Dapur Makan Bergizi Gratis di Jakarta Sediakan 3.000 Paket, Sekolah Mana Saja yang Dapat?
Eli menyatakan bahwa empat SPPG yang beroperasi saat ini telah melayani 12.054 peserta didik di 41 sekolah di Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginformasikan bahwa saat ini terdapat empat Satuan Pelayanan Penyediaan Gizi (SPPG) atau dapur makan bergizi gratis (MBG) yang telah beroperasi untuk menyalurkan makanan bergizi ke sekolah-sekolah di wilayah Jakarta. Keempat SPPG tersebut adalah SPPG Halim Perdana Kusuma, SPPG Pulogadung, SPPG Ciracas, dan SPPG Palmerah.
Menurut Suharini Eliawati, Plt Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekda DKI Jakarta, setiap SPPG menyediakan sekitar 3.000 porsi makanan untuk sekolah-sekolah terdekat berdasarkan lokasi SPPG tersebut.
"Masing-masing SPPG melayani kurang lebih 3.000 porsi makanan dengan jangkauan lokasi sekolah radius 56 kilometer. Sehingga kualitas makanan tetap terjaga pada saat diterima oleh siswa," ungkap Eli kepada Liputan6.com pada Rabu (8/1).
Sampai saat ini, keempat SPPG yang sudah beroperasi telah melayani total 12.054 siswa di 41 sekolah di Jakarta. Eli juga menambahkan bahwa jumlah SPPG ini direncanakan akan bertambah menjadi 17 lokasi hingga akhir Januari 2025.
"Jumlah SPPG sampai dengan akhir Januari 2025 akan bertambah menjadi 17 lokasi, sehingga akan menambah jumlah porsi untuk titik lokasi sekolah maupun jumlah siswa atau sasaran MBG lainnya seperti ibu hamil, ibu menyusui dan balita," jelasnya.
Eli menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jakarta siap memberikan dukungan penuh terhadap program MBG yang diprakarsai oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ia juga berharap agar para siswa yang menerima manfaat dari program ini dapat menghabiskan makanan bergizi yang telah diberikan, sehingga tujuan dari program MBG dapat tercapai dengan baik.
"Imbauan untuk para siswa agar senantiasa menghabis porsi makan yang sudah dibagikan," tutupnya.
Libatkan BPOM
Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menekankan pentingnya keterlibatan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam melakukan pemeriksaan rutin terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Pelibatan dari BPOM penting untuk memastikan pelaksanaan MBG sesuai dengan standar kesehatan, termasuk agar makanan dipastikan bebas dari zat berbahaya. Dan juga untuk menjamin sanitasi, higienitas, cara pengolahan, serta distribusi makanan," ungkap Cucun dalam keterangannya pada Selasa (7/1).
Lebih lanjut, Cucun menegaskan bahwa anggaran sebesar Rp10.000 per porsi untuk program tersebut harus digunakan secara optimal. Ia juga mengingatkan agar dana tersebut tidak disalahgunakan.
"Nilai Rp10.000 ini harus benar-benar digunakan untuk porsi makan anak-anak kita. Jangan sampai ada penyalahgunaan anggaran di lapangan," tegasnya.
Cucun juga menambahkan, "Kami percaya pemerintahan Presiden Bapak Prabowo Subianto akan memastikan setiap anak mendapatkan akses terhadap makanan bergizi yang layak," sambungnya.
Rp10 Ribu Per Porsi
Cucun meyakini bahwa anggaran sebesar Rp10 ribu per porsi sudah cukup untuk menyediakan satu porsi makanan yang bergizi. Ia berpendapat meskipun menu susu tidak tersedia setiap hari, protein tetap bisa diperoleh dari sumber makanan lain.
Menurut Cucun, "Pemerintah dapat mengoptimalkan produk lokal agar program MBG memenuhi standar gizi."
Dengan demikian, makanan bergizi yang disajikan dapat disesuaikan dengan kekhasan masing-masing daerah. Hal ini memungkinkan pemanfaatan bahan lokal untuk menciptakan menu yang seimbang dan bervariasi.
Contoh sumber karbohidrat yang dapat digunakan adalah nasi, olahan jagung, atau bihun yang terbuat dari beras putih.
Untuk memenuhi kebutuhan protein, bisa menggunakan ikan pada satu hari, lalu ayam atau telur pada hari berikutnya, sehingga gizi anak tetap terjaga tanpa melebihi anggaran yang telah ditetapkan.
Kurangi Stunting
Dia juga mengharapkan agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat berkontribusi dalam menurunkan angka stunting yang masih cukup tinggi di Indonesia.
Cucun menekankan pentingnya upaya ini, terutama karena Presiden Prabowo memiliki visi untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
"Angka stunting di Indonesia masih jauh dari target penurunan sebesar 14 persen pada 2024. Maka memang harus ada intervensi lebih untuk menekan angka stunting di Tanah Air, yang salah satu upayanya dapat dilakukan lewat pemenuhan asupan bergizi bagi anak-anak kita seperti melalui program MBG ini," imbuh Cucun.