Detik-detik Teroris Sibolga Gagal Bujuk Istrinya dan Memilih Ledakkan Diri
Merdeka.com - Upaya negosiasi terhadap istri terduga teroris bernama Husain alias Abu Hamzah (AH) di Sibolga, Sumatera Utara untuk menyerahkan diri kandas. Wanita yang belum diungkap identitasnya itu memilih mengakhiri hidupnya dengan melakukan bom bunuh diri bersama anaknya dari dalam rumah.
Padahal polisi telah melibatkan Husain dalam negosiasi itu agar istri dan anaknya segera menyerahkan diri. Negosiasi yang dipimpin Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto dengan melibatkan tokoh masyarakat itu berlangsung sejak Selasa 12 Maret sekitar pukul 14.30 WIB kemarin.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan kronologis negosiasi itu berlangsung. Negosiasi berlangsung alot sekalipun polisi melibatkan Husain agar istrinya menyerah.
-
Siapa yang DPR minta tindak tegas? Polisi diminta menindak tegas orang tua yang kedapatan mengizinkan anak di bawah umur membawa kendaraan.
-
Bagaimana DPR mendorong Polri untuk menuntaskan kasus FP? Selanjutnya, Sahroni terus mendorong Polri agar menuntaskan kasus ini dengan menangkap pelaku utama, yaitu FP.
-
Bagaimana Komnas HAM mengungkap pelaku? 'Ada penggalian fakta tentang peran-peran Pollycarpus atau peran-peran orang lain yang ada di tempat kejadian perkara atau yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir atau yang menjadi alasan TPF ketika itu untuk melakukan prarekonstruksi, melacak percakapan nomor telepon dan lain-lain lah,' kata Usman di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (15/3).
-
Mengapa DPR mencecar bos PT Timah? Anggota DPR Amin Ak sampai keras mencecar Bos PT Timah terkait kasus korupsi rugikan negara Rp271 triliun melibatkan banyak pengusaha.
-
Siapa yang meminta Polda Jatim untuk melakukan investigasi? Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mendorong Polda Jatim untuk segera melakukan investigasi karena dikhawatirkan Briptu FN mengalami depresi pasca persalinan alias baby blues.
-
Apa yang diminta Komnas HAM dari Polda Jabar? 'Sebagai salah satu upaya dalam memastikan penegakan hukum atas kasus tersebut, Komnas HAM kembali meminta keterangan Polda Jawa Barat,' kata Uli dalam keteranganya, Selasa (21/5).
"Termasuk si AH itu sempat menyampaikan imbauan kepada istrinya. Tapi AH yakin dan menyampaikan kepada petugas, istrinya lebih kuat terpapar paham ISIS dibanding AH sendiri," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Aparat masih menjaga jarak dengan rumah Husain dalam negosiasi tersebut. Sebab diketahui banyak bom rakitan di dalam rumah yang siap diledakkan kapan saja. Negosiasi dilakukan dengan sangat hati-hati agar bisa menyelamatkan nyawa istri dan anaknya yang masih balita.
Negosiasi terus berlangsung hingga dini hari tadi dengan menggunakan alat pengeras suara milik masjid di sekitar lokasi. Alih-alih mengikuti arahan petugas, tokoh masyarakat, dan suaminya, wanita tersebut justru meledakkan bom dari dalam rumah.
"Dari jam 1.20 sampai jam 1.40 (dini hari) terdengar suara ledakan. Kami belum mendekat ke TKP dulu karena khawatir ada ledakan susulan. Ternyata benar, selang beberapa menit terjadi susulan ledakan kembali," ucapnya.
Ledakan tersebut memicu kebakaran rumah. Aparat kepolisian pun memanggil pemadam kebakaran untuk memadamkan api agar tidak merembet ke rumah warga di sekitarnya. Apalagi lokasi tersebut termasuk kawasan padat penduduk.
"Api berhasil dipadamkan sekitar jam 4 (subuh). Pagi baru aparat berhasil mengevakuasi tubuh korban. Siang ini baru bisa diidentivikasi," kata Dedi.
Belum bisa dipastikan berapa orang yang tewas dalam peristiwa bom bunuh diri tersebut. Sejauh ini, polisi baru mengidentifikasi potongan tubuh sebagai seorang wanita berusia sekitar 30 tahun lebih dan seorang anak berusia sekitar 2 tahun.
Informasi tentang jumlah anak Husain sendiri masih simpang siur. Warga sekitar menyebut terduga teroris itu memiliki dua anak. Sementara Husain mengaku memiliki tiga anak.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta aparat segera melakukan investigasi transparan terkait aksi teror di Sibolga, Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/3) dini hari. Hal itu, kata dia, dilakukan untuk memberantas terorisme sampai keakarnya.
"Investigasi saja, kita ingin investigasi yang transparan supaya anatomi dari kejahatan terorisme itu kita baca dari akar-akarnya. Itu yang kita mau dari Kepolisian," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/3).
Menurutnya aparat penegak hukum harus bersikap transparan dalam mengatasi setiap masalah. Sehingga masyarakat bisa mengetahui kejadian yang sebenarnya. "Pokoknya dalam hal penegakan hukum aparat harus terbuka semua harus transparan supaya masyarakat juga tahu apa yang sedang terjadi jangan ditutup-tutupi," ungkapnya.
Fahri menambahkan Badan Pengawas Terorisme juga harus segera dibentuk. Sebab, kata dia, itu adalah amanat Undang-Undang. "Saya kira badan pengawas itu juga harus segera dibentuk karena itu adalah amanat dari Undang-Undang Terorisme," ucapnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian memberikan keterangan kepada media terkait penggerebekan rumah terduga di Sibolga. Dia mengumumkan tiga orang yang ditangkap dalam operasi itu, namun negosiasi masih berlangsung dengan istri yang diperkirakan akan bertahan di rumah yang dipasangi bom.
Tito menyatakan, operasi Densus 88 Mabes Polri di Sibolga merupakan pengembangan dari penangkapan seorang tersangka kasus terorisme di Lampung. "Di Lampung dua hari yang lalu ditangkap seorang laki-laki ditemukan bom di rumahnya, di rumah," jelas Tito di Medan, Selasa (12/3) malam.
Reporter: Nafiysul QodarSumber: liputan6.com
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun demikian, Dave meminta permasalahan itu tidak digoreng sehingga menimbulkan kondisi yang tidak lebih baik.
Baca SelengkapnyaAda dua permintaan Sahroni ke Kapolda Sumbar buntut anak buahnya tembak sesama solisi
Baca Selengkapnya"Kasus ini sangat memprihatinkan, korban tewas sia-sia karena perilaku oknum yang brutal," kata Habiburokhman.
Baca SelengkapnyaAhmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaBenny menyinggung soal mobilisasi anggota polisi ke kejaksaan agung saat kasus ini terungkap.
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo meminta jajarannya jangan ragu menindak pelaku yang merupakan perwira polisi.
Baca SelengkapnyaIndonesia Corruption Watch (ICW) menilai penanganan kasus dugaan pemerasan Ketua KPK Firli Bahuri di Polda Metro berjalan lambat.
Baca SelengkapnyaKabar terakhir, Koptu HB sudah diperiksa. Tetapi hingga kini status hukum terhadapnya masih mengambang.
Baca SelengkapnyaBrigadir Setyo Herlambang ajudan Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Aditya Jaya ditemukan tewas bersimbah darah.
Baca SelengkapnyaKasus Firli yang menjadi perhatian masyarakat membuat Polda Metro Jaya harus segera mengambil tindakan.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menaruh harapan besar pada jajaran kepolisian dalam mengusut kasus ini.
Baca Selengkapnya