Cerita UMKM Kediri, Produksi 2 Ton Sambel Pecel & Bersaing di Pasar Dubai
Merdeka.com - 'Sambel Pecel Mbak Ti' yang diproduksi Budi Handayani, salah satu warga Kota Kediri mampu memproduksi sambel pecel hingga 2 ton tiap bulannya.
Tak main-main, pasar sambel pecel yang berlokasi di Jalan Sumber Dasem, Kelurahan Betet, didistribusikan sampai dengan Malaysia, Hongkong, hingga Dubai, Uni Emirat Arab.
Untuk pasar lokal, 'Sambel Pecel Mbak Ti' memiliki agen yang tersebar di berbagai daerah di tanah air.
-
Dimana produk UMKM Cianjur dijual di pasar ASEAN? Tahun lalu sejumlah produk UMKM yang sudah memiliki pasar di sejumlah negara ASEAN, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam seperti radio antik dan sambal honje dengan omzet per bulan sekitar ratusan juta rupiah,“ kata Epra, mengutip ANTARA.
-
Siapa yang punya ide jualan sambal? Beberapa teman yang mencicipi sambal bikinan Lanny ketagihan. Mereka menyarankan Lanny untuk menjual sambal.
-
Produk lokal apa yang terkenal di dunia? Tak banyak yang tahu banyak produk-produk yang terkenal di dunia ternyata berasal dari Indonesia. Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
-
Bagaimana UMKM Cianjur tembus pasar ASEAN? Sebelumnya hanya dua produk lokal yang tembus pasar ekspor, yakni radio kayu antik dan sambal honje.
-
Siapa yang sukses jual emping melinjo? Kisah sopir angkot di Kampung Sindangsono Sibango, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten, Lebak, patut diteladani.
-
Siapa yang membuat produk UMKM di Imah Saba Budaya? Mengutip Youtube Pedesaan Banten, Imah Saba Budaya Baduy juga memajang berbagai produk UMKM buatan warga adat.
"Ekspor (sambel pecel) saya sudah masuk Malaysia dan Dubai yang sering, lewat eksportir. Untuk Hongkong juga pernah. Untuk lokal Indonesia, sambel pecel Mbak Ti telah memiliki agen di Kalimantan sejak 10 tahun lalu. Di Jawa ada di Wonosobo, Semarang, Jabodetabek dan sekitaran Karesidenan Kediri," jelas Budi saat ditemui di kediamannya, Selasa (25/5) siang.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan pihaknya selama ini merasa sangat dibantu dan diberi kemudahan oleh Pemerintah Kota Kediri, utamanya perihal perizinan.
"Sangat membantu sekali Pemerintah Kota Kediri, apalagi masalah perizinan, dimudahkan sekali. Mulai awal ngurus izin dari SPP-PRIT (Sertifikat Produksi Pangan–Industri Rumah Tangga) dan lain-lain, gak ada yang bayar sama sekali. Semua difasilitasi pemerintah semua," ungkapnya.
Hal ini selaras dengan branding Kota Kediri The Service City yang dicanangkan Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar. Sebagai kota jasa, Walikota Kediri memastikan kemudahan dan fasilitasi perizinan khususnya bagi UMKM. Hal tersebut dikarenakan, seiring tumbuh dan banyak diminatinya produk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Kota Kediri.
Menindaklanjuti arahan Walikota, Disperdagin (Dinas Perdagangan dan Perindustrian) Kota Kediri secara konsisten dan berkesinambungan memberikan layanan fasilitas pengurusan hak merek secara gratis kepada masyarakat.
"Dalam kurun tujuh tahun terakhir secara konsisten memberikan bantuan fasilitasi pengurusan hak merek secara gratis, bagi pelaku UMKM. Itu penting untuk melakukan proteksi agar produk lokal kita tidak dipalsukan, oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," jelas Kadis Perdagin, Tanto Wijohari, saat dihubungi Jumat (28/5) siang.
Untuk memfasilitasi para pelaku UMKM Kota Kediri yang memiliki potensi ekspor, Pemerintah Kota Kediri berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan, termasuk Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Kota Kediri dan KPP (Kantor Pelayanan Pajak) dan Bea Cukai Kediri.
"Kita terus mendorong produk UMKM kita untuk go international. Dari Disperdagin sendiri tahun ini akan menjalin kerjasama dengan Export Center Surabaya, unit kerja di bawah Kemendag (Kementerian Perdagangan)," terang Plt Sekdin Disperdagin, Tintawati.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga produknya berhasil tembus pasar di negara-negara ASEAN seperti kopi luwak, sambal honje sampai radio kayu antik.
Baca SelengkapnyaCara Sederhana Bea Cukai Malang Buat UMKM Mendunia
Baca SelengkapnyaKegiatan ini bagian dari komitmen BRI dalam memberdayakan pengusaha lokal agar mampu go global dan bersaing di pasar internasional.
Baca SelengkapnyaMenembus pasar luar negeri menjadi mimpi besar pelaku usaha kecil dan menengah (UKM)
Baca SelengkapnyaIa berhasil membeli tanah, membangun rumah, hingga membeli mobil
Baca SelengkapnyaBSI International Expo 2024 menjadi moment Bank Syariah Indonesia (BSI) membuka peluang kerja sama antara pelaku UKM.
Baca SelengkapnyaKelompok Waita Tani Kemiri Edum di Sleman olah buah salak jadi 20 jenis oleh-oleh.
Baca SelengkapnyaWakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa pelatihan ekspor ini bertujuan untuk membekali para peserta dengan keterampilan dasar dalam ekspor
Baca SelengkapnyaKunjungan Mendag Budi Santoso ke gerai ini merupakan wujud nyata dukungan pemerintah dalam meningkatkan daya saing produk UMKM.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menerima pesanan 100 toples jajanan khas Blitar.
Baca SelengkapnyaIni menjadi langkah awal untuk meningkatkan kolaborasi antara UMKM dengan berbagai pihak.
Baca SelengkapnyaDewi Rahayu adalah pelaku usaha keripik tempe sagu yang berbasis di Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya