Diduga keracunan air minum, pekerja perusahaan kayu di Samarinda mual & muntah
Merdeka.com - Seratusan orang pekerja perusahaan pabrik kayu PT SLB Global di Jalan Cipto Mangunkusumo, Samarinda, diduga keracunan massal usai meminum air bersih olahan perusahaan. Tidak kurang 30 orang menjalani perawatan di Puskesmas dan RSUD Abdoel Moeis Samarinda.
Peristiwa itu, terjadi Kamis (21/12) pagi kemarin. Sekitar pukul 08.00 Wita hingga jelang tengah hari, mendadak para pekerja mengalami mual, muntah hingga keringat dingin dan demam.
Sebelumnya, mereka menyantap makanan rawon dan minum air putih, yang diolah dan disediakan di dalam perusahaan.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
-
Siapa yang terkena keracunan? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
-
Kapan keracunan terjadi? Keracunan diduga akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
-
Di mana keracunan terjadi? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
Pantauan merdeka.com di Puskesmas Trauma Center di Jalan Cipto Mangunkusumo, 6 orang harus menjalani rawat inap. Keenamnya masih mengenakan cairan infus di lengan masing-masing.
"Saya mulai mual muntah Kamis pagi kemarin. Buang air besar cair. Memang saya habis makan rawon, kemudian minum air putih. Yang tidak makan rawon, juga kena muntah-muntah," kata salah seorang pekerja bagian operator forkit, Firman (33), ditemui merdeka.com di Puskesmas sore ini.
Korban lainnya, Suci Dewiyanti juga mengalami hal yang sama. Namun dia sebelumnya tidak menyantap rawon yang disediakan di kantin dalam areal perusahaan.
"Saya masuk (rawat Puskesmas) jam 8 pagi kemarin. Saya tidak makan rawon, cuma minum air putih yang disediakan dalam perusahaan. Sepertinya dari air minumnya ini," kata Suci.
Usai meminum air putih, lanjut Suci, perubahan dirasakan pada pencernaannya. "Perut saya melilit, pusing-pusing, menggigil dan muntah, juga buang air besar cair. Banyak yang kena, ada lebih 100 orang. Soalnya kan itu baru jam masuk kerja," sebut Suci.
Dokter Ghea Ananta Adrian dari Puskesmas Trauma Center menyebutkan, dari 6 pasien rawat inap yang keseluruhannya karyawan perusahaan, beberapa di antaranya mulai membaik.
"Ada juga yang masih kritis karena mencret dan muntah. Kita observasi dulu, sampai benar-benar pulih baru pulang," sebut Ghea.
Dari observasi awal, disebutkan para karyawan itu diduga keracunan. "Tapi kita belum tahu apakah keracunan makanan atau minuman. Tim dari Puskesmas sudah periksa, ambil sampel. Diagnosa umum keracunan," tambah Ghea.
Sementara, dikonfirmasi terpisah Humas RSUD Abdoel Moeis Samarinda, dr M Abduh, menerangkan ada 33 pasien melapor keluhan yang sama sejak kemarin siang. "Dua di antaranya jalani rawat inap, 31 orang lainnya rawat jalan," sebut Abduh.
Merdeka.com dan wartawan lainnya, berupaya mengonfirmasi kepada pihak perusahaan di kantor pusat operasional PT SLJ Global Tbk. Namun pihak manajemen belum merespons untuk memberikan penjelasannya.
"Silakan langsung konfirmasi ke Balai Kesehatan. Pihak perusahaan sudah melaporkan ke sana," kata sekuriti PT SLJ Global Tbk, Edy.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan karyawan pabrik mengeluh mual, muntah-muntah, kepala pusing, dan badan lemas.
Baca SelengkapnyaBeberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kandungan di dalam minuman, Disdik membentuk tim khusus dan menggandeng BPOM.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami peristiwa keracunan ini termasuk memanggil pengelola catering.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki kasus dugaan kebocoran gas amonia dari pabrik es tersebut.
Baca SelengkapnyaWarga diduga keracunan gas dari PT Medco E&P Malaka.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat kedua korban, JM (73) dan ST (60), membersihkan sumur milik tetangganya pada Senin kemarin.
Baca SelengkapnyaPuluhan pegawai Pemkab Gowa dilarikan ke RSUD Syekh Yusuf. Mereka diduga keracunan seusai menyantap hidangan acara pernikahan di Gedung Adi Jaya.
Baca Selengkapnya30 Siswa SD di Meranti Keracunan Setelah Konsumsi Minuman Saset
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan sudah mengamankan sampel makanan nasi kuning utuh dan muntahan pasien.
Baca SelengkapnyaPetugas di lapangan masih fokus terhadap penanganan para korban serta warga terdampak.
Baca Selengkapnya