Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Curhat Pengungsi Gempa Bawean: Bantuan Lambat, Letak Dapur Umum Sangat Jauh

Curhat Pengungsi Gempa Bawean: Bantuan Lambat, Letak Dapur Umum Sangat Jauh

Curhat Pengungsi Gempa Bawean: Bantuan Lambat, Letak Dapur Umum Sangat Jauh

Rentetan gempa terjadi di Bawean pada Jumat 22 Maret 2024.

Distribusi bantuan pada pengungsi gempa bumi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur terkesan lambat. Bahkan, kebutuhan makan para pengungsi yang berada di pedesaan cukup memprihatinkan lantaran ketiadaan dapur umum.


Salah satu pengungsi, Ahmad Muzayyin, warga Dusun Pasir Panjang, Desa Kepuh Teluk, Kec. Tambak, Bawean, Kab. Gresik, mengatakan bahwa warga terdampak gempa saat ini sangat membutuhkan logistik, khususnya makanan siap saji.

Hal ini dikarenakan, mereka masih kesulitan mendapatkan bahan baku untuk memasak. Ditambah lagi, tidak adanya dapur umum yang dekat dengan pemukimannya.


"Banyak sekali kebutuhan kita. Khususnya soal logistik. Para pengungsi di sini sangat membutuhan makanan yang siap saji," kata Ahmad, Rabu (27/3).

Curhat Pengungsi Gempa Bawean: Bantuan Lambat, Letak Dapur Umum Sangat Jauh

Ia menyebut, dapur umum yang didirikan oleh pemerintah hanya ada di kantor kecamatan saja. Sedangkan di pedesaan, tidak terdapat bantuan untuk dapur umum.

Ironisnya, jarak antara tempatnya bermukim dengan dapur umum yang didirikan pemerintah cukup jauh. Ia pun menyayangkan pemerintah tidak mendirikan dapur umum di desa setempat.


"Padahal makan siap saji sangat dibutuhkan masyarakat terdampak gempa, tapi di desa kami tak ada dapur umum," katanya.

Menurutnya, dapur umum dibutuhkan untuk membantu masyarakat dalam berbuka puasa dan sahur. Mengingat mereka tidak berani kembali ke rumah, lantaran khawatir ada gempa susulan.


"Terutama warga yang rumahnya mengalami rusak sedang dan berat, khawatir ambruk kalau masuk ke rumah," ujarnya.

Selain dapur umum, bapak dua anak itu juga menyebut bantuan logistik tak merata di desanya. Sebagian besar warga terdampak gempa, belum mendapat bantuan semestinya.


"Misalnya bantuan selimut, tenda, obat-obatan. Bantuan yang kita dapat dari pemerintah berupa beras 1 Kg, mie instan. Ada juga yang dapat selimut, tapi sebagian besar gak dapat," ujarnya.

Curhat Pengungsi Gempa Bawean: Bantuan Lambat, Letak Dapur Umum Sangat Jauh

Hal senada disampaikan oleh Abdur Rahem, warga Dusun Tanjunganyar, Desa Lebak, Kec. Sangkapura. Ia menyatakan tak ada dapur umum di desanya.

Ia berharap pemerintah mendirikan dapur umum, guna membantu masyarakat. Apalagi saat ini bulan puasa.


"Nggak ada dapur umum di desa kami. Saya baca berita katanya ada pendirian dapur umum, tapi disini belum ada. Kesannya lambat sekali penanganan pengungsi ini," ujarnya.

Sementara itu, Abrari, warga Dusun Paginda, Desa Sokaoneng, Kec. Tambak, juga membenarkan di desanya tak ada dapur umum.


Ia juga berharap ada tim trauma healing diterjunkan ke masyarakat. Karena banyak masyarakat mengalami trauma, seiring seringnya terjadi gempa susulan.

"Belum ada dapur umum di sini. Padahal masyarakat sangat membutuhkan bantuan," tukasnya.


Kemudian soal pendataan rumah rusak juga diharapkan merata. Sejauh ini, kata dia, pendataan belum merata.

Curhat Pengungsi Gempa Bawean: Bantuan Lambat, Letak Dapur Umum Sangat Jauh

"Ada rumah yang kemarin tidak rusak, menjadi rusak ketika ada gempa susulan. Ada rumah rusak ringan menjadi rusak berat karena gempa susulan. Kasihan kalau mereka tak terdata," ujarnya.

Terpisah, Reza Fahlevi, salah satu aparat Desa Kepuh Teluk, Kec. Tambak, mengaku telah mengusulkan agar dapur umum didirikan di setiap desa. Karena baginya sangat dibutuhkan untuk membantu masyarakat dalam berbuka dan sahur puasa.


"Kita sudah usulkan untuk pendirian dapur umum di setiap desa. Sebab, saat ini itu yang dibutuhkan masyarakat disini," tegasnya.

Ia menyebut, jika dapur umum hanya terpusat di kecamatan, dirinya khawatir akan akan terkendala saat melakukan pendistribusian. Sebab, selain butuh kecepatan juga dikhawatirkan pendistribusian tidak bisa merata.

Cegah Kecurangan Pemilu, Cak Imin: Rakyat Turun Tangan untuk Mengawasi
Cegah Kecurangan Pemilu, Cak Imin: Rakyat Turun Tangan untuk Mengawasi

"KPU harus mengawasi KPUD. Panwas mengawasi. Bawaslu mengawasi, rakyat turun tangan, gunakan kameramu untuk menjaga suara," kata dia.

Baca Selengkapnya
Berperan saat HUT RI tapi Tak Pernah Dapat Bantuan, Ini Curhatan Seniman Kuda Kepang Kebumen
Berperan saat HUT RI tapi Tak Pernah Dapat Bantuan, Ini Curhatan Seniman Kuda Kepang Kebumen

Adegan "mendem" disebut menjadi penghambat kelompok kuda kepang tidak mendapat bantuan pemerintah.

Baca Selengkapnya
Dampak Gempa Sumedang, Terowongan Tol Cisumdawu Retak
Dampak Gempa Sumedang, Terowongan Tol Cisumdawu Retak

Gempa di Sumedang berdampak pada terowongan kembar yang berada di Tol Cisumdawu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pengakuan Keponakan Bunuh Paman dan Simpan Mayat Korban Dalam Sarung: Istirahat Masih Disuruh Jaga Warung
Pengakuan Keponakan Bunuh Paman dan Simpan Mayat Korban Dalam Sarung: Istirahat Masih Disuruh Jaga Warung

Pelaku mengaku sempat tersungkur usai membunuh korban karena menyesali perbuatannya.

Baca Selengkapnya
Begini Cara Lapas Cibinong Tingkatkan Pemenuhan Makanan Sehat Narapidana
Begini Cara Lapas Cibinong Tingkatkan Pemenuhan Makanan Sehat Narapidana

Dapur ini mempermudah para petugas dalam kegiatan mengolah bahan makanan menjadi makanan siap saji.

Baca Selengkapnya
Gembiranya Warga Kampung Nelayan Muara Angke Dapat Rumah dari Prabowo
Gembiranya Warga Kampung Nelayan Muara Angke Dapat Rumah dari Prabowo

Bantuan tersebut upaya meningkatkan kesejahteraan warga setempat yang kerap terdampak bencana banjir rob dan abrasi.

Baca Selengkapnya
Melihat Kehidupan Warga di Kampung Tengah Pegunungan Kapur Wonogiri, Sepi karena Banyak yang Merantau
Melihat Kehidupan Warga di Kampung Tengah Pegunungan Kapur Wonogiri, Sepi karena Banyak yang Merantau

Saat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi

Baca Selengkapnya
Puluhan Tahun Hidup Gelap Gulita tanpa Listrik dan Sinyal, Begini Nasib Warga di Kampung Terpencil Taman Nasional Baluran
Puluhan Tahun Hidup Gelap Gulita tanpa Listrik dan Sinyal, Begini Nasib Warga di Kampung Terpencil Taman Nasional Baluran

Kampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.

Baca Selengkapnya
Warga Bawean Terdampak Gempa Membutuhkan Bantuan untuk Bertahan Hidup
Warga Bawean Terdampak Gempa Membutuhkan Bantuan untuk Bertahan Hidup

Gempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean

Baca Selengkapnya