Dosen Unes ini ujian doktoral di Sungai Janglot, gua dan pantai
Merdeka.com - Deasylina da Ary, Dosen Seni jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Semarang (Unes) segera merampungkan program doktoralnya di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jawa Tengah, pada Sabtu (21/1).
Uniknya, rangkaian agenda ujian doktoral terbuka tersebut digelar di Sungai Janglot, terletak di Dusun Janglot, Desa Pelem Pringkuku, Gua Tabuhan di Desa Wareng, Kecamatan Punung dan berakhir di tepi Pantai Srau, Desa Candi, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Dengan mengusung tajuk 'Pacitanian Education of Arts' atau model pendidikan seni berbasis lingkungan, Lina, sapaan akrab Deasylina da Ary mengatakan, isi dari karya doktoralnya ini adalah pelaksanaan pendidikan yang menimbulkan rasa ketertarikan terhadap teknologi dan memahami lingkungan Pacitan.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di danau? Ilmuwan NOAA, Steve Ruberg mengatakan penjelajahan pertama mengungkap sekitar 40 'lingkaran kecil sempurna' berisi udang dan satwa laut lainnya sedang melakukan aktivitas mereka dalam kegelapan di sana.
-
Apa topik pengajian ? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
-
Kenapa Prof. Leni menekankan pengembangan Geodesi Fisis di Indonesia? Dalam pidatonya, Leni juga menekankan perlunya inovasi, integrasi, serta kolaborasi dari semua pengampu kepentingan dalam mengembangkan geoid di Indonesia. Pengembangan geoid yang dimaksud adalah teliti, seamless, konsisten, dan terkini sesuai dengan kondisi geodinamika Indonesia.
-
Bagaimana cara peneliti meneliti Gunung Padang? Dengan menggunakan berbagai teknik termasuk electrical resistivity tomography (ERT), ground-penetrating radar (GPR), dan seismic tomography (ST), para peneliti mampu membuat gambaran fitur internal bukit serta kronologi konstruksinya.
-
Siapa yang mengajarkan manusia ilmu pengetahuan? Sebagaimana yang ditulis dalam surah Al Alaq, semua ilmu pengetahuan datangnya dari Allah SWT.
-
Siapa yang meneliti Danau Poso? Seorang peneliti bernama Kurniawan Bandjolu sudah melakukan penelitian di kawasan Danau Poso sejak tahun 2019.
"Hasilnya adalah teknologi yang membawa kebaruan di Pacitan, jika secara sadar dimasukkan ke dalam pendidikan seni akan memperkaya imajinasi anak. Sehingga input imajinasi anak langsung dari lingkungan hidupnya," kata Lina, Sabtu (21/1).
Menurut Lina, karya seni 'Pacitanian' adalah sebuah persilangan antara seni, pendidikan dan ilmu pengetahuan.
"Karya ini mengangkat potensi yang dimiliki Pacitan, bukan hanya potensi keindahan alamnya. Namun, juga potensi prasejarah yang dimilikinya dalam bentuk sebuah karya seni pertunjukan," ujarnya.
Lebih lanjut, Lina yang belajar menari sejak usia lima tahun ini mengatakan, karya seni 'Pacitanian' dengan materi latihan ketubuhan di lingkungan alam Pacitan ini dapat menyeimbangkan input emosional anak.
"Emosional ini hadir dari cerita mitos dengan input intelektualitas yang hadir dari data dan fakta tentang sejarah manusia purba. Serta kepekaan ketubuhan yang berelasi dengan lingkungan alam Pacitan," ujarnya.
Lina menjelaskan, kondisi alam di Pacitan yang lebih spesifik dengan goa, sungai dan pantai dapat memberikan tantangan kepada anak-anak untuk meningkatkan kemampuan dan 'sensibilitas motoriknya' secara maksimal.
"Batuan licin dan arus sungai yang deras dan ombak yang kuat melatih tubuh anak, sehingga gerakan ini dapat mempengaruhi pembentukan syaraf otak anak," bebernya.
Dalam agenda ujian doktoral tersebut, Lina menyatakan akan digelar di tiga tempat berbeda selama satu hari, yaitu di Sungai Janglot di Dusun Janglot, Desa Pelem Pringkuku, Gua Tabuhan di Desa Wareng Kecamatan Punung dan berakhir di Pantai Srau sekaligus pertunjukan seni 'Pacitanian' tersebut.
"Di Sungai Janglot, latihan ketubuhan anak-anak mengeksplorasi lingkungan untuk melatih kemampuan motorik, di Gua Tabuhan, gundukan batu," ujarnya.
Lina menjelaskan, adanya bunyi stalaktit hingga ruangan goa yang gelap dan dingin sebagai arena permainan yang memberikan rangsangan imajinasi kepada anak-anak tentang aktivitas pembagian ruang manusia prasejarah.
"Kemudian yang terakhir, di Pantai Srau, anak dapat menikmati perbedaan cakrawala langit di kala sunset dan sunrise dalam sehari sekaligus. Serta berbagai permainan dilakoni dalam kegembiraan suasana api unggun," terangnya.
Deasylina da Ary ©2017 Merdeka.comDalam setiap sesi tersebut, Lina yang juga alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini menambahkan, anak-anak yang merupakan anak usia Sekolah Dasar (SD) akan menampilkan berbagai pertunjukan seni yang diolah secara apik oleh Lina yang juga sebagai seorang koreografer dan penari tersebut.
"Berbagai pertunjukan tersebut diantaranya eksplorasi sungai, permainan kodok, permainan suara saut-menyaut, permainan sriti, permainan keong, kemudian perayaan sunset, bebakaran ikan dan diakhiri dengan api unggun serta ujian terbuka di tepi Pantai Srau," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perpaduan antara geologi dan sejarah seni mengidentifikasi kemungkinan latar belakang lukisan paling terkenal di dunia tersebut.
Baca SelengkapnyaGua ini telah menjadi subjek penelitian sejak abad ke-18.
Baca SelengkapnyaCara unik dilakukan Dosen di Fakultas Ilmu Budaya UGM dengan wajibkan Mahasiswa presentasi pakai Bahasa Daerah.
Baca SelengkapnyaLukisan gua atau gambar cadas yang terdiri atas sejumlah gambar ilustrasi orang, anoa, dan babi.
Baca SelengkapnyaPendidikan kedokteran FIKKIA Unair Banyuwangi akan dilaksanakan di Banyuwangi dengan masa studi 4 tahun.
Baca SelengkapnyaMoU ini adalah langkah yang signifikan dalam menghadirkan perubahan positif dalam dunia pendidikan dan teknologi
Baca SelengkapnyaKawasan Sarinah jadi tempat diskusi para mahasiswa IKJ untuk menuangkan karya kreatifnya.
Baca SelengkapnyaAlih-alih menerima tawaran kerja, wanita itu justru pilih kembali ke kampung halaman.
Baca SelengkapnyaPersiapan pembukaan program studi kedokteran Universitas Airlangga (Unair) di kampus Banyuwangi terus dilakukan.
Baca SelengkapnyaKarya yang ditampilkan pada pameran ini beragam mulai dari photobooks, stage photography, dan film dokumenter pendek.
Baca Selengkapnya