. Pangdam lalu memerintahkan prajurit untuk segera menguasai pos pengamanan kelompok separatis. "Kurang dari dua jam, seluruh medan camp OPM (Organisasi Papua Merdeka) berhasil dikuasai pasukan TNI. Para pemberontak atau separatis berhamburan melarikan diri ke hutan dan gunung di sekitar lokasi penyerbuan," kata Aidi.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan anggota Brimob dan TNI yang sedang baku tembak dengan KKB OPM Papua dan membuat situasi menjadi memanas.
Baca SelengkapnyaAparat gabungan dari TNI Polri melakukan penggerebekan markas KKB di Yahukimo Papua.
Baca SelengkapnyaAparat gabungan dari TNI & Polri melakukan penggerebekan markas KKB di Yahukimo Papua.
Baca SelengkapnyaBuntut kejadian itu, belasan prajurit dari satuan Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya jalani pemeriksaan internal
Baca SelengkapnyaAksi Aparat Gerebek 'Sarang' KKB di Dekai, Dua Anak Buah Kopi Tua Heluka Tewas
Baca SelengkapnyaSelain menembak mati empat anggota KKB, petugas juga mengamankan dua pucuk senjata api laras panjang.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI Maruli Simanjuntak sudah bicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai situasi di Papua.
Baca SelengkapnyaPenangkapan terhadap Marthen Iba ini merupakan hasil sweeping yang dilakukan oleh TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaSatu anggota KKB yang tewas dalam baku tembak dengan TNI-Polri bernama Jen Aloka Taplo alias Dodi.
Baca SelengkapnyaKapolda menyayangkan peristiwa itu sebab personel sudah tahu aturan tidak boleh membawa senpi saat di keramaian.
Baca SelengkapnyaSatu anggota Brimob terluka akibat tembakan KKB. Dia langsung mendapatkan perawatan.
Baca Selengkapnya