Deteksi dan Cegah Penyebaran Omicron, Laboratorium di Indonesia Harus Gunakan WGS

Merdeka.com - Laboratorium yang ada di Indonesia disarankan melakukan uji whole genome sequencing (WGS) ketika Gen S pada satu sampel tidak terdeteksi. Dihawatirkan, sampel tersebut terkontaminasi dengan mutasi varian Omicron.

"Kalau ini mengikuti kaidah WHO kita kirim ke tempat yang dapat melakukan whole genome sequensing untuk melihat apakah ini varian Omicron atau bukan," ucap Spesialis Mikrobiologi dr.Budi Haryanto dalam webinar, Minggu (5/12).

Budi menyampaikan, selama ini laboratorium di Indonesia umumnya melakukan cek sampe sebanyak dua sampel. Jika 1 di sampe tidak terdeteksi Gen S, sebaiknya melakukan whole genome sequencing.

Karakteristik Varian Omicron di antaranya dapat menghilangkan Gen S, atau spike protein. Sehingga perlu melakukan cek menggunakan whole genome sequencing. Spike protein atau Gen S secara sederhana dapat diartikan pintu masuk virus. Jika Gen S tidak terdeteksi, Budi khawatir, mutasi dari varian Omicron akan semakin meluas.

Sebagaimana diketahui, varian Omicron menurut beberapa pakar dan penelitian yang telah dipublikasi dalam jurnal, dapat menurunkan efektivitas vaksin, dan bermutasi dengan sangat cepat.

"Kalau beberapa laboratorium yang kadar S tiba-tiba targetnya hilang sudah harus ada kecurigaan dan buru-buru melapor ke penanggungjawab agar ini bisa dikatakan suspek varian Omicron," ucapnya.