Di Pekanbaru, Fortuner dan Pajero ikut antre solar
Merdeka.com - Kelangkaan bahan bakar yang terjadi dalam beberapa hari ini, membuat antrean panjang di sejumlah SPBU tersebar di daerah. Di Pekanbaru, sejumlah mobil mewah seharga lebih dari Rp400 juta pun terpantau ikut mengantre di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berlokasi di Jalan Harapan Raya, Pekanbaru, Riau, untuk mendapatkan solar bersubsidi.
"Kalau tidak diberikan mereka marah," kata seorang petugas pengisian bahan bakar di SPBU milik swasta, Rabu (27/8).
Seperti diberitakan Antara, sejumlah mobil mewah yang mengantre untuk mendapatkan solar bersubsidi tersebut di antaranya Toyota Fortuner seharga Rp480 juta dan Mitsubishi Pajero seharga Rp438 juta.
-
Bagaimana cara Pertamina membantu mobil yang kehabisan BBM? 'Bekerja sama dengan aparat terkait, tim motorist Pertamina gerak cepat langsung mengirimkan BBM ke lokasi mobil yang mogok,' ucap Vice Presidenr Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kendaraan apa saja yang mengisi bensin di SPBU? Tidak hanya itu, ada juga kendaraan nyeleneh seperti mobil mainan dan sepeda yang mengisi di SPBU.
-
Siapa yang berhak mendapatkan BBM subsidi? Melalui aplikasi ini diharapkan pelayanan kepada masyarakat semakin optimal serta penyalahgunaan BBM subsidi dan kompensasi dapat diminimalisir. Sistem ini terintegrasi antara BPH Migas, Pemerintah Daerah, dan Badan Usaha Penugasan.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mendistribusikan BBM subsidi? Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading, Pertamina akan memastikan distribusi energi bersubsidi di tahun 2024 dapat menjangkau masyarakat kurang mampu di seluruh pelosok negeri dengan harga terjangkau.
-
Apa itu konsumsi BBM? Untuk pemilik kendaraan konvensional, menghitung konsumsi bahan bakar adalah hal yang sangat krusial, terutama dengan fluktuasi harga bensin yang terjadi setiap bulan. Agar tidak mengalami pengeluaran berlebih akibat penggunaan BBM yang tidak efisien, banyak pengendara yang mulai mencatat konsumsi bahan bakar setiap kali mereka mengisi bensin.
Kemudian ada juga beberapa mobil milik pemerintah berplat merah turut mengantre bersama puluhan truk di pengisian bahan bakar solar.
"Terpaksa harus antre sepanjang ini, kalau tidak nanti bisa tak kebagian 'jatah' solar," kata Anto, pengemudi truk bermuatan bahan bangunan.
Antrean panjang kendaraan khususnya untuk mobil pengonsumsi solar di SPBU itu dikabarkan terjadi sejak pagi, bahkan hingga 'mengular' ke jalan utama, mengakibatkan arus lalu lintas menjadi terganggu.
Di sekitar SPBU itu tidak ada pengawalan atau pengawasan aparat kepolisian, sehingga kerap terjadi kemacetan cukup panjang. Sebelumnya dikabarkan, sebanyak 21 dari 134 stasiun pengisian bahan bakar umum di Provinsi Riau terkena pemberlakuan pembatasan waktu penjualan BBM bersubsidi oleh Pertamina.
"Waktu pembelian solar bersubsidi atau biosolar pada 21 SPBU dari 134 SPBU hanya dibolehkan sejak pukul 08.00 WIB sampai 18.00 WIB," kata Marketing Branch Manager Pertamina Riau-Sumbar, Ardyan Adhitia.
Ia menjelaskan, sebanyak 21 unit SPBU tersebut beroperasi di tujuh dari 12 kabupaten dan kota di Riau. Dengan perincian, Rokan Hulu lima unit, Indragiri Hilir empat unit, lalu Dumai, Indragiri Hulu dan Kampar masing-masing tiga unit SPBU.
Sedangkan dua daerah lagi yakni Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) ada dua unit SPBU dan Kabupaten Rokan Hilir terdapat hanya satu SPBU. Untuk Kota Pekanbaru, Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kepulauan Meranti, kata dia, kebijakan pembatasan penjualan solar bersubsidi akan berlaku pada tahap berikutnya.
Jika dilihat dari jumlah SPBU di Riau, lanjutnya, paling banyak jumlah SPBU terdapat di Kota Pekanbaru dengan jumlah sekitar 50 unit. Mereka sehari-hari melayani penjualan bahan bakar minyak bersubsidi baik jenis premium maupun biosolar.
"Kalau mengacu dari jumlah, memang betul. Tapi kebijakan BPH (Badan Pengatur Hilir) minyak dan gas bumi, lebih kepada daerah-daerah yang lokasi SPBU cukup berdekatan dengan sektor industri. Bukan berada di jalur transportasi umum dan logistik," katanya.
Pertamina sebelumnya mengumumkan mulai membatasi penjualan bahan bakar minyak bersubsidi untuk menjaga konsumsi agar tidak melebihi kuota APBN Perubahan 2014 sebesar 46 juta kiloliter.
Wakil Presiden Komunikasi Pertamina Ali Mundakir di Jakarta beberapa pekan lalu mengatakan pembatasan yang dilakukan tersebut sesuai dengan Surat Edaran BPH Migas Nomor 937/07/Ka BPH/2014 tertanggal 24 Juli 2014. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski Riau dikenal sebagai wilayah penghasil minyak, tapi kelangkaan solar sering terjadi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 510 mobil listrik akan digunakan oleh delegasi dan panitia sepanjang rangkaian KTT Ke-43 ASEAN di Jakarta.
Baca SelengkapnyaUpaya itu dilakukan untuk memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) aman mengantisipasi kemacetan di Tol Jakarta-Merak.
Baca SelengkapnyaAntrean panjang kendaraan terjadi akibat kelangkaan BBM jelang akhir tahun. Truk-truk bahkan antre panjang bahkan hingga bermalam.
Baca SelengkapnyaVideo viral di medsos memperlihatkan mobil ambulans diduga tidak boleh isi solar di sebuah SPBU Jalan Brigjen Sudiarto, Semarang.
Baca SelengkapnyaVideo seorang pemotor ditegur usai serobot antrean karena isi pertamax ramai di media sosial.
Baca SelengkapnyaPertamina mengimbau agar masyarakat membeli BBM sesuai dengan kebutuhan dan peruntukkannya.
Baca SelengkapnyaSPBU di Bali memiliki fasilitas yang begitu membantu para pengendara motor. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaUji emisi dilakukan untuk mendukung upaya menekan polusi udara.
Baca Selengkapnya