Data BMKG: Wilayah Timur Indonesia Paling Banyak Diguncang Gempa Sepanjang Juli
Merdeka.com - Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sepanjang Juli 2019, wilayah timur Indonesia paling banyak diguncang gempa. Namun, magnitudo gempa terpantau rendah.
"Secara umum, baik bulan Juli maupun Juni 2019 lebih banyak gempa bumi terjadi di Indonesia timur," kata Daryono di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Selatan, Rabu (31/7).
Secara keseluruhan, kata Daryono, sepanjang bulan Juli tercatat 840 kali gempa. Jumlah itu mengalami kenaikan dari bulan Juni sebanyak 735 kali.
-
Kapan gempa terjadi? Gempa di Batang pada Minggu (7/7) kemarin menyisakan luka yang mendalam bagi para korban yang terkena dampaknya.
-
Berapa kekuatan gempa di Bali? Gempa 4,9 Magnitudo mengguncang Bali, Sabtu (7/9).
-
Kapan gempa bumi terjadi? Pada Minggu (25/2) terjadi gempa bumi berkekuatan 5,7 magnitudo yang terasa hingga Jakarta.
-
Kapan gempa Jogja terjadi? Delapan belas tahun yang lalu, Jogja luluh lantak akibat gempa berkekuatan 5,9 skala richter yang berlangsung selama 57 detik.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
"Selama bulan Juli didominasi oleh gempa dengan magnitudo kecil. Kurang dari 5 sebanyak 789 kali," paparnya.
Adapun aktivitas gempa signifikan dengan magnitudo di atas 5, terjadi sebanyak 52 kali. Kata Daryono, aktivitas gempa signifikan tersebut mengalami peningkatan dibandingkan bulan lalu.
"Bulan Juni hanya (terjadi) 35 kali gempa dengan kekuatan di atas 5 magnitudo," kata Daryono.
Berbeda dengan gempa dengan skala yang signifikan, gempa yang dirasakan oleh masyarakat goncangannya juga tercatat mengalami peningkatan. Pada bulan ini, menurut Daryono terjadi 84 kali gempa yang goncangannya dirasakan masyarakat.
"Pada bulan lalu, bulan Juni hanya 65 kali," papar Daryono.
Gempa Besar
BMKG juga mencatat gempa dengan efek destruktif atau merusak. Masih menurut Daryono, pada bulan Juli ini Indonesia mengalami 4 kali gempa dengan efek yang merusak.
Gempa tersebut antara lain terjadi di Maluku Utara dengan kekuatan 7,1 magnitudo yang terjadi pada 7 Juli 2019.
"Ini mengakibatkan beberapa rumah rusak ringan di Kota Manado dan Maluku Utara," papar Daryono.
Kemudian ada gempa di Sumbawa pada 13 Juli 2019 dengan kekuatan 5,5 magnitudo yang menimbulkan beberapa rumah rusak ringan dan beberapa pura mengalami kerusakan.
Selanjutnya gempa yang terjadi di Halmahera Selatan pada 15 Juli 2019 dengan kekuatan mencapai 7,2 magnitudo. Selain menimbulkan korban jiwa sebanyak 13 orang, gempa ini, kata Daryono juga menimbulkan lebih dari 2000 rumah mengalami kerusakan.
Terakhir gempa yang terjadi di Pulau Dewata Bali lada 16 Juli 2019 dengan kekuatan 6,0 magnitudo.
"Ini menimbulkan beberapa rumah rusak ringan di Badung, Kute dan di Denpasar" jelas dia.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gempa tektonik dengan kekuatan 5,8 magnitudo mengguncang wilayah Laut Bali sekitar pukul 07.16 Wib, pada Sabtu (9/9).
Baca SelengkapnyaDalam setahun Daerah Istimewa Yogyakarta diguncang 2.202 gempa
Baca SelengkapnyaRentetan gempa Tuban sejak Jumat pagi dipicu sesar aktif di Laut Jawa.
Baca SelengkapnyaHingga kini belum ada laporan kerusakan akibat dua gempa yang terjadi di Tuban hari ini.
Baca SelengkapnyaMenurut petugas BMKG, ada satu gempa bumi dirasakan di Laut Maluku
Baca SelengkapnyaGempa susulan terjadi pascagempa yang mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Timur, Jumat (22/3).
Baca SelengkapnyaHasil analisis menjelaskan, sesar aktif tersebut mengalami pergeseran.
Baca SelengkapnyaAnalisa BMKG mendapati gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal yang timbul akibat aktivitas sesar lokal wilayah setempat.
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 6,4 terjadi pada Selasa (24/9) pukul 02.51 WIB.
Baca SelengkapnyaBMKG melaporkan peristiwa gempa bumi magnitudo 6,2 yang berpusat di perairan selatan Jawa Barat dipicu deformasi batuan dalam.
Baca SelengkapnyaDari catatan Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika kelas II Pasuruan, gempa bumi susulan Bawean sudah mencapai 229 kali.
Baca SelengkapnyaBencana gempa 6,2 magnitudo sempat membuat air laut di Pantai Sayangheulang surut.
Baca Selengkapnya