Dishub Surabaya akan gunakan zona elektronik, ratusan jukir protes
Merdeka.com - Kebijakan zona parkir yang akan diterapkan akhir tahun 2016 oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Jawa Timur menuai protes dari Paguyuban Jukir Surabaya (PJS). Ratusan demonstran dari PJS ini menggelar aksi di depan Gedung DPRD Kota Surabaya, Jalan Yos Sudarso, Kamis (10/11).
Menurut para pendemo, kebijakan Dishub itu dikhawatirkan bisa memangkas sumber pendapatan mereka. Apalagi kebijakan zona parkir itu akan menggunakan alat pembayaran elektronik.
"Apalagi, Dishub juga sedang mencari lulusan SMA/SMK untuk penerapan parkir zona itu," kata Sekjend PJS, Izul Fikri di hadapan anggota Komisi A DPRD Surabaya yang menerima para demosntran.
-
Apa dampak demo buruh pada lalu lintas? Banyaknya massa berimbas arus lalu lintas di Bekasi dan sekitarnya pada Kamis (30/11).
-
Mengapa warganet menyayangkan tindakan tukang parkir tersebut? Sebagian besar mereka menyayangkan perilaku juru parkir tersebut.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Bagaimana reaksi pengendara mobil saat diprotes? Pengemudi mobil itu justru membuka kaca sambil mengeluarkan pistolnya.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
Dalam pembuatan aturan zona parkir, lanjut Izul, Dishub tidak pernah melibatkan para jukir sama sekali.
"Kalau memang ada kebijakan baru, paling tidak jukir juga dilibatkan," keluhnya.
Alasannya, para jukir adalah orang yang bertugas langsung di lapangan untuk memperoleh penghasilan asli daerah (PAD).
"Namun saat dikonfimrasi ke Dishub, jawaban yang diberikan ke PJS malah kebalikannya: Dishub tidak akan menerapkan parkir zona dalam waktu dekat," jelasnya.
"Kami jadi semakin bertanya-tanya, mengapa ada informasi yang kontradiksi semacam ini. Kami justru mengajak Dishub untuk terbuka dan mau berkomunikasi baik dengan kami," sambung Izul.
Dalam aksinya itu, PJS juga menyinggung mekanisme setoran parkir tepi jalan umum (TJU) yang setiap hari dilakukan jukir ke petugas Dishub. Selama ini, PJS dituding sebagai alasan kebocoran parkir.
Sebaliknya, masih kata Izul, mereka (Dishub) justru menuduh sistem setoran retribusi yang dilakukan setiap hari ke Dishub bermasalah.
"Baru bulan ini, tepatnya setelah ramai operasi tangkap tangan pungutan liar (Pungli) menjadi sorotan media, kami baru mendapatkan tanda bukti penerimaan setoran," tuturnya.
Izul mengaku, selama ini, sebelum ramai adanya penangkapan pelaku pungli, tidak pernah ada tanda bukti setoran parkir. "Padahal uang yang kami setorkan bukan uang receh, melainkan ratusan ribu," ucapnya.
Para pendemo juga mengungkap rasa herannya ketika Dishub menyampaikan bahwa tiap tahun, penyampaian target retribusi parkir TJU tidak terpenuhi.
"Padahal setoran yang kami lakukan tergolong besar. Satu titik misalnya, di parkir Taman Bungkul, per hari setoran yang diserahkan ke petugas Dishub bisa sampai Rp 850 ribu. Itu belum titik yang lain,"
Titik parkir yang ada di Kota Pahlawan ini, disebutkan Izul, ada sekitar 1.583 lokasi.
"Kami mengusulkan agar Dishub membentuk tim khusus yang menyelidiki setoran parkir. Ayo kita transparan jangan kami terus yang selalu dituduh sebagai sumber kobocoran parkir. Padahal sebaliknya, kami ini adalah pahlawan PAD," tegas Izul.
Menanggapi keluhan para jukir ini, anggota Komis A DPRD Surabaya, Siti Maryam mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa mengambil sikap. Namun, dewan berjanji akan segera menggelar hearing terkait masalah tersebut.
"Kalau masalah seperti ini kan gak bisa hanya mendengar keluhan dari PJS saja. Harus kita hearingkan. Dalam dua minggu ini akan kita hearingkan. Kita akan undang dari Dishub, dan juga pihak pihak yang berkepentingan," kata Politisi PDIP ini. (mdk/sho)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Karena saya melakukan parkir dengan QRIS ini untuk menaikkan pendapatan mereka (Jukir) secara jelas."
Baca SelengkapnyaJuru parkir nakal yang melakukan pemungutuan secara manual telah diamankan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan
Baca SelengkapnyaPemilik tanah biasanya akan merekrut seorang juru parkir untuk dipekerjakan dalam usahanya.
Baca Selengkapnyamengimbau kepada pengelola minimarket hingga fasilitas umum lainnya untuk mengurus izin perparkiran
Baca SelengkapnyaKeberadaan tukang parkir minimarket kini tengah menuai polemik
Baca SelengkapnyaJuru Parkir Liar di Mini Market Ditertibkan, Pemprov DKI Tawarkan Pekerjaan Ini sebagai Pengganti
Baca SelengkapnyaIni yang Dilakukan Dishub DKI Bila Temukan Ormas Bekingi Juru Parkir Liar
Baca SelengkapnyaOjol berencana menggelar unjuk rasa pada hari ini soal pemotongan tarif yang dianggap membebankan mitra driver.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, penertiban jukir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya pihak lain yang terlibat.
Baca SelengkapnyaSetiap kendaraan yang sudah, belum, ataupun tidak lulus uji emisi akan terdeteksi di sepuluh lokasi parkir milik Pemprov DKI melalui pelat kendaraan.
Baca SelengkapnyaRencana mempekerjakan juru parkir liar itu disampaikan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi menyusul penertiban juru parkir liar yang bikin resah pembeli.
Baca SelengkapnyaHal itu menanggapi keluhan Kodir membuka jasa parkir motor untuk para pengguna kereta api yang naik dari Stasiun Cakung
Baca Selengkapnya