Dedi Mulyadi Duga Ada Pengepul Benur di Tasikmalaya, Mengekspor Tanpa Bayar Pajak
Merdeka.com - Para nelayan di Kabupaten Tasikmalaya sekarang sedang mengalami kerugian yang cukup besar. Hal tersebut dikarenakan terjadinya penurunan harga bayi lobster atau benur yang diduga akibat ulah oknum pengepul yang mengekspor tanpa membayar pajak.
Biasanya, para nelayan bisa menjual benur hasil tangkapannya mulai dari Rp 8.000 sampai Rp 12.000 per ekor. Namun kini, karena ulah oknum tersebut harga benur menjadi Rp 3.000 per ekornya.
"Selama ini kelompok nelayan menangkap bayi lobster dilakukan secara legal sesuai Permen Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2020. Tapi, turunnya harga akibat ulah oknum pengepul mengelabui pihak bea membuat nelayan rugi besar. Jadinya, antara biaya operasional dengan hasil penjualan tidak sesuai," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya, Dedi Mulyadi, Selasa (29/9).
-
Bagaimana cara ternak lele? Metode beternak lele pun bervariasi, seperti menggunakan kolam terpal atau drum/tong, sehingga dapat dijalankan di rumah atau pekarangan.
-
Bagaimana lobster biru ditangkap? Sebagai seorang nelayan sejak 2013, Haass menyampaikan keberuntungannya dan keistimewaan menemukan lobster biru dalam perangkapnya.
-
Apa yang dibuat istri Nelayan Banyuwangi saat musim paceklik? Di Blimbingsari, misalnya, para istri nelayan membuat produk olahan ikan bakar. Para istri nelayan di sejumlah kecamatan di Banyuwangi didampingi untuk mengembangkan usahanya saat musim paceklik ikan.
-
Kenapa lobster biru langka? Menurut FTC, lobster biru terjadi hanya satu dari setiap 2 juta lobster. Mereka menekankan bahwa kemungkinan lobster biru ditangkap, dikirim, diselamatkan, dan tidak dinikmati sangat sulit, hampir tidak mungkin.
-
Kenapa lele mutiara banyak dibudidayakan? Lele mutiara banyak dibudidayakan karena dagingnya yang lezat dan tinggi protein.
-
Apa yang terjadi di Lebak saat musim kemarau? Musim kemarau melanda sejumlah daerah di wilayah Banten. Akibatnya, masyarakat yang terdampak langsung mengalami kesulitan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
September sampai Desember, dijelaskan Dedi, biasanya nelayan mulai memanen bayi lobster. Dalam kondisi cuaca yang bagus, nelayan biasanya bisa mendapatkan 1000 ekor bayi lobster permalam. Namun karena kondisi cuaca saat ini yang sering hujan, menjadikan para nelayan kesulitan mencari bayi lobster.
Kondisi itu kemudian menjadikan para nelayan khawatir karena kini penghasilan mereka kian sedikit.
"Paling banyak sekarang nelayan bisa menghasilkan 100 ekor saja. Jadinya ada kekhawatiran para nelayan tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Padahal musim panen bayi lobster ini menjadi salah satu andalan untuk memenuhi kebutuhan nelayan," jelasnya.
Atas hal tersebut, Dedi berharap agar pemerintah bisa mengatur harga penjualan bayi lobster agar pengepul nakal tidak lagi seenaknya membeli dengan harga yang tidak mempertimbangkan biaya operasional melaut.
"Jika tak ada standar harga resmi, para pengepul itu akan seenaknya saja menentukan harga murah. Yang rugi ya nelayan," kata dia.
Dari informasi yang diterimanya, pengepul nakal itu diketahui menjual bayi lobster ke pihak perusahaan untuk kemudian diekspor ke Vietnam dan Filipina.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian, Pangan, dan Perikanan pada Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tasikmalaya, Rita Setiawati menyebut bahwa selama dua pekan terakhir para nelayan di pantai selatan Tasikmalaya tak lagi semangat menangkap bayi lobster karena harganya yang murah. Para nelayan pun sempat mempertanyakan kepada pihaknya akan kepastian regulasi harga jual benur yang menguntungkan nelayan.
Selama ini, Rita mengatakan bahwa para nelayan memang berhubungan langsung dengan pengepul dan pengusaha saat hendak menjual benur hasil tangkapannya. "Jika ada regulasinya dari pemerintah tentunya akan sangat membela kesejahteraan para nelayan," sebutnya. (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi akan melakukan pendalaman terkait tempat-tempat pemasok BBL yang berpotensi saling berkaitan.
Baca SelengkapnyaPangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Palembang menggagalkan penyelundupan 99.648 ekor benih atau baby lobster senilai Rp15 miliar ke Singapura.
Baca SelengkapnyaRibuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaPolisi Setop Kijang Innova Angkut 50.000 Lebih Benur Senilai Rp6 M di Palembang
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan nelayan di tengah laut saat mencari ikan. Terombang-ambing saat hujan badai.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem juga membuat petani udang rugi puluhan juta rupiah
Baca SelengkapnyaKeberhasilan tersebut merupakan hasil kerjasama dengan aparat penegak hukum yang telah menggagalkan penyelundupan sebanyak 24 kali di 11 lokasi.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaMenteri Trenggono akui kewalahan mengurus ekspor ilegal benih lobster.
Baca SelengkapnyaDedi dulunya merupakan lulusan SMK jurusan otomotif.
Baca SelengkapnyaMenteri Trenggono menjalin kerja sama dengan Vietnam untuk mengatasi penyelundupan benih bening lobster.
Baca Selengkapnya