Dekat Istana Presiden, Ada 6 Ribu Anak Stunting dan 255 Ribu Keluarga Berisiko Stunting di Bogor
Jumlah keluarga risiko stunting di Kabupaten Bogor cenderung meningkat dalam setahun belakangan
Jumlah keluarga risiko stunting di Kabupaten Bogor cenderung meningkat dalam setahun belakangan
Dekat Istana Presiden, Ada 6 Ribu Anak Stunting dan 255 Ribu Keluarga Berisiko Stunting di Bogor
Stunting atau masalah tumbuh kembang anak, masih jadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Bogor.
Sebab, angka stunting maupun jumlah keluarga risiko stunting di Kabupaten Bogor cenderung meningkat dalam setahun belakangan.
Miris, Bogor merupakan tempat tinggal Presiden Jokowi di Istana.
Pj Bupati Bogor Asmawa Tosepu mengungkapkan, berdasarkan hasil pemantauan status gizi balita melalui Bulan Penimbangan Balita (BPB) tahun 2023, prevalensi stunting berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di Kabupaten Bogor sebesar 27,6 persen naik 2,7 persen dibanding tahun 2022 yakni 24,9 persen.
Sementara dari data hasil penimbangan e-PPGBM angka stunting di Kabupaten Bogor pada 2023 sebanyak 6.231 anak atau 1,59 persen, turun sebanyak 12.435 anak atau 3,19 persen dibanding tahun 2022 yaitu 18.666 anak atau 4,78 persen.
Sementara jumlah keluarga dengan risiko stunting tahun 2023 sebanyak 255.484 dari 890.144 KK atau 28,7 persen.
Jumlah itu naik dibanding tahun 2022 yang tercatat 143.105 keluarga dari 345.217 KK.
"Penanganan stunting di Kabupaten Bogor dilakukan secara kolaboratif lintas sektor, termasuk tim penggerak PKK, seperti imunisasi, pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan ibu hamil, pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan balitas, serta pemantauan pertumbuhan balita," kata Pj Bupati Bogor Asmawa Tosepu, Selasa, 14 Mei 2024.
Di sisi lain, pemeriksaan kesehatan kepada calon pasangan usia subur di Kabupaten Bogor baru mencapai 45,75 persen, masih jauh di bawah target nasional, yakni 90 persen.
Selain itu, anak berusia balita yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya baru 23,99 persen. Sementara target nasional 90 persen.
"Masih banyak indikator lain yang masih di bawah target nasional sehingga perlu menjadi perhatian kita bersama,” terang Asmawa.
“Sehingga saya minta seluruh stakeholder di Kabupaten Bogor menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang kekurangan gizi di daerahnya. Kita harus bersama-sama mengentaskan ini," tegas Asmawa.
Asmawa pun mewanti-wanti agar pejabat pemerintahan di wilayah agar tidak menutup-nutupi jika ada warganya mengalami atau bergejala stunting.
Agar segera dapat dicegah, serta dilakukan perbaikan gizi.
"Jangan ditutupi. Nanti data akan berbicara,” tegasnya.