Depan mahasiswa, kepala BNPT beri tips hindari pengaruh paham radikal
Merdeka.com - Mahasiswa sebagai calon penerus bangsa harus dibentengi dari hal-hal yang bersifat negatif. Paham radikal bersifat negatif seperti intolerasi, anti-NKRI, dan anti-Pancasila harus dijauhkan dari mahasiswa.
"Kita membantu semua universitas, termasuk Universitas Indonesia. Di sinilah kawah candradimuka, bahkan para pemimpin-pemimpin nasional juga lahir dari Universitas Indonesia. Untuk itu saya berikan pencerahan kepada adik-adik mahasiswa bagaimana mengidentifikasi, bagaimana menghindari hal-hal yang sifanya negatif," ujar Kepala BNPT, Komjen Suhardi Alius pada merdeka.com.
Suhardi memberikan kuliah umum kepada sekitar 7.000 mahasiswa baru Universitas Indonesia (UI) dengan tema 'Resonansi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Radikalisme' di Balairung, kampus UI, Depok, Jumat (24/8).
-
Gimana mencegah kenakalan remaja dengan agama? Memberikan pendidikan moral dan agama sejak dini. Hal ini bisa membantu remaja untuk memiliki nilai-nilai yang baik, menghormati orang lain, dan bertanggung jawab atas perbuatannya.
-
Apa kata-kata bullying yang harus dihindari? Jangan biarkan kata-kata kasar menguasai kita. Bersikaplah ramah dan bijak kepada semua orang di sekitarmu. Keberanian sejati adalah melindungi yang lemah, bukan mendominasi mereka.
-
Kenapa TNI harus dijaga dari pengaruh partai politik? Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita, jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun juga. Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang mudah dibelokkan haluannya. Kita masuk dalam tentara karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara.
-
Apa yang mengancam generasi muda? Krisis iklim yang semakin parah dan meningkatnya frekuensi gelombang panas diprediksi akan menambah ancaman bagi generasi muda.
-
Apa yang harus dihindari Timnas Indonesia? 'Poin kuncinya adalah Indonesia harus menghindari kebobolan dengan cepat,' ujarnya dalam sebuah siniar di kanal YouTube Sportify Indonesia.
-
Apa yang menjadi kekhawatiran tokoh-tokoh bangsa? Mereka membahas banyak hal, mulai dari demokrasi yang terancam hingga kebohongan yang terjadi di mana-mana
Suhardi menjelaskan bahwa kuliah umum ini sebagai upaya untuk mempersiapkan generasi muda dalam memimpin bangsa ini ke depannya. Mantan Kabareskrim Polri ini meminta kepada para mahasiswa fokus belajar demi mencapai cita-cita untuk menjadi generasi penerus yang luar biasa dalam upaya mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Jadi kami berikan mereka pemahaman dan guidance, kami asistensi semua, dari dosen sampai rektor Universitas Indonesia untuk ikut mengurus semua masalah-masalah yang bersifat negatif. Fokuslah belajar mengajar sehingga nantinya betul-betul mendapatkan sumber daya manusia yang baik untuk negeri Indonesia ini," kata alumni Akpol tahun 1985 ini.
Lebih lanjut mantan Kapolda Jawa Barat ini menjelakan bahwa, bulan April lalu BNPT telah melakukan kerjasama bersama UI dengan menandatangani MoU yang mencakup di bidang penelitian, di bidang pencerahan, pemahaman-pemahaman serta kerjasama di bidang pengabdian masyarakat. MoU yang telah ditadatangai sebelumnya bisa didukung dengan hasil-hasil riset dan penelitian dari UI sehingga dapat menentukan formula dan cara yang tepat dalam menangkal radikalisme di lingkungan kampus.
"Kita ingin supaya mahasiswa ini mempunyai daya tahan ataupun resilience yang cukup untuk menghadapi perubahan dinamika global yang sangat luar biasa itu," tutur mantan Sestama Lemhanas RI ini.
Dia mengaku sangat konsen dalam memberikan pembekalan kepada mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia sebagai upaya untuk mempersiapkan para generasi muda dalam memimpin bangsa ini ke depannya
"Itu yang paling utama, paling pokok adalah harus kita persiapkan generasi muda kita agar berkualitas sehingga mampu menghadapi tantangan masa depan yang sangat luar biasa ini," tuturnya.
Suhardi juga menegaskan pentingnya penguatan nasionalisme guna menghadapi ancaman ideologi transnasional. Menurutnya, dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, nilai-nilai kebangsaan yang ada mulai tergerus sehingga memudahkan anak muda untuk disusupi paham-paham radikal.
"Teknologi informasi saat ini itu udah tidak ada batasnya, udah borderless, gadget ada dimana-mana, memang ada sisi positifnya, tapi banyak juga sisi negatifnya, dari sini anak muda dijadikan target brain washing. Kita harus bisa cegah, harus bisa kita imbangi, karena itu kami dari BNPT merekrut duta damai dunia maya, generasi muda untuk melawan radikalisme, di mana mereka menggunakan bahasa milenial sehingga bisa diterima cepat oleh generasinya," jelasnya.
Rektor UI, Muhammad Anis mengatakan kalau selama ini pihaknya sudah berusaha menyikapi permasalahan radikalisme di dalam kampus dengan memberikan mata kuliah kepribadian, melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (K2N), aksi kebangsaan, serta memiliki forum-forum yang menciptakan keberagaman.
"Itu menjadi satu kekuatan di UI ini. Kita ingin memotivasi mereka bahwa mereka itu adalah agen agen perubahan. Oleh karena itu apapun paham-paham yang mengarah kepada intoleransi itu kita cegah dari sedini mungkin," ujarnya.
Anis mengakui bahwa radikalisme negatif bukan hanya sekedar bahaya nasional saja, tetapi sudah menjadi bahaya secara global. Oleh karena itu pendidikan menjadi kunci utama dalam melindungi para generasi muda.
"Jadi dengan punya bekal pendidikan dilatar belakangi dengan nilai-nilai kebangsaan Insya Allah mereka bisa menjadi agen untuk mencegah juga ke depannya," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil BPIP Berpesan Pancasila tetap jadi pilar utama pendidikan di universitas.
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaProf. Yudian meminta anak muda jangan sampai terpapar ideologi yang tak sesuai dengan Pancasila
Baca SelengkapnyaPemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut
Baca SelengkapnyaMa'ruf menduga kelompok ini menyasar anak muda karena masa depan bangsa ada di tangan mereka.
Baca SelengkapnyaPerbedaan pilihan dalam Pemilu jangan sampai menimbulkan polarisasi antara satu dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaAnak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaMa’ruf menyampaikan, media sosial dapat dimanfaatkan sejumlah pihak untuk memecah belah umat.
Baca Selengkapnya"Bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang akan berdampak pada segala aspek kehidupan."
Baca SelengkapnyaModerasi beragama menjadi solusi untuk bagi anak muda agar tidak terjerumus radikal-terorisme
Baca Selengkapnya